. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 16 Desember 2020

WamenLHK Alue Dohong Kunker ke NTT, Sejumlah Objek Wisata Ini Ikut Terekspos


Sejumlah objek wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT), ikut terekspos ketika Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (WamenLHK) Alue Dohong melakukan beragam aktivitas dalam rangkaian kunjungan kerja (kunker)-nya

Objek-objek wisata yang ikut terdongkrak namanya antara lain Taman Wisata Alam Laut (TWAL) 17 Pulau, Gunung Inerie, dan hutan bambu Turetego Mataloko.

TWAL 17 Pulau ikut terpampang namanya lantaran Alue Dohong melakukan inspeksi dengan menggunakan Kapal Badak Laut KLHK pada hari ini, Rabu (16/12/2020) atau hari kedua kunkernya di NTT.

Tinjauannya ke TWAL yang secara administratif berada di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada ini didampingi anggota Komisi IV DPRRI Yulie Laiskodat, Bupati Ngada serta jajaran KLHK antara lain Ka BLI, Sesditjen KSDAE, TAM, dan UPT KLHK NTT.

TWAL 17 Pulau merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Pulau Flores.

Kawasan konservasi yang berluas 7.303,16 Ha ini dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, dengan status Penunjukkan Kolektif yang memperlihatkan pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: No. SK.3911/Menhut-VII/KUH/2014, tanggal 14 Mei 2014, tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kawasan TWAL ini didominasi wilayah konservasi perairan dengan keanekaragaman hayati yang sangat melimpah berupa ekosistem laut, ekosistem mangrove, dan juga merupakan salah satu habitat biawak komodo (Varanus komodoensis).

TWAL ini telah dibagi menjadi 5 blok pengelolaan yaitu Blok Perlindungan seluas 352,14 ha (4 , 82%), Blok Perlindungan Bahari 164,07 ha (2,25%), Blok Pemanfaatan 1.191,74 ha (16,32%), Blok Khusus 39,86 ha (0,55%), dan Blok Tradisional seluas 5.555,35 ha (76,07%). 

Pembagian 5 blok tersebut dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya untuk pengembangan dan pemanfaatan secara lestari agar mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat di sekitarnya.


Gunung Inerie juga tersingkap pesonanya gara-gara Alue Dohong sebelum melakukan pemeriksaan ke TWAL 17 Pulau, sempat ngopi pagi (morning coffee) dengan latar belakang gunung aktif tersebut.

Inerie merupakan gunung api stratovolcano (berbentuk kerucut) dengan ketinggian 2.245 Mdpl. Lokasinya terletak sekitar 15 Km di bagian Selatan dari pusat Kota Bajawa, Pulau Flores, tepatnya di Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.

Ada beberapa tempat terbaik untuk menikmati panoramanya dengan jelas bak piramida lancip, di antaranya dari Aimere dan Penginapan Manulalu.

Wisata pendakian ke puncaknya, diperlukan waktu sekitar 3 - 5 jam dari Desa Watumeze yang menjadi titik awal pendakian.

Biasanya para pendaki memulai pendakian dini hari supaya  bisa mengabadikan sunrise di puncaknya.

Gunung ini ramai didaki pada musim kemarau sekitar Juni hingga Agustus.


Sementara itu hutan bambu Turetego Mataloko, terungkap daya tariknya setelah WamenLHK Alue Dohong melakukan perjalanan udara dari Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo ke Bajawa Soa, Kabupaten Ngada kemudian langsung overland atau perjalanan darat menuju hutan bambu tersebut pada hari Selasa (15/12/2020) atau hari pertama kunkernya di NTT.

Di sana, Alue Dohong bersama Anggota Komisi IV DPR RI Yulie Sutrisno Laiskodat dan dìdampingi Ka BLI, Sesditjen KSDAE, TAM Rehab dan Pembibitan, UPT KLHK Prov NTT serta  Yayasan Bambu Lestari melakukan pertemuan dengan Pemkab Ngada antara lain Bupati, Wakil Ketua DPRD, Forkompinda, dan SKPD terkait serta warga pembudidaya bambu, dan Pimpinan Yayasan Bambu Lestari.

Ngada sejak dulu berpredikat kabupaten sejuta bambu. Soalnya di sana hutan bambu yang tumbuh secara alamiah banyak terdapat di sisi kiri dan kanan jalan.

Di sejumlah kampung pun masih banyak rumah penduduk yang terbuat dari bambu antara lain di Desa Dada Wea, Kecamatan Golewa Tengah; Desa Wawo Wae, Kecamatan Bajawa; dan beberapa desa lainnya.

Bambu bagi warga Ngada ber-multifungsi. Selain untuk atap rumah, dinding, dan bale-bale, juga untuk kandang babi, kambing, sapi, kerbau atau unggas. Bambu juga bahan untuk membuat rak buku, lemari, dan perkakas rumah tangga.

Sebagian besar pohon bambu di Ngada merupakan hasil budidaya penduduk setempat dari zaman dulu. Namun sebagian lainnya bertumbuh secara alamiah di kawasan hutan.

Setelah itu Alue Dohong beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju pabrik pengolahan bambu CV. Indobamboo yang berada di Kecamatan Maumbawa, Kabupaten Nagekeo.


Sehari sebelum ke NTT, WamenLHK Alue Dohong terlebih dulu melakukan kunker ke Bali pada hari Senin (14/12/2020).

Di Pulau Dewata, orang nomor dua di KLHK ini memberikan sambutan pembukaan atau opening remark bersama Menteri Koperasi & UMKM Teten Masduki yang hadir secara virtual dalam acara Bamboo High Level Meeting “Strategi Nasional Bambu Bambu Rakyat” di Sharma Springs House, Badung. 

Kegiatan meeting tersebut diikuti oleh Kementerian Kop & UMKM, Kementerian PUPERA, Perwakilan Provinsi Bali, Perwakilan Provinsi NTT, Bupati Nagakeo, Pemkab Ngada NTT, Yayasan Bambu Lestari, dan UPT KLHK Balinusra.

Setelah itu Alue Dohong mengunjungi  Pabrik Pengolahan Bambu Elora Hardy dan menyaksikan MoU antara Dekan Fakultas Kehutanan IPB dengan Yayasan Bambu Lestari.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.alue dohong

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP