. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 20 Juni 2020

Ini Pemicu Indonesia-Malaysia Sepakat Kembangkan Koridor Perjalanan Wisata Bersama

Kesepakatan Indonesia dan Malaysia bekerja sama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dengan membangun koridor perjalanan wisata bersama, tentu ada pemicunya.

Pemicunya adalah kedua negara sama-sama menjadi pemasok penting dalam menambah pundi-pundi perbendaharaan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) bagi negara masing-masing.

Malaysia misalnya, bagi Indonesia selama ini menjadi salah satu negara penyumbang wisman terbesar ke Indonesia.

Sepanjang tahun lalu tercatat  sebanyak 2,09 juta wisatawan asal Malaysia yang berkunjung ke Indonesia.

Sebaliknya Malaysia juatru menerima lebih dari 3,6 juta wisatawan Indonesia pada tahun 2019.

Kalau dilihat dari jumlah angka, jelas Malaysia lebih untung.

Pemicu lainnya pandemi Covid-19 membawa perubahan mendasar bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata.

Untuk bepergian antarnegara, wisatawan akan cenderung lebih memilih destinasi dengan waktu yang tidak terlalu lama atau short haul.

Berdasarkan dua pemicu itulah, Malaysia menjadi salah satu mitra potensial untuk dapat kembali menumbuhkan perjalanan wisatawan antarnegara bagi Indonesia. Begitupun posisi Indonesia bagi sektor Malaysia.

Hal itu terungkap dalam Talkshow Network Industry Travel antara Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya dengan Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia, Dato' Sri Nancy Shukri yang membahas "Regional Tourism Collaborative Opportunities Post Covid-19", Jumat (19/6/2020) malam.

Kerja sama yang bisa dijalankan antara Indonesia-Malaysia adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan dunia bahwa kedua negara ini telah berhasil mengontrol penyebaran virus corona dan sepakat untuk menciptakan sebuah koridor perjalanan.

"Kita harus dapat memastikan penanganan Covid-19 di masing-masing negara telah teratasi dengan baik. Hal ini penting untuk dapat menimbulkan rasa kepercayaan wisatawan dari masing-masing negara fokus pasarnya. Trust is the new currency dalam masa kenormalan baru,” kata Nia. 

Kemenparekraf telah menyiapkan handbook yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor parekraf.

Handbook ini merupakan turunan yang lebih detil dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor parekraf.

Lewat penerapan protokol dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan.

Hal ini sangat penting karena gaining trust atau confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan, jadi harus sangat diperhatikan dan diimplementasikan.

"Penerapan protokol Cleanliness, Health and Safety (CHS) menjadi program penting yang saat ini tengah dijalankan. Sehingga saat nantinya gerbang antarnegara dapat dinyatakan dibuka, kepercayaan wisatawan akan faktor-faktor tersebut dapat terjaga dengan baik," kata Nia.

Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri membenarkan kalau Malaysia menerima lebih dari 3,6 juta wisatawan Indonesia sepanjang tahun 2019.

Jumlah  ini membuat Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal menghasilkan wisatawan asing ke Malaysia.

Melihat perolehan yang lebih besar itu jelas Malaysia menikmati hubungan baik yang terjalin dengan Indonesia di bidang pariwisata.

Saat ini Malaysia  memiliki dua perwakilan badan pariwisata di Indonesia yakni di Jakarta dan Medan.

Pihak Malaysia kedepan lebih membidik pasar dengan penerbangan jarak dekat (short houl) seperti negara-negara ASEAN, termasuk Indoneaia pastinya dan pariwisata lintas perbatasan atau cross border.

Bukan cuma itu, pihaknya juga berharap adanya kerja sama antara Malaysia dan Indonesia untuk menciptakan travel bubble.

Travel bubble bisa terwujud ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol pandemi Covid-19 sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan. 

Bubble atau gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri. 

Langkah tersebut akan memudahkan masyarakat melintasi perbatasan dengan kerumitan minimum.

Namun untuk saat ini Malaysia sendiri masih akan lebih fokus dulu terhadap pasar domestik dengan berbagai program yang akan dijalankan selaras dengan penerapan protokol kesehatan yang juga akan dijalankan dengan ketat.

Malaysia sendiri mendapat dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan pariwisatanya. Mereka memanfaatkan berbagai platform digital untuk dapat menjalankan protokol kesehatan, pengawasan, dan promosi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis) Foto: dok.birkom kemenparekaf

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP