. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 17 November 2018

Overland Tour Kota Bengkulu - Rejang Lebong, Ini Oleh-Olehnya

Selepas city tour di Kota Bengkulu, jika masih ada waktu sebaiknya jangan cepat-cepat pulang. Lanjutkan saja overland tour ke Rejang Lebong. Pasti beragam objek wisata dan buah tangan bakal Anda genggam. 

Hal itu pun TravelPlus Indonesia lakukan disela-sela meliput Festival Pesisir Pantai Panjang 2018 berikut Festival Kopi-nya yang digelar Pemprov Bengkulu dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar). 

Sabtu (17/11), selepas sarapan di O.R 44 Hotel, kami mampir ke sentra oleh-oleh khas Bengkulu di Jl. Soekarno Hatta, Anggut Atas.

Di sana ada deretan toko buah tangan yang menjual beragam kue kering, minuman jeruk kalamasi, kopi, aksesoris, dan tentu saja kain, sarung serta baju Batik Busurek khas Bengkulu.

Kami mampir di toko Sari Rasa dan Cita Rasa untuk membeli sejumlah oleh-oleh khas Bengkulu tersebut, karena khawatir besok pagi tak sempat lagi lantaran harus kembali ke Jakarta.

Dari sentra oleh-oleh tersebut, dua mobil yang kami naiki dan masing-masing dibawa Rizky dan Diki, langsung meluncur ke tujuan pertama kami sesuai itenerari yang kami buat, yakni Agrowisata Perkebunan Teh Kabawetan.

Sebelum tiba di perkebunan teh yang berjarak sekitar 83 Km dari Kota Bengkulu, kami melewati Kabupaten Bengkulu Tengah atau biasa disingkat Benteng.

Di Benteng, mobil yang bawa Rizky sempat beli BBM di "Pertamini" tepi jalan lantaran di SPBU setempat terjadi antrian panjang.

Masih di kabupaten itu, tepatnya di Desa Tanjung Heran, Kecamatan Taba Penanjung, kami melihat deretan sentra cobek atau batu giling yang terbuat dari batu asli, jenis andesit.

Kabarnya sentra cobek di desa ini sudah ada sejak 1980-an.  Ada puluhan orang berprofesi sebagai pengrajin dan pedagang pengumpul (pengepul) cobek di sana.

Menariknya cobeknya bermacam bentuk dan ukuran. Ada yang bertangkai, ada yang biasa dan ada yang menyerupai lesung (bundar cekung ke dalam), dan semuanya tersusun rapi di kios-kios para pengrajin di tepi jalan raya yang cukup ramai lalin-nya.

Harga jual cobek batu giling di sentra itu mulai Rp 50 ribu untuk ukuran paling kecil sampai Rp 500 ribu yang paling besar.

Di desa itu, kami singgah di Masjid Baituurahim untuk tunaikan Shalat Zuhur.

Selepas shalat berjamaah di masjid itu, perjalanan darat kami lanjutkan melewati kawasan hutan Bukit Barisan Selatan, tepatnya Objek Wisata Taman Liku Sembilan yang berluas kurang lebih 46 Ha.

Kawasan ini dibelah oleh jalan raya yang menghubungkan Banteng, ke Kepahiang dan Kabupaten Bengkulu Utara.

Di hutan tropis yang kaya akan mata air ini juga menjadi habitat asli Rafflesia Arnoldii dan rumah yang nyaman bagi sejumlah satwa liar seperti monyet dan lainnya.

Bunga Rafflesia Arnoldii merupakan satu dari empat jenis bunga rafflesia yang terindentifikasi di hutan Bengkulu.

Selain Rafflesia Arnoldii, masih ada tiga jenis rafflesia lainnya yakni Rafflesia Gadutensis, Rafflesia Bengkuluensis, dan Rafflesia Hasselti.

Ketika melewati jalan mulus berkelok-kelok menanjak yang membelah kawasan berhutan lebat itu, pemandangan ijo royo-royo mendominasi kiri kanan jalan. Teduh dan bikin damai.

Di titik puncak kawasan itu ada gerbang besar bertuliskan Selamat Datang di Kabupaten Kepahiang, sebagai tanda wilayah Banteng berakhir dan kini memasuki Kepahiang.

