. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 01 Juni 2019

Biar Pelaku Ketok Harga di Warung Makan Kapok, Ikuti Langkah Ini

Kabar pengetokan/pengemplangan harga makanan oleh pemilik warung makan berpenampilan sederhana baru-baru ini berhembus lagi.

Kasus serupa sebelumnya juga pernah terjadi di sejumlah tempat bahkan di kota-kota wisata tersohor dan objek wisata.

Para pedagang/pemilik warung makan yang nakal, memanfaatkan lokasi tempatnya berjualan dan momen spesial seperti liburan Lebaran dan lainnya dengan cara mengetok/mengemplak harga makan/menunya yang dipesan pengunjung/wisatawan.

Jelas kejadian itu, bukan hanya merugikan orang/pengunjung/wisatawan yang berwisata kuliner di tempat itu, pun citra destinasi dan objek wisata tersebut ikut tercemar.

Seperti dikabarkan detikFood pada Jumat, 31 Mei 2019 dengan judul tulisan: Waduh! Korban Ketok Harga di Warung Makan Ada yang Sampai Rp 1,7 Juta, diinformasikan ada sebuah warung makan di Tegal yang mengetok harga makanan terus menjadi perbincangan.

Warung makan tersebut dikabarkan melakukan ketok harga makanan dengan harga yang tak masuk akal. Bahkan ada pengunjungnya yang ditagih sampai Rp 1,7 juta.

Setelah kejadian itu viral di media sosial, ternyata bermunculan para korban yang juga mengaku pernah mengalami hal menyebalkan ini di warung yang sama. Begitu sepenggal isi berita tersebut.

Mendapat link tulisan itu, TravelPlus Indonesia segera meminta tanggapan ke beberapa orang terkait tentang hal itu, salah satunya kepada M. Faried Moertolo, mantan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri pada masa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yang belakangan ini juga kerap mengamati hal-hal terkait kepariwisataan.

"Om Faried... bisa kasih tanggapannya soal pengentokan/pengemplangan harga di rumah makan itu?," tanya TravelPlus Indonesia.

"Saya sendiri pernah alami makan termahal Rp 1,72 juta per orang di Palangkaraya tapi harganya jelas dan disajikan resto tersebut. Ketika itu saya memilih menu Pepes Ikan Arwana, Sayuran Buah, Orange Juice, dan Kopi," balas Faried.

"Tapi kasus seperti yang mas Adji kirim, saya sendiri belum pernah alami," ungkapnya.

"Lalu langkah apa yang harus dilakukan pengunjung/wisatawan yang mengalami kasus pengetokan harga di sebuah rumah makan agar pelaku/pedagangnya kapok?," tanya TravelPlus Indonesia lagi.

Kemudian Faried memberikan catatan. Pertama, dicatat dan difoto warung makam/resto tersebut, termasuk bon dan lokasi tepatnya.

Kedua, jika mengalami pengentokan harga makan, infokan/laporkan ke Dinas Pariwisata (Dispar) setempat, berikut dengan bukti-bukti catatan/foto-foto tersebut.

Ketiga, buat wartawan/travel blogger sedapat mungkin dalam tulisan/beritanya turut mengedukasi masyarakat agar menghindari warung makan/resto yang tidak memiliki daftar menu dan harga.

Keempat, khusus buat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dan Pemda harus memecahkan strategi branding berkaitan nama kota/kabupaten/provinsi yang mirip/sama supaya tidak merugikan sepihak.

"Contohnya ada Kota Bogor, ada Kabupaten Bogor. Lalu Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, ada Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, juga ada Kota Tegal dan Kabupaten Tegal, dan masih banyak lagi. Bahkan ada Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, dan Provinsi Gorontalo. Padahal wisatawan banyak yang tak paham dengan batas-batas administratif," beber Faried.

Di momen arus mudik Lebaran seperti sekarang ini bukan tidak mungkin banyak warung nakal yang melakukan ketok harga.

Faried pun menyarankan wisatawan dan masyarakat umum untuk tetap berhati-hati ketika hendak makan di tempat yang belum dikenal, supaya  terhindar dari kasus makan di warung pinggir jalan tapi kena kemplang dan harus bayar seharga makan di restoran hotel bintang 5.

TravelPlus Indonesia sendiri, punya tips jitu jika hendak makan di rumah makan/resto yang ternyata tidak memiliki daftar harga/menu.

Pertama, tak usah malu/sungkan untuk menanyakan terlebih dulu harganya sebelum memesan makanan. Jika dirasa tak wajar, sebaiknya pindah ke tempat lain supaya isi kantong tak jebol.

Kedua, langkah preventif, sebaiknya memilih rumah makan/resto siap saji yang sudah pasti/jelas menyertakan daftar menu dan harganya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.travelplus indonesia 

Captions:
1. Jangan hanya foto menunya saja tapi juga bon, rumah makan, dan lokasinya jika mengalami kasus pengemplangan/pengetokan harga, lalu laporkan ke pihak terkait.
2. TravelPlus Indonesia dengan tim BPNB Aceh memilih tempat makan yang jelas-jelas punya daftar memu dan harga.
3. Pengamat pariwisata M. Faried Moertolo (paling kanan, berkacamata) saat berwisata kuliner dengan TravelPlus Indonesia dan lainnya.
4. Ini baru rumah makan dengan daftar menu dan harga amat wajar serta serba enak makanannya.
5. TravelPlus Indonesia bersama komunitas pecinta alam Agatra Sraya hangout di kafe yang harga menunya wajar dan enak.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP