Umbul Ponggok Kembali Dibuka, Kini Mengedepankan Kualitas daripada Kuantitas
Setelah hampir 8,5 bulan tutup karena pandemi Covid-19, Umbul Ponggok kembali dibuka bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
"Ya benar sejak 16 Maret 2020 atau hampir 8,5 bulan kami (Umbul Ponggok_red) tutup untuk mencegah penyebaran Covid-19, dan mulai hari ini 28 Oktober 2020 pas spesial moment peringatan Sumpah Pemuda, dibuka kembali dengan menerapkan protokoler kesehatan Covid-19," ungkap Joko, Rabu (28/10/2020).
Akibat penutupan selama itu, pihak pengelola objek wisata andalan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini mengalami kerugian besar, bahkan sempat merumahkan sementara 30 karyawan di tempat wisata. "Akhirnya lewat unit usaha Bumdes lainnya, mereka dimasukkan outsourcing di PT. TIV (aqua)," terang Joko.
Protokol kesehatan di objek pionir wisata berfoto dalam air yang terletak di kawasan Jalan Delanggu-Polanharjo, Dusun Jeblongan, Ponggok, Kecamatan Polanharjo ini menerapkan 3M bagi karyawan maupun pengunjung.
"Sebelum masuk ke Umbul Ponggok satu per satu didata asal dan kondisi pengunjung. Selain itu sebelum dan sesudah dibuka, kami semprot dengan disinfektan," terang Joko.
Pihak pengelola juga menerapkan pembatasan pengunjung yang mandi dan berfoto di Umbul Ponggok dengan kuota maksimal 300 pengunjung per hari.
Bukan cuma itu, lama kunjungan pun dibatasi. "Maksimal 2 jam di lokasi biar nggak menumpuk. Jika lebih 2 Jam harus beli tiket kembali," tambah Joko.
Di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, jam operasi Umbul Ponggok buka setiap hari dari pukul 09.00 - 16.00 WIB dengan harga tiket masuk tidak berubah.
"Harga tiketnya masih Rp 15 ribu dan akhir tahun Rp 25 ribu per orang dengan mendapatkan produk UMKM Desa Ponggok dengan catatan, pengunjung nggak boleh bawa makanan dari luar," jelas Joko lagi.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan pengunjung di Umbul Ponggok pada masa AKB ini tentu saja berenang dan foto underwater.
Pilihan lain bersantai di kursi kayu klasik di sepanjang pinggiran umbul buat pengunjung yang tidak berenang.
"Sementara untuk walker dive belum dibuka," ungkap Joko seraya menambahkan pihaknya juga menyediakan loker penitipan barang.
Setelah reaktivasi, strategi pemasaran objek wisata yang terkenal dengan aneka spot selfie bawah air ini pun berubah.
"Untuk promosinya antara lain berkolaborasi dengan destinasi lokal di Klaten dan sekitarnya antara lain Jogja dan Solo," ungkapnya.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2019, Umbul Ponggok berhasil menjaring 324.530 pengunjung terutama wisnus dan meraup pendapatan sebesar Rp 15,9 Miliar.
Capaian itu didapat dari hasil penjualan tiket masuk ditambah penyewaan peralatan snorkeling, diving, bermacam properti photo underwater, kamera, walker, dan lainnya.
Angka pendapatan tersebut sebenarnya turun dibanding capaian pendapatan tahun sebelumnya.
Tahun 2018, Umbul Ponggok memperoleh capaian pendapatan Rp 16,4 M sekaligus angka tertinggi sejak tahun 2013. "Sepanjang 2018 jumlah pengunjungnya juga menjadi yang terbanyak, mencapai 542.000 wisnus dan 86 wisman terutama dari Malaysia," terang Joko lagi.
Tahun 2020 ini, pengelola objek wisata yang waktu tempuhnya cuma 20 menit dari bandara di Solo dan 1 jam dari bandara lama Jogja ini memasang target pendapatan tak tanggung-tanggung Rp 22 Miliar. Target itu jelas kandas lantaran diterjang badai pandemi.
Sebelum pandemi, Umbul Ponggok lama dibuai kuantitas. Kini, objek wisata super kreatif yang pernah viral dan ngehits hingga dikunjungi sejumlah selebriti ini sudah beroperasi kembali dengan wajah dan harapan baru yang lebih mengedepankan kualitas.
"Konsep kami sekarang lebih ke arah quality bukan quantity dengan tujuan supaya lebih bersih dari sampah, sekaligus mencegah penyebaran Covid-19," pungkas Joko.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok. joko winarno & @umbul_ponggok
0 komentar:
Posting Komentar