Berwisata ke Jayapura, Jangan Lupa Nikmati Ragam Pesona Danau Sentani
Danau Sentani merupakan salah satu primadona wisata milik Kabupaten Jayapura, Papua. Setiap tahun, biasanya bulan Juni di danau ini diselenggarakan Festival Danau Sentani yang menyuguhkan beragam acara menarik berupa pameran budaya dan kuliner dari sejumlah distrik di Papua.
Festival Danau Sentani (FDS) ini biasanya diisi dengan bermacam tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua seperti Papeda dan lainnya.
FDS diselenggarakan sejak 2007 oleh Pemkab Jayapura, dan telah menjadi festival tahunan serta masuk dalam kalender pariwisata utama. FDS ini banyak diikuti oleh turis Belanda maupun turis lokal.
Tahun ini, FDS merupakan penyelenggaraan yang ke XII. Acara yang pernah digelar di FDS antara lain pawai budaya, melukis di atas kayu, pertunjukan Isilo, yaitu tarian tradisional di atas perahu, musik rakyat, dan cerita rakyat, gelaran tifa, dan beragam lomba antara lain lomba dayung perahu untuk laki-laki dan perempuan, lomba suling tambur, dan lomba folk song dengan lagu khusus dari Tanah Tabin serta tur wisata ke Pulau Asei dan Pulau Ajun yang menampilkan tarian dan ritual budaya setempat.
Danau Sentani berada tepat di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops.
Danau yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura serta berada di ketinggian 75 Meter diatas permukaan laut (Mdpl) ini memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan panjang 30 Km, atau dengan kata lain menjadi salah satu danau terluas di Papua.
Di perairan danau ini ada 22 pulau kecil yang tersebar di seluruh danau yang terbagi jadi tiga wilayah yakni Timur, Tengah, dan Barat.
Ada 24 Kampung adat yang masuk ke tiga wilayah ini yang dibedakan berdasarkan dialek bahasa Papua.
Danau ini menjadi tempat tinggal sekurangnya 33 jenis ikan, empat di antaranya merupakan endemik Danau Sentani yaitu Ikan Gabus Danau Sentani (Oxyeleotris heterodon), Ikan Pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), Ikan Pelangi Merah (Glossolepis incisus), dan Hiu Gergaji (Pristis microdon) atau Hiu Senyani yang memiliki keunikan berupa moncong berbentuk gergaji.
Arti kata Sentani sendiri berarti "di sini kami tinggal dengan damai”. Nama Sentani sendiri pertama kali disebut oleh seorang Pendeta Kristen BL Bin ketika melaksanakan misionaris di wilayah danau ini pada tahun 1898.
Kalau Anda datang ke Danau Sentani diluar FDS, ada banyak aktivitas menarik yang bisa Anda lakukan antara lain melihat dan mengabadikan panarorama danau dengan bukit-bukitnya, bersampan, dan atau kalau berani bisa berenang di danau.
Bisa juga melihat kebiasaan para ibu disana menyelam untuk mencari ikan sambil merokok yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Kabarnya ibu-ibu disana terbiasa merokok setiap hari bahkan saat menyelam mencari ikan. Saat menyelam, bagian api dimasukkan ke dalam mulut.
Anda juga bisa mengelilingi Danau Sentani dengan menyewa kapal motor milik masyarakat.
Tak kalah menarik, Anda juga bisa melihat kegiatan warga lokal yang ramah sambil mencoba proses pembuatan sagu, makan papeda disantap dengan lauk kuah kuning ikan gabus yang ditangkap di Danau Sentani, atau mencicipi buah matoa yang biasa dijajakan di pinggir jalan atau di pasar tradisional. Harganya mulai dari Rp 40.000 per buah.
Selanjutnya Anda bisa membeli lukisan kulit kayu di Desa Asei yang masyarakatnya ahli membuat lukisan di atas kulit kayu dengan beragam motif lokal yang khas. Harganya mulai dari Rp 20.000.
Berikutnya mampir ke Desa Yobeh untuk melihat tifa keramat. Desa Yobeh merupakan salah satu kampung dari 24 kampung adat yang ada di Danau Sentani. Gendang khas Papua di desa ini konon sudah berumur lebih dari 200 tahun.
