. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 26 Desember 2020

Biar BPW Bisa Kembali Usaha, ASITA 1971 Minta Kemenparekraf Segera Berikan Dana Hibah


Dampak pandemi Covid-19 tahun ini luar biasa terutama bagi sektor pariwisata. Sejumlah pelaku usaha wisata sudah banyak yang runtuh. Sementara yang masih bertahan, kondisinya juga semakin sulit. Suntikan dana dari pemerintah pusat (Kemenparekraf) sangat dibutuhkan dan harus segera diberikan.

Hal itu disampaikan I Ketut Ardana selaku Penasehat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) 1971 Bali, ketika menjawab pertanyaan TravelPlus Indonesia perihal kondisi travel agent atau biro perjalanan wisata (BPW) saat ini di Bali khususnya dan harapannya buat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (Bang Sandi) baru-baru ini.

"Banyak usaha BPW, destinasi wisata, transportasi wisata kondisinya sudah sangat sulit, dan banyak yang sudah collapsed," ungkap I Ketut Ardana yang di DPP ASITA 1971 juga sebagai  koordinator untuk market ASEAN.

Guna menggairahkan usaha, pihaknya meminta pemerintah pusat dalam hal ini Kemenparekraf yang dipimpin Bang Sandi memikirkan dengan serius serta membuat keputusan dan tindakan cepat untuk memberikan dana hibah dan talangan.

"Tuntutan industri, dana hibah dan dana talangan ini untuk memulai kembali usaha para pelaku usaha, terutama BPW," terang yang masih I Ketut Ardana yang masih menjadi Ketua Komite Bali and Beyond Travel Fair (BBTF).

Pihaknya menilai Bang Sandi pasti banyak paham soal pariwisata mengingat memiliki berbagai pengalaman baik sebagai Wagub, Ketua HIPMI, dan pengusaha sukses.

Menurut hematnya yang perlu dilakukan Bang Sandi untuk kebangkitan pariwisata pasca-pandemi antara lain mengumpulkan kepala daerah di destinasi unggulan seperti Bali, Lombok NTB, NTT, Jogya ditambah stakeholder dalam hal ini berbagai assosiasi kepariwisataan, serta para tokoh dan senior pelaku pariwisata sukses di seluruh Indonesia.

"Ajak mereka bicara untuk membahas langkah dan strategi membangun dan memajukan Pariwisata Indonesia pasca-pandemi. Dan ini harus segera dilakukan atau menjadi top priority," pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, Ketua Umum ASITA 19 71 untuk periode 2020-2024 adalah Artha Hanif berdasarkan Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 26 Oktober 2020 di Serpong, Tangerang, Banten.

Ketika itu Artha Hanif mengalahkan tiga kandidat calon Ketua Umum ASITA (71) lainnya, yaitu I Putu Winastra, Ophan Lamara, dan Ben Sukma Harahap dengan total perolehan 148 suara dari total 193 suara sah yang digelar baik offline maupun online.

Sementara itu I Putu Winastra terpilih memimpin ASITA 1971 Bali. Pemilik travel agent KBA Tour yang sebelumnya Sekretaris DPD Asita Bali (2017-2021) dengan Ketua I Ketut Ardana ini, didapuk sebagai Ketua DPD Asita 1971 dalam Musda XIV yang berlangsung di Hotel Hilton, Nusa Dua Kecamatan Kuta Selatan Badung, Rabu (16/12).

Ada tiga hal yang menjadi prioritas Artha Hanif dan jajaran kepengurusan organisasi ASITA 1971 yaitu, pembenahan internal organisasi kepengurusan ASITA 1971; membangun potensi sinergis antar-anggota seluruh daerah dari Aceh hingga Papua; dan bertemu dengan Menparekraf usai terbentuknya formatur kepengurusan.

Dalam kepengurusan baru ini ASITA 1971 meminta alokasi anggaran dengan porsi yang pantas kepada Kemenparekraf untuk BPW agar bisa merasakan manfaat yang cukup di saat pandemi ini.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.i ketut ardana


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP