. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 22 Desember 2020

Parekraf Mau Lebih Maju dan Bermutu? Sederet Input dan Upaya ini Harus Diindahkan Bang Sandi


Sandiaga Salahuddin Uno bakal dilantik  sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) baru oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/12/2020).

Seperti biasa, sejak dulu setiap ada menteri baru yang memimpin kementerian kepariwisataan, TravelPlus Indonesia selalu meminta tanggapan dan harapan sejumlah narasumber (narsum) terkait tentang sepak terjang yang harus dilakukan menteri tersebut.

Sejumlah narsum yang TravelPlus kali ini tanyakan bervariasi. Namun untuk tulisan ini, ada 3 narsum yakni  wartawan pariwisata senior, pebisnis yang juga mantan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri pada masa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan PATA Indonesia Chapter.

Arifin Hutabarat, salah satu wartawan pariwisata senior yang masih setia meliput, menulis dan lainnya, berpendapat tak ringan dan makin kompleks yang akan dihadapi Menparekraf baru.

"Tapi yang utama bisa diharapkan sesuai latarbelakang Bang Sandi (sapaan akrab Sandiaga Salahuddin Uno_red) ialah kemampuannya mempertemukan dalam arti mensinergikan pemerintah dengan pelaku The Travel Trade atau industri pariwisata yaitu 3A atau  Aksesibilitas, Amenitas/Akomodasi, dan Atraksi," terangnya.


Menurut Arifin selama ini sinergitas keduanya masih kental formalitas dan kurang sekali real business approach.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah langsung memimpin sebagai top of the top executive pembangunan dan pengembangan pariwisata, menciptakan kebijakan nasional seperti infrastruktur, 10 destinasi prioritas, dan 5 destinasi super prioritas, mengatasi akar masalah krisis pandemi Covid-19 yaitu vaksin.

"Nah, Menparekraf baru harus bisa menerjemahkan dan mendukung dengan strategi nasional yang tepat dan tanpa ragu, misal menjawab pilihan apakah Indonesia perlu mengubah paradigma pariwisata dengan mendahulukan pembangunan pengembangan pariwisata domestik ketimbang pariwisata internasional?" jelasnya.

Pandemi Covid-19 telah dan akan men-disrupsi terus dengan unceertenties yang sungguh kompleks di bisnis internasional. "Jadi mengapa harus mengharapkan terus pada kunjungan wisman...?" sambungnya.

Berikutnya, membangun tata niaga yang produktif pariwisata domestik, berarti 100% kebijakan pengaturannya ada di dalam negeri dalam kontrol pemerintah sendiri. Sebaliknya mengharapkan pariwisata inbound dari luar negeri lebih 50% kebijakan dan peraturan bergantung pada luar negri atau beyond our control.

"Lewat Bang Sandi sebagai Menparekraf baru, kini kita letakkan harapan kemampuannya mensinergikan kebijakan Nasional dan kemampuan APBN dengan kreativitas bisnis dan semangat para pengusaha Indonesia. Presiden Jokowi pun berlatarbelakang pengusaha atau enterpreneur. Semoga semakin klop dan semakin kuat..," tandas Arifin.


Sementara itu, pebisnis yang juga mantan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri pada masa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, M. Faried Moertolo menjelaskan produk pariwisata itu kewenangan/ otoritasnya dimiliki oleh Kementerian/Lembaga (K/L) lain (diluar Kemparekraf_red).

"Kalau dipersentase kira-kira 95%. Berarti kewenangan Kemenparekraf hanya kurang dari 5 % yaitu hanya aspek pemasaran dan promosi indonesia sebagai destinasi, Selebihnya kewenangan dalam bentuk kebijakan/peraturan yang dimaksudkan untuk menciptakan iklim pengembangan/bisnis yang baik sehingga Indonesia memiliki daya saing yang berkualitas," jelasnya.

Menurut Faried semua daerah/negara punya potensi dan  daya tarik wisata, sehingga persaingan menjadi keniscayaan baik skala antar-lokal, antar-Kabupaten/Kota, antar-provinsi, maupun antar-negara. Persaingannya ketat dan luar biasa.

Dahulu kala era Orba ada DEPPARNAS (Dewan Pengembangan Pariwisata Nasional) yang ketuanya dijabat oleh Menko.

Lalu ada BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata Nasional) yang merupakan wadah bisnis Asosiasi Pariwisata). Sekarang perannya digantikan GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), namun menurut Faried melempem dan nyaris tak berfungsi.

'Semoga saja Bang Sandi bisa kelola Kemenparekraf yang berciri 95 % produknya menjadi otoritas K/L lain  karakter," jelas Faried.


Lain lagi dengan President/CEO PATA Indonesia Chapter Poernomo Siswo Prasetjo. Sebelum mengungkapkan pendapatnya, dia terlebih dulu mengucapkan selamat atas penugasan Bang Sandi sebagai Menparekraf baru.

"Kami yakin dengan pengalaman dan network serta mau mendengar, Bang Sandi dapat berkolaborasi dengan stakeholder pariwisata untuk menguatkan destinasi-destinasi pariwisata Indonesia dalam menghadapi pandemi ini," ungkap Poernomo.

Pendapat sejumlah narsum lain seperti dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA), Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar), dan Professional Conference Organizer (PCO), akan TravelPlus suguhan dalam tulisan edisi berikutnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.arifin, faried & poernomo



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP