Tiga Tarian Belitong Ini Ramaikan Launching Festival Tanjung Kelayang 2018
Tiga tarian khas Belitung meramaikan peluncuran Festival Tanjung Kelayang 2018 yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta, Senin (5/11).
Ketiga tarian itu bertajuk Sekapur Sirih, Tandak Benderang, dan Mirah-Mirah Pinang yang berdurasi masing-masing sekitar 5-6 menit dan dibawakan oleh para penari perempuan dan laki-laki yang tergabung dalam Sanggar Marga Gemilang Grismantara (MGG) Belitung.
Sekapur Sirih menjadi tari pertama yang mereka suguhkan di peluncuran Festival Tanjung Kelayang 2018 yang dihadiri Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara yang mewakili Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Gubernur Babel Erzaldi Rosman Johan, Bupati Belitung H. Sahani Saleh, Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Kemenpar I Ni Wayan Giri Adnyani, dan Staf Ahli Menteri Bidang Multikuktural Esthy Reko Astuti serta Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Ir. Hermanto ini.
Menurut Marga Juita, koreografer sekaligus ketua sanggar MGG Belitung, Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian selamat datang yang berasal dari Belitung.
"Dalam tarian ini salah satu penari perempuan membawa Tipak atau sebuah wadah kotak yang berisi sirih sebagai tanda kehormatan kepada tamu yang datang," terangnya kepads TravelPlus Indonesia..
Para penarinya juga mendekati para tamu kehormatan yang duduk di barisan terdepan lalu memberikan sirih yang diambil dari dalam Tipak tersebut.
Dalam salah satu gerakannya, lanjut Juita para penarinya juga menebarkan bunga-bunga dan beras kunyit sebagai penolak bala.
Tarian kedua Tandak Benderang yang merupakan tari kreasi baru yang gerak dasarnya berpijak dari gerak tradisi Melayu.
"Di dalam gerkan tarian ini mengandung unsur gerak melenggang maupun silat," tambah Juita.
Tari tersebut menggunakan properti payung lilin atau biasa disebut dengan payung melayu yang biasanya digunakan sebagai hiasan taman.
"Tandak artinya bergerak lincah dan tegas. Sedangkan benderang artinya bercahaya. Jadi mengisyaratkan gerak dalam tarian yang memiliki arti menjunjung marwah dan adat istiadat di Bumi Laskar Pelangi," terang Juita.
Sementara tarian ketiga yang berjudul Mirah-Mirah Pinang adalah tarian hiburan yang biasanya ditarikan olen penari pria dan wanita secara berpasang-pasangan.
"Gerakan para penarinya amat lincah dengan ekspresi penuh kegembiraan. Dalam tarian ini biasanya para penari juga akan mengajak tamu untuk ikut menari bersama," tambah perempuan berhijab yang baru saja menikah ini.
Para penari Sanggar MGG Belitung ini kerap tampil diberbagai event wisata di Belitung, di antaranya saat acara penutupan sekaligus pemberian hadiah bagi para pemenang Belitong Geopark International Kayak Marathon (BGIKM) 2018 di Hotel Santika Premier, Belitung, 28 Juni lalu.
Ketika itu mereka membawakan 2 tarian yakni Tari Rentak Besimpuh dan Tari Tandak Benderang.
Khusus di Festival Tanjung Kelayang 2018 yang digelar Pemkab Belitung dan didukung Kemenpar dan Pemprov Bangka Belitung (Babel) selama 5 hari, pada 15 - 19 November ini, Sanggar MGG Belitung yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman, Gang Paijin, Desa Perawas, Tanjung Pandan, Belitung ini akan menampilkan garapan baru berupa tari kolosal.
"Kami akan menyuguhkan tarian kolosal tentang aktivitas nelayan pada acara penutupan Festival Tanjung Kelayang 2018 tanggal 19 November di Taman Wisata Tanjung Kelayang, Kabupaten Belitung. Koreografernya saya sendiri dibantu tiga asisten Egi, Ayu, dan Aris," ungkap Juita.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. MGG Belitung & adji
Captions:
1. Para penari Tari Sekapur Sirih dari Sanggar Marga Gemilang Grismantara (MGG) Belitung pimpinan Juita Marga.
2. Saat tampil di peluncuran Festival Tanjung Kelayang 2018 di Jakarta.
3. Mengajak para tamu kehormatan menari Tari Mirah-Mirah Pinang.
4. Berfoto bersama usai menari.
0 komentar:
Posting Komentar