Dari gerbang itu, kondisi jalan mulai menurun namun tetap berliku-liku hingga tiba di Kepahiang, Ibukota Kabupaten Kepahiang.

Selanjutnya kami langsung menuju Perkebunan Teh Kabawetan yang berjarak sekitar 10 Km dari pusat Kota Kepahiang.

Sebelum tiba di sana, kami justru melihat kebun-kebun kopi di tepi jalan.

Kepahiang memang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi di Bengkulu selain teh dan lainnya.

Objek Agrowisata Perkebunan Teh Kabawetan adalah perkebunan teh peninggalan Kolonial Belanda yang  sudah cukup dikenal olah masyarakat sekitar sebagai tujuan wisata.

Perkebunan teh seluas sekitar 650 Ha ini dipercantik deretan Pohon Sengon yang memagari kebuh teh serta berfungsi sebagai tempat berteduh.

Di sana juga tersedia beberapa pondok peristirahatan yang sudah dibangun oleh pengelolanya.

Selain sebagai tempat istirahat, pondok-pondok tersebut juga dijadikan spot selfie, karena dari pondok inilah pemandangan alam cukup menawan telihat.

Dari pondok peristirahatan pengunjung juga bisa melihat Bukit Kaba dikejauhan dan Kota Kepahiang di kaki bukit.

Di sekitaran perkebunan juga ditanami berbagai macam sayur serta buah-buahan seperti wortel, buah naga, dan stroberi.

Kabarnya perkebunan Teh Kabawetan ini di kelola oleh dua perusahaan besar yakni PT Sarana Mandiri Mukti dan satu lagi PT Trisula Ulung Mega Surya yang berasal dari Negara Taiwan.

Perusahaan tersebut telah memperkerjakan kurang lebih sekitar 250 buruh pemetik teh. Produk yang dihasilkan antara lain bermerek “Taiwan Oolong Tea” yang hanya dijual di Taiwan.

Tak jauh dari kebun teh Kabawetan ada Air Terjun Sengkuang sekitar 10 menit dengan kendaraan dari kebun teh.

Selain itu ada Danau Suro di Desa Suro, Kota Kepahiang.

Uniknya, sebelum tiba di perkebunan teh ini ada Desa Kampung Bogor.

Kabarnya kampung itu dihuni orang Sunda dari Ciomas, Ciapus, dan Dermaga (sekarang masuk wilayah Bogor-Jawa Barat) yang berimigrasi pertama kali ke daerah Kepahiang saat pemerintahan kolonial Belanda sekitar tahun 1909.

Imigran yang berasal dari Bogor ini awalnya untuk sementara waktu direlokasikan di daerah Kaban Agung baru kemudian dipecah ke dua wilayah, sebagian  menetap di daerah  Imigrasi Air Sempiang dan sebagian lagi menetap di daerah Imigrasi Permu.

Selanjutnya wilayah Imigrasi Air Sempiang ini kemudian dikenal sebagai Desa Kampung Bogor karena mayoritas penduduknya merupakan imigran yang berasal dari Bogor, Jawa Barat.

Memasuki kampung ini ada gerbang bertuliskan Bahasa Sunda Wilujeng Sumping (Selamat Datang) sehingga terasa seperti di Bogor, bukan Bengkulu.

Selepas dari pekebunan teh, kami kembali lanjutkan perjalanan ke Curup, Ibukota Kabupaten Rejang Lebong yang berjarak 85 km dari pusat Kota Bengkulu.

Kota wisata berhawa sejuk ini berada di lereng pegunungan Bukit Barisan.

Sebelum menuju objek wisata berikutnya, kami mampir ke Kuala Tripa Resto yang terletak di Kota Curup, tepatnya di Jalan H Agus Salim, Rimbo Recap, Curup Selatan untuk santap siang.

Kami tiba di resto yang berpanorama pemandangan sawah berlatar perbukitan ini sudah hampir pukul 3 sore.

Di resto yang buka mulai pukul 10 pagi ini kami pesan menu spesialnya Kakap Kuah Rujak, Kakap Bumbu Rujak dan beberapa jenis seafood dan chinese food serta aneka jus.

