Di TWA Gunung Papandayan Usai Nanjak Lanjut Berendam, Ah Sempurna
Dulu, setelah mendaki Gunung Papandayan biasanya para pendaki nyantai di warung-warung makan melepas lelah sejenak sebelum pulang. Nah, sekarang lebih dari itu, bisa berendam dan renang di kolam air panasnya. Ah.., lebih sempurna.
Rasa lelah usai treking ke sejumlah spot ternama di TWA ini maupun hiking ke puncak Gunung Papandayan, dijamin bakal berkurang, bahkan memberikan efek yang menyegarkan dan menenangkan serta bisa mengobati reumatik jika berendam di kolam renang air panasnya.
Soalnya air panas di 2 kolam renang buat orang dewasa dan anak-anak ini mengandung belerang.
Air panas bersuhu sekitar 30 dan 40 derajat celcius ini bersumber dari mata air panas yang keluar dari perut bumi, rekahan Gunung Papandayan yang dialirkan lewat pipa-pipa.
Kepada TravelPlus Indonesia, Dedi Rosadi pemandu wisata setempat menjelaskan pengunjung yang ingin berendam ataupun berenang di kolam air panas yang terletak sekitar 50 meter di belakang tempat parkir kendaraan ini harus membeli tiket terlebih dulu.
"Kalau weekday dewasa tiket kolam renang air panasnya Rp 20 ribu per orang, anak-anak Rp 15 ribu per orang. Sedangkan weekend untuk dewasa Rp 25 ribu dan anak-anak Rp 20 ribu per orang," terangnya, Selasa (15/9/2020).
Tiket kolam air panas tersebut, belum termasuk tiket masuk kawasan TWA Gunung Papandayan.
"Untuk tiket masuk kawasan TWA ini pada hari libur tanpa camping Rp 30.000 per WNI atau wisnus. Kalau plus camping Rp 65.000 per orang per malam. Sedangkan hari biasa Rp 20.000 per wisnus," terang Dedi, pemilik Dedy's Tour yang berkontak WA 081999686257.
Buat pengunjung yang butuh paket wisata ke TWA Gunung Papandayan, sambung Dedi, pihaknya menyediakan beberapa pilihan Papandayan Tour Package antara lain camping tour, sunrise tour, tracking tour baik short maupun long track tour.
Selain itu ada paket Papandayan 1D Tour harga Rp 100 ribu per pax untuk hari biasa dan Rp 115 ribu per pax untuk akhir pekan.
"Harga paket one day tour itu sudah termasuk tiket masuk kawasan TWA Gunung Papandayan, tiket kolam renang air panas, pemandu lokal HPI, tiket bus, makan 1 kali, dan coffee break/welcome drink. Tapi belum termasuk pengeluaran pribadi pengunjung saat tour, obat-obatan pribadi, dan tip pemandu," ungkap Dedi.
Kata pemuda asli Cisurupan ini, pengunjung yang ingin berwisata ke TWA Papandayan di era pandemi Covid-19 atau tatanan kebiasaan baru ini wajib mematuhi protokol kesehatan antara lain cek suhu di pintu masuk TWA Gunung Papandayan, wajib pakai masker, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, jaga jarak, dan jumlah personil maksimum untuk satu grup sebanyak 10 orang.
"Khusus pengunjung yang mau ngecamp, camping atau tidur di Papandayan harus membawa surat keterangan sehat. Jangan lupa juga bawa jaket atau sweater tebal," pesannya.
Kalau lapar dan haus usai berendam dan renang di kolam air panas, lanjut Dedi, tinggal mampir ke Warung Bu Dewi, salah satu warung makan di kawasan TWA Gunung Papandayan.
Di sana, bisa pesan nasi liwet, nasi goreng, nasi putih dengan beragam lauk, mie rebus/goreng, atau sekadar minum Kopi Papandayan atau minum minuman herbal Bandrek Papandayan yang bikin badan hangat dan sehat.
"Pulangnya, jangan lupa beli Bandrek Papandayan dalam kemasan box berisi 10 sachet buat oleh-oleh. Harganya cuma Rp 70 ribu per box," pungkas Dedi.
TravelPlus menilai keberadaan kolam renang air panas dan fasilitas akomodasi cottage, jelas menambah daya pikat TWA Gunung Papandayan.
Sebelumnya daya tarik utama Gunung Papandayan yang berketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini adalah pesona kawah-kawah aktifnya.
Ada beberapa kawah di gunung ini yakni Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk yang rajin mengeluarkan uap dan bau khas belerang.
Di samping itu sejumlah spot alam yang eksotik seperti Pondok Salada, Tegal Alun, dan Dead Forest alias Hutan Mati. Ditambah variasi topografinya, selain berbukit curam juga terdapat tebing-tebing batu yang terjal.
Berada sekitar 70 Km sebelah Tenggara Kota Bandung ini, TWA Gunung Papandayan yang terletak di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, termasuk salah satu gunung yang ramai dikunjungi pendaki dan pengunjung biasa, baik dari dalam maupun luar negeri, terutama dari kawasan Eropa dan Amerika sebelum pandemi Covid-19.
Naskah: Adji TravelPlus IG: @adjitropis
Foto: dok.dedi
0 komentar:
Posting Komentar