. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 20 September 2020

Jelang Hari Badak Sedunia 2020, Yuk Intip Profil Badak Jawa Sang Primadona TNUK


Menjelang Hari Badak Sedunia atau World Rhino Day (WRD) yang diperingati setiap tanggal 22 September, TravelPlus Indonesia menyajikan informasi jumlah Badak yang ada di Indonesia saat ini.

Badak yang dimiliki Indonesia ada dua jenis, yakni Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).

Untuk edisi ini, TravelPlus akan kupas Badak Jawa terlebih dulu.

Rumah terakhir Badak Jawa atau badak bercula satu kecil ini ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.

Kabarnya jumlah Badak Jawa di kawasan konservasi tersebut saat ini tak sampai 80 individu.

Menurut Kepala Balai TNUK Ir. Anggodo, MM sampai Agustus tahun ini jumlah Badak Jawa mencapai 74 individu.

"Ke-74 Badak Jawa itu terdiri atas 40 jantan dan 34 betina.Kalau dilihat secara komposisi umur terdiri atas 15 individu anak dan 59 individu usia remaja hingga dewasa," terangnya kepada TravelPlus, Minggu (20/9/2020) atau 2 hari menjelang WRD 2020.

Kata Anggodo pengunjung yang ingin melakukan pengambilan gambar video Badak Jawa di TNUK harus memiliki ijin khusus dengan mengurus  surat ijin masuk kawasan konservasi (simaksi) terlebih dulu.


"Untuk penelitian dan membawa kamera/video, wajib didampingi petugas Balai TNUK yg akan mengantar ke lokasi perjumpaan Badak Jawa," terangnya.

Pengunjung yang melakukan penelitian, peliputan atau ekspedisi, sambung Anggodo, harus membayar sesuai Peraturan Pemerintah (PP) 12 thn 2014 tentang tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Kehutanan.

"Untuk ekspedisi sesuai aturan PNBP tersebut WNI harus membayar Rp 10 juta sedangkan WNA Rp 20 juta per paket," jelasnya.

Simaksi tersebut bisa diurus di kantor Balai TNUK dengan dilengkapi persyaratannya seperti KTP, paspor (buat orang asing), surat permohonan institusi, dan proposal ekspedisi.

"Khusus kondisi saat ini, pengunjung yang akan melakukan penelitian, peliputan atau ekspedisi wajib mematuhi protokol kesehatan dilengkapi rapid test atau swab antigen," tambah Anggodo.

Wilayah jelajah Badak Jawa di TNUK, lanjut Anggodo berada d kawasan Semenanjung Ujung Kulon.

"Upaya konservasi kelak akan dibangun suaka konservasi Badak Jawa untuk pengembangbiakan di luar habitat alaminya," ungkapnya.

Terkait WRD, Anggodo mengatakan  Balai TNUK untuk tahun ini tidak mengadakan acara peringatan Hari Badak Sedunia tersebut.

"Tapi mitra-mitra kita yang memperingatinya antara lain Javan Rhino Expedition dalam bentuk webinar pas tanggal 22 September 2020," pungkasnya.


Sang Primadona
Kalau Komodo menjadi raja di Taman Nasional Komodo lantaran populasinya lumayan banyak di beberapa pulaunya  hingga mudah dilihat. Sebaliknya Badak Jawa, sang primadona TNUK, terbilang sulit dijumpai. Sepertinya perlu kiat tersendiri agar berhasil melacaknya, selain tentunya faktor keberuntungan.

Berdasarkan informasi yang TravelPlus kumpulkan dari petugas TNUK sewaktu terakhir kali berkunjung ke sana, Badak Jawa agak susah dilihat karena hidupnya cenderung soliter alias menyendiri, lebih sering keluar pada malam hari, dan ditambah daya jelajahnya luas mencapai 25 Km persegi.

Pakan utama Badak Jawa adalah tanaman. Ada sekitar 200 jenis tanaman Badak Jawa yang tumbuh di kawasan ini antara lain sulungkar, segel, teleksa, jinjing kulit, dan tepus.

“Semua tanaman itu mengandung obat-obatan, biasanya yang dimakan pucuk daun mudanya,” kata petugas tersebut ketika itu.

Kendati hewan herbivora, namun bobot Badak Jawa dewasa bisa mencapai 1,3 ton. Bahkan dulu pernah ditemukan fosil Badak Jawa raksasa, seberat 2,3 ton dengan panjang 3,1 meter dan tinggi 1,6 meter.


Badak Jawa termasuk binatang berusia lama karena bisa hidup antara 40 hingga 60 tahun, kendalanya perkembangbiakannya sangat lamban.

Beragam upaya konservasi Badak Jawa dilakukan di TNUK, di antaranya dengan melakukan perlindungan dan pengamanan kawasan melalui patroli rutin, monitoring, dan pembinaan habitat (Rhino Monitoring Unit/RMU), serta penanaman dan pemeliharaan pakan Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon.

Buat yang ingin melacak dan melihat Badak Jawa di habitatnya, selain seijin pihak TNUK, petugas tersebut menyarankan sebaiknya membentuk satu tim kecil yang terdiri dari dua orang pengunjung, seorang polhut, dan pemandu.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@tnujungkulon, @anggodoabi & adji 


 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP