Raup Rp 15,9 M Tahun Lalu, Umbul Ponggok Klaten Pasang Target Rp 22 M Tahun Ini, Wow...
Sepanjang tahun 2019, Umbul Ponggok berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 15,9 Miliar. Tahun 2020, obyek wisata andalan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini memasang target pendapatan tak tanggung-tanggung, Rp 22 Miliar. Wow, angka yang cukup fantastik.
Sebenarnya angka pendapatan obyek wisata yang terkenal dengan aneka spot selfie bawah air ini, pada tahun 2019 itu turun dibanding capaian pendapatan tahun sebelumnya.
"Tahun 2018 kami memperoleh capaian pendapatan Rp 16,4 M. Itu angka tertinggi sejak tahun 2013," ungkap Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri Desa Ponggok, Joko Winarno kepada TravelPlus Indonesia usai tampil menjadi narasumber (narsum) dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) pariwisata bertajuk "Pengembangan Infrastruktur Kepariwisataan yang Berkelanjutan, Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing di Kawasan Timur Indonesia" di Hotel Danau Poso Resort, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (19/2/2020).
Menurut Joko angka Rp 15,9 M itu karena sudah ada beban pajak, baik ke daerah (BKAD) maupun pusat (PPN).
Capaian itu didapat dari hasil penjualan tiket masuk ditambah penyewaan peralatan snorkeling, diving, bermacam properti photo underwater, kamera, walker, dan lainnya.
"Tiket masuk Umbul Ponggok cuma Rp 15 ribu per orang baik untuk wisnus maupun wisman. Tahun lalu jumlah pengunjung mencapai 324.530 orang. Paling banyak tetap wisnus," terang Joko.
Angka kunjungan wisatawan ke Umbul Ponggok tahun 2019 itu, lanjut Joko sebenarnya juga turun dibanding 2018 karena ada musibah puting beliung yang membuat beberapa fasilitasnya agak rusak.
Kunjungan wisnus ke pionir wisata berfoto di dalam air yang terletak di kawasan Jalan Delanggu-Polanharjo, Dusun Jeblongan, Ponggok, Kecamatan Polanharjo ini sekitar 350 ribu per tahun. Sedangkan wisman cuma 240 per tahun.
"Kalau kunjungan rata rata perbulan mencapai 30.000 hingga 40.000 kunjungan dengan omzet lebih dari Rp 600 juta per bulan," akunya.
Menurut Joko target wisnus tahun 2020 ini malah diturunkan menjadi 250 ribu orang.
"Kalau tahun-tahun sebelumnya kami main quantity. Tahun ini kami melakukan perbaikan pelayanan ke arah quality," terang Joko seraya berharap kunjungan wisman-nya tahun ini bisa naik 1.000 wisman dan total target capaian pendapatannya Rp 22 M.
Malaysia Terbanyak
Jumlah kunjungan wisman ke Umbul Ponggok, lanjut Joko, paling banyak dari Malaysia.
"Tercatat sudah ada wisman dari 12 negara yang datang ke sini tapi quantity masih sedikit karena kami masih banyak "PR" utamanya standarisasi LN dan kemampuan bahasa asing," beber Joko.
Wisman yang datang ke Umbul Ponggok yang waktu tempuhnya cuma 20 menit dari bandara di Solo dan 1 jam dari bandara lama Jogja ini, sambung Joko, kebanyakan dibawa travel agent yang sudah bekerjasama dengan ASITA.
Selain Malaysia, juga ada dari Australia, Belanda, China, Jerman, Bhutan, Bangladesh, Jepang, Filipina, dan Korea.
Dalam Rakornis yang digelar Pemprov Sulteng lewat Dinas Pariwisata (Dispar)-nya ini, Joko pun berbagi pengalaman tentang strategi pengembangan Umbul Ponggok hingga meraih sukses mendatangkan banyak wisnus dan wisman.
Kata Joko masyarakat di setiap daerah perlu mengenal wilayahnya sendiri lalu dikembangkan.
Di Umbul Ponggok, ada mata air yang dikembangkan jadi potensi pariwisata. Komunitas mengembangkan Umbul Ponggok menjemput peluang tren masyarakat/wisatawan yang gemar berfoto. Bahkan wisatawan bisa snorkeling dan diving bukan di laut tapi di kolam alami.
Umbul Ponggok juga memberdayakan masyarakat melalui usaha kuliner dengan berbagai produk berbahan dasar ikan Nila, mengingat wilayahnya bersungai.
Menurutnya melalui pariwisata, perekonomian desa sangat meningkat hingga mencetuskan program Desa Ponggok dengan program beasiswa 1 rumah 1 sarjana, perlindungan kesehatan, rehabilitasi rumah warga dengan sanitasi yang baik, dan pengadaan mobil ambulance gratis yang seluruhnya dibiayai oleh Desa Ponggok dari hasil pariwisata.
"Itulah pentingnya membangun sense of belonging atau rasa memiliki sehingga tumbuh kesadaran dalam masyarakat untuk meningkatkan ekonomi melalui potensi desa," ujar Joko.
Meskipun sudah sukses menjaring hampir 350 ribu per tahun dengan pendapatan miliaran rupiah, namun Joko mengaku masih banyak "PR" dan membutuhkan pendampingan dalam perencanaan pengembangan pariwisata berstandar internasional, terutama menyangkut UMKM, homestay, dll.
"Supaya kami makin hari makin baik, karena sebagai wahana edukasi, kami juga dijadikan studi banding dari Kementrian Desa sebagai Pengelolaan Pariwisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat atau socio-prenuer," terang Joko.
Narsum lainnya ada Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulteng sekaligus Ketua PHRI Sulteng Ferry Taula; Saleh Lubis mewakili Kepala Bappeda Sulteng; dan Kepala Dinas Perhubungan Sulteng Sisliandi Ponulele; serta Muzakir Tombolotutu akademisi dari Untad sebagai moderator.
Usai Rakornis, Joko dengan sejumlah narsum, panitia dan jajaran Dispar se-Sulteng berkunjung ke Air Terjun Saluopa di Tonusu, Pamona Puselemba, Kabupaten Poso.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, Ig: @adjitropis)
Foto: dok. joko winarno & @umbul_ponggok
Captions:
1. Obyek wisata andalan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kejar target Rp 22 M tahun ini.
2. Joko Winarno Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tirta Mandiri Desa Ponggok berfoto bersama duta-duta wisata Poso.
3. Kunjungan wisnus ke Umbul Ponggok sekitar 350 ribu per tahun. Sedangkan wisman cuma 240 per tahun.
4. Wisman ke Umbul Ponggok paling banyak dari Malaysia.
5. Menjemput peluang tren masyarakat gemar berfoto, jadi salah satu kunci sukses Umbul Ponggok.
6. Sejumlah artis tersohor antara lain Irfan Hakim dan Meriam Bellina serta pejabat tinggi seperti Sri Mulyani dan Puan Maharani pernah datang ke Umbul Ponggok.
7. Para narsum Rakornis di Poso, Suteng berfoto bersama.
8. Mengunjungi Air Terjun Saluopa, Poso usai Rakornis.
0 komentar:
Posting Komentar