"Namaku Damar, Aku Penghuni Baru TWA Buluh Cina"
Hai #sobathijau, #sobattravelplus & #sobatkonservasi dimanapun berada, salam #prokonservasi ya.. Kenalin, aku Damar. Bayi Gajah Sumatera yang imut dan pastinya bakal bikin gemas kamu hehehe..
Jelas dari namaku, aku ini laki-laki, eh tepatnya jantan. Aku lahir di Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina pada Jum'at Kliwon, 3 Juli 2020 sekitar pukul 05.00 WIB.
Ibuku bernama Ngatini, ayahku Robin. Keduanya merupakan gajah binaan TWA Buluh Cina.
Eits.., jangan keliru ya, TWA yang menjadi rumahku ini bukan di China lho tapi di Indonesia, tepatnya di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Waktu dilahirkan, beratku sekitar 50 Kg dalam kondisi sehat dan langsung menyusu pada ibuku yang kini berusia 22 tahun.
Mau tahu ga, siapa yang memberi namaku "Damar" dan apa artinya?
Sudah tentu yang memberi namaku "Damar" bukan kedua orangtuaku, melainkan Gubernur Riau, bapak Syamsuar.
Kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, bapak Suharyono saat meninjau mengecek kesehatanku di lokasi, didampingi drh. Rini Deswita dan drh. Danang, nama tersebut diambil dari nama jenis pohon (Meranti) yang bisa juga bermakna pelita.
Menurut bapak Suharyono dengan lahirnya aku, membuktikan kalau TWA Buluh Cina sebagai salah satu kawasan konservasi di Riau, masih cukup kondusif untuk mendukung kehidupan dan kelestarian satwa liar yang dilindungi.
Keberadaanku sebagai penghuni baru TWA ini, lanjut beliau, sekaligus menjadi pertanda keseriusan semua pemangku kepentingan dalam melestarikan Gajah Sumatera di bumi Melayu.
Beliau pun berharap keberadaanku dapat menambah daya tarik TWA Buluh Cina pada era normal baru sehingga wisatawan semakin banyak yang bertandang, terutama melihat aku. Sori aku jadi ge'er hehehe...
Aneka Fauna, Flora & 7 Danau
Aku sekalian mau kasih tahu nih, kalau di situs www.bbksdariau.id juga diterangkan kalau tipe ekosistem hutan TWA Buluh Cina itu di dominasi hutan dataran rendah dan rawa air tawar.
Selain aku dan gajah-gajah Sumatera lainnya, TWA ini juga jadi tempat tinggal bagi Musang, Lutung, Ular Phyton, Ular Sanca kembang, Biawak, Patin tapa, Motan, Gabus/toman, Bujur/gabus, Betutu, Belida, Baung, Kalui, Slais, Panatu, Titan/belut, dan Barau-barau. Sedangkan floranya antara lain rengas, simpur, balanti, kandis, bongkal, sigadabu, dan jambu-jambu.
Selain potensi flora dan fauna, TWA Buluh Cina punya potensi pemandangan alam tujuh danau yang indah dan menarik lho.
Ketujuh danau tersebut adalah Danau Tanjung Balam, Bunte, Tuok Tonga, Tanjung Putus, Baru, Pinang Dalam, dan Danau Pinang Luar.
Di sana, kamu bisa melakukan bermacam aktivitas wisata yang menyenangkan.
Kalau kamu mau datang ke TWA Buluh Cina melihat aku, gampang koq aksesnya.
Dari Bandara Sutan Syarif Qasim II naik transportasi darat menuju Desa Buluh Cina dengan jarak tempuh ± 20 km dan waktu tempuh ± 40 menit, dilanjutkan dengan menyeberangi Sungai Kampar menggunakan ponton.
Jadwal penyeberangan ponton setiap hari pukul 05.00 WIB - 22.00 WIB.
Dari tempat penyeberangan, TWA Buluh Cina dapat dicapai dengan berjalan kaki ± 1 km ke kantor Resort Buluh Cina sekaligus gerbang masuk kawasan TWA Buluh Cina.
Berkunjung ke TWA Buluh Cina saat new normal, jangan lupa ya patuhi protokol kesehatan dan tetap ramah lingkungan atau pro konservasi.
Simple koq cuma bawa dan pakai masker, cuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan, dan jaga jarak alias tidak terlalu berkerumun serta jaga kelestarian alam.
Oiya, aku mau ucapin terimakasih buat kedua orangtuaku, bapak Suharyono, drh. Rini Deswita, drh. Danang, dan tentunya Gubernur Riau bapak Syamsuar yang telah memberikan namaku dengan nama yang keren "Damar".
Tak lupa aku juga mau mengucapkan terimakasih buat para Mahout atau pawang gajah dan semua petugas yang bekerja di TWA Buluh Cina.
Nah, khusus buat kamu semua yang tinggal di dalam maupun di luar Kabupaten Kampar atau bahkan di luar Riau, silakan datang ke TWA Buluh Cina di tatanan kebiasaan baru. Nikmati pesona alamnya dan lihat aku juga ya. Aku tunggu lho...
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@bbksda_riau
0 komentar:
Posting Komentar