Keunikan tifa yang satu ini terbuat dari kulit manusia dan bisa berbunyi sendiri. Masyarakat setempat mempercayai, kalau tifa ini berbunyi menandakan ada warga yang akan meninggal.
Anda juga bisa meminta bantuan perempuan Suku Sentani untuk mengayam rambut Anda dengan gaya kepangan ala Papua.
Mumpung disana, Anda bisa mencoba sensasi menginang atau makan pinang khas orang Papua.
Tradisi menginang di Papua hingga kini masih semarak. Yang melakukannya juga dari berbagai kalangan usia, mulai remaja orang dewasa sampai orangtua.
Mudah menemukan penjual pinang dan sirih di Jayapura, bukan hanya di pasar tradisional. Sirih dan pinang di Papua sudah seperti rokok kalau di pulau-pulau besar lain.
Lokasi Danau Sentani dekat dengan Jayapura, Ibukota Papua. Mudah sekali menjangkaunya, dari Bandara Internasional Sentani, Jayapura yang dapat didarati pesawat berbadan lebar, Anda hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit dengan taksi, rental mobil, ataupun ojeg sepeda motor.
Soal penginapan, tak usah khawatir. Anda tinggal pilih mau hotel non bintang sampai berbintang.
Sekurangnya ada 27 hotel bintang dengan 1.851 kamar dan 151 hotel non-bintang sebanyak 3.371 kamar di Jayapura.
Selama di sana, Anda bisa bermalam di salah satu hotel berbintang yakni Travellers Hotel dengan tarif kamar mulai Rp 900.000 per malam.
Pilihan lain yang lebih murah namun tidak mengecewakan ada Sentani Indah Hotel dan Ratna Indah Hotel. Harganya mulai dari Rp 300.000 per malam. Hotel-hotel ini berada di dekat dengan Pantai Khalkote, hanya sekitar 10-15 menit perjalanan darat dengan mobil.
Kalau mau hotel yang lebih mentereng ada di Jayapura seperti Swiisbell dan Aston Jayapura namun jaraknya sekitar satu jam ke Danau Sentani.
Selepas menikmati Danau Sentani, jangan buru-buru pulang. Lanjutkan saja kunjungan Anda ke sejumlah objek wisata yang ada di Jayapura atau “Kota Kemenangan” ini antara lain ke Kali Biru Genyem di Berab, Nimbokrang; lalu Teluk Youtefa di Enggros, Wai Mhorock, Abepura; objek Pesawat Tengah Hutan di Kamupung Koya Tengah, distrik Muara Tami; dan Danau Imfote di Atabar, Ebungfau.
Kalau Anda suka pantai, banyak pilihannya. Anda bisa ke Pantai Tablanusu di Waiya, Depapre, Entiyebo, Depapre; Pantai Dok 2 di Jl. Soa Siu, Mandala, Jayapura Utara; Pantai Hotelkamp di Kampung Hotelkamp, Hotelkamp, Muara Tami, Kota Jayapura; Pantai Pasir Dua Jayapura di Jl. Tanjung Ria, Jayapura Utara, Kota Jayapura; Pantai Pasir 6 di Jl. Angkasa Raya, Tanjung Ria, Jayapura Utara; Pantai Hamadi di Tobati, Jayapura Selatan, Kota Jayapura; Pantai Harlem di Desa Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura; dan Pantai Yacoba d Argapura, Jayapura Selatan.
Kalau suka lihat pemandangan dari ketinggian, Anda bisa juga ke Bukit Salib Doyo Lama dDoyo Lama, Waibu, Jayapura; Puncak Ifar di Danau Sentani dimana terdapat Tugu Mac Arthur, Bukit Teletabis di Dobonsolo, Sentani, dan ke Puncak Jayapura City untuk melihat pemandangan Kota Jayapura pada malam hari.
Kalau Anda suka dengan air terjun, bisa mendatangi Air Terjun Cyclop Sentani di pegunungan Cyclop, Sentani yang berjarak sekitar 25 Km dari Kota Jayapura, atau ke Air Terjun Kampung Harapan di Kampung Harapan, Jayapura.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Pesona Danau Sentani dengan perbukitan dan pulau-pulau kecilnya.
2. Festival Danau Sentani digelar Pemkab Jayapura setiap tahun.
3. Penjual buah pinang dan sirih di Kota Jayapura.
0 komentar:
Posting Komentar