Selepas bersantap lesehan di gajebo berkolam ikan mas, kami langsung beranjak ke Objek Danau Mas Harun Bestari.

Danau ini dikelilingi perbukitan yang sebagian besar sudah berubah fungsi menjadi bukit bermacam sayuran.

Di tengah danaunya terdapat pulau kecil.

Sementara di sekilingnya ada beberapa taman, antara lain Taman Bunga Jang Smulen (Bujang Semulen), yang berada di Jalan Curup - Lubuk Linggau, Karang Jaya.

Taman yang dibuka akhir 2017 lalu ini tiket masuknya Rp 10 ribu per orang dewasa dan Rp 5 ribu per anak-anak.

Di dalam tamannya terdapat beragam jenis bunga serta sejumlah spot selfie berbentu sarang burung, kapal perahu, balon udara dan lainnya.

Di depan sebelah kiri pintu masuk taman ini ada pedagang buah-buahan dan sayuran, antara lain Jeruk Gerga Lebong dan bermacam pisang.

Jeruk Gerga Lebong punya keistimewaan tersendiri.

Jeruk ini tersohor namanya setelah  memenangkan kontes buah jeruk pada Festival Bunga dan Buah Nusantara (FBBN) tahun 2015 lalu dan pernah menjadi buah pilihan oleh Istana Negara.

Keunikan Jeruk Gerga Lebong  ini ukurannya agak besar, bisa ukuran sekepalan orang dewasa.

Bentuknya menyerupai Jeruk Keprok, ketika dibuka aroma wangi dan bulirnya agak besar  seperti Jeruk Bali.

Rasa segarnya,  perpaduan manis dan asam.

Harga Jeruk Gerga Lebong Rp 25.000/Kg, isinya hanya ada 4-5 buah untuk ukuran yang agak jumbo.

Selain Danau Mas, masih ada beberapa objek wisata di Rejang Lebong, antara lain Air Terjun Kepala 30 Km dari pusat Kota Curup, Kebun Binatang Diobagitte 4 Km dari  pusat Kota Curup, Bukit Kaba dan Bunga Raflesia Arnoldi yang berjarak sekitar 14 Km dari Kota Curup atau sekitar 91 Km dari pusat Kota Bengkulu.

Selain itu ada Telaga Puteri Tujuh Warna di Desa Rimbo Pengadang Kecamatan Air Dingin, dan Pemandian Suban Air Panas 6 Km dari pusat Kota Curup.

Kalau Anda ingin menikmati semuanya, TravelPlus Indonesia sarankan sebaiknya bermalam 1 atau 2 malam di salah satu hotel ataupun homestay yang ada di Curup.

Usai mengabadikan Danau Mas, kami kembali ke Kota Bengkulu.

Kami sempat singgah di Masjid Al Muhajirin di Jalan Lintas Curup - Kepahiang Gang Meranti V, Desa Meranti Jaya, Kecamatan Ujan Mas untuk tunaikan Shalat Maghrib.

Sebelum tiba di O.R 44 Hotel, kami melewati Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang berada di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu.

Karena sudah gelap, pesona danau yang berada di tepi jalan raya itu tak nampak, hanya deretan bangku di tepiannya.

Buat TravelPlus Indonesiaoverland tour Kota Bengkulu ke Rejang Lebong oleh-olehnya bukan hanya berupa jeruk, pisang, dan aneka kerajinan khas Bengkulu, pun sejumlah catatan.

Salah satunya, pengembangan objek wisatanya perlu ditata lebih baik lagi, salah satunya keberadaan Danau Mas yang kini mulai banyak ditumbuhi gulma sehingga luas danaunya semakin susut.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:
1. Overland tour menuju perkebunan teh di Kepahiang.
2. Batik Besurek salah satu oleh-oleh khas Bengkulu.
3. Salah satu kopi asli Bengkulu.
4. Foto bareng di perkebunan teh berpanorama cukup menawan.
5. Santap siang pukul 3 sore di Kuala Tripa Resto, Kota Curup. (foto: rizky)
6. Menu Ikan Kakap Kuah Rujak.
7. Taman Bunga Jang Smulen.
8. Jeruk Gerga Lebong.
9. Pemandangan Danau Mas dari Taman Jang Smulen.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP