Aktris dan Aktor Ternama Ini Ramaikan Sandiwara Sastra Via Podcast
Sederet aktris dan aktor ternama Tanah Air dipastikan akan mermaikan perhelatan seni bertajuk Sandiwara Sastra lewat media kekinian podcast.
Kalangan aktris yang akan mengajak pendengarnya mengembara mengikuti alunan suara dan masuk pada cerita melalui peran yang dimainkan, ada Christine Hakim, Maudy Koesnaedi, Happy Salma, Marsha Timothy, Atiqah Hasiholan, Lulu Tobing, Adinia Wirasti, Chelsea Islan, Pevita Pearce, Tara Basro, Widi Mulia, Eva Celia, Asmara Abigail, dan presenter tersohor Najwa Shihab.
Sementara para aktornya yang terlibat mulai senior sampai milenial, antara lain Mathias Muchus, Arswendy Bening Swara, Lukman Sardi, Reza Rahadian, Nicholas Saputra, Vino G. Bastian, Oka Antara, Rio Dewanto, Chicco Jerikho, Ario Bayu, Nino Kayam, Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol, dan Kevin Ardilova.
Sandiwara Sastra yang diproduseri oleh aktris film dan teater Happy Salma dan produser film Yulia Evina Bhara ini merupakan produksi sinergi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Yayasan Titimangsa, dan KawanKawan Media.
Menurut sutradara teater, aktor film, dan pendiri Teater Garasi, Gunawan Maryanto selaku sang sutradara, Sandiwara Sastra akan dilengkapi dengan tata musik dan suara yang akan membuat alih wahana karya sastra semakin dapat dipahami maknanya.
Sebagai tahap pertama dari seri Sandiwara Sastra, 10 karya sastra yang dapat dinikmati masyarakat adalah adaptasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Helen dan Sukanta (Pidi Baiq), Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana), Orang-Orang Oetimu (Felix K. Nesi), dan novel Lalita karya Ayu Utami.
Selain itu juga adaptasi dari cerita pendek (cerpen) Berita dari Kebayoran karya Promoedya Ananta Toer, Seribu Kunang-kunang di Manhattan (Umar Kayam), Kemerdekaan (Putu Wijaya), Menunggu Herman (Dee Lestari), dan cerpen Persekot karya Eka Kurniawan.
Alih wahana sastra ke dalam bentuk sandiwara audio siniar ini dapat disimak mulai 8 Juli 2020 pukul 17.00 WIB melalui podcast audio @budayakita di media digital spotify.
Masing-masing episode sandiwara audio berdurasi 30 menit ini juga akan disiarkan melalui Radio Republik Indonesia (RRI) agar dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam video sambutannya pada konferensi pers virtual peluncuran siniar Sandiwara Sastra di Jakarta, Senin (6/7) mengatakan Sandiwara Sastra ini sebagai bentuk inovasi dan bagian dari program Belajar dari Rumah di masa pandemi Covid-19.
"Alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam medium audio ini ditujukan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya-karya sastra Indonesia," jelasnya sebagaimana dikutip Waspada.id hari ini.
Kata Nadiem, sastra pada hakikatnya tercipta dari situasi dan pergulatan diri. "Pengalaman, pengamatan, serta pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah dalam karya sastra merupakan bentuk penguatan karakter.
Itulah sebabnya mengapa sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa," terangnya.
Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, lanjutnya, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan.
"Seperti sekarang ini, pandemi memberi waktu bagi kita memetik makna dan belajar menjadi manusia kuat yang mampu menyosong masa depan," tambahnya.
Sandiwara Sastra, sambungnya bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi.
"Lebih dari itu, ini adalah jalan untuk mengangkat literasi," ungkap Nadiem seraya mengajak seluruh pelajar dan mahasiswa kembali menghidupkan dan mengenal karya sastra terbaik Indonesia melalui Sandiwara Sastra.
Cinta Sastra Indonesia
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menambahkan berbagai inisiatif telah diselenggarakan Kemendikbud untuk pengembangan sastra.
"Melalui Sandiwara Sastra, Kemdikbud memiliki misi untuk memantik minat masyarakat dalam mengenali lebih dalam budaya dan karakter manusia Indonesia,” jelasnya.
Lewat Sandiwara Sastra ini, Kemdikbud juga ingin membangkitkan minat untuk menulis agar tercipta karya-karya sastra baru yang berkualitas, sekaligus sebagai gerakan untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap sastra Indonesia di kalangan anak muda.
Tujuan mengalihwahanakan karya sastra ke dalam format audio siniar dan siar ini untuk mendekatkan khazanah sastra kita kepada publik.
"Di masa lalu, sandiwara audio yang disiarkan lewat radio sangat populer. Ketika muncul media audio-visual dan kemudian media sosial, bentuk ini mulai memudar popularitasnya. Tapi belakangan, dalam beberapa tahun terakhir, ada kebangkitan media audio seperti podcast,” ujar Hilmar seraya berharap Sandiwara Sastra ini bisa turut mewarnai ruang media baru dan juga mengangkat kembali kejayaan sastra.
Sebagai pengingat, di era kejayaan sandiwara radio antara medio '70-an, lanjut ke era '80 sampai '90-an, radio dipenuhi gema sandiwara seperti Butir-Butir Pasir di Pantai, Misteri Gunung Merapi atau serial Tutur Tinular.
Nah, kini kejayaan sandiwara tempo dulu lewat radio itu ingin dikembalikan lagi dalam bentuk siaran audio yang digemari anak-anak muda saat ini yakni podcast.
Akankah Sandiwara Sastra via podcast mampu menghidupkan kembali kejayaan sandiwara 3 dekade lalu hingga booming lagi? Kita tunggu saja respon masyarakat mulai 8 Juli 2020.
Satu yang pasti dari pemilihan aktris dan aktornya yang bukan cuma terkenal dan berimej positif, pun punya prestasi membanggakan serta ketertarikan dengan sastra, TravelPlus Indonesia menilai ini merupakan salah satu modal kuat Sandariwara Sastra ini berkans besar diminati masyarakat.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@hilmarfarid
0 komentar:
Posting Komentar