Di Sabang, UAS pun Sambangi Tugu Kilometer Nol
Banyak yang bilang, berkunjung ke Kota Sabang, Pulau Weh, Aceh tidak sempurna atau kurang afdol kalau belum mampir ke Tugu Kilometer Nol. Tak mau seperti itu, Ustadz Abdul Somad (UAS) pun menyambangi tugu tersohor itu.
Buktinya, pada Ahad 17 Rabiul Awwal 1440 H atau Minggu (25/11/2018) ustad kondang berjuta umat ini meluangkan waktu mejeng di depan tugu tersebut, kemudian fotonya itu di-upload di akun Instagram (IG)-nya @ustadzabdulsomad.
Diposting-annya itu, ustad kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini berpose sambil berdiri, tepat di bawah tulisan Kilometer Nol yang berwarna kuning kemerahan.
Di foto itu, pemilik nama lengkap Abdul Somad Batubara yang bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna keunguan, celana panjang hitam, dan peci hitam bermotif warna perak.
"Dari Sabang sampai Merauke berjejer pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia," tulis dosen UIN Suska Riau ini sebagai captions di bawah fotonya itu.
Kata lulusan S1 Al Azhar Mesir dan S2 Darul Hadits Maroko ini, lagu itu sudah dinyanyikan sejak SD, tapi baru di usia 41 tahun ini sampai ke Sabang.
Masih di akun IG-nya tersebut, UAS menjelaskan kehadirannya di tugu yang berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang ini usai melakukan Tabligh Akbar di tanah lapang Dermaga City 3 dan Kajian Subuh di Masjid Agung Kota Sabang.
Tak cuma itu, dia pun berkesempatam menyeberang ke Pulau Rubiah.
"Pulau Rubiah itu tempat asrama jamaah haji laut Nusantara sebelum bertolak menuju Srilangka terus ke Jeddah di masa silam," tutup UAS di-posting-annya itu sudah dikomentari 963 netizen.
Pemilik akun IG @_y.mahendra berkomentar: "Subhanallah tuan guru, semoga selalu dlm lindungan Allah dimanapun berada, semoga suatu saat kembali lagi ke Kota Sabang".
Komentar bernada sama juga diutarakan pemilik akun IG @rickyijp: "Sehat trus ustad semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam berdakwah. Hari Kamis di Lubuklinggau baru 3 hari udah di Sabang... Semangat guru".
Sementara @faiz_chalifah berharap UAS datang ke daerahnya.
"Ditunggu di Serang Banten ustadz," pinta Faiz.
Berkat posting-an UAS mejeng di tugu yang pertama kali diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh wakil presiden Try Sutrisno itu, tak urung pamor tugu yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Sabang ini semakin terdongkrak kesohorannya.
Faktanya, posting-an itu sudah disukai lebih dari 146 ribu lebih warganet saat berita ini ditulis.
Sesuai pengamatan TravelPlus Indonesia, Tugu Kilometer Nol ini sudah berkali-kali direnovasi hingga kini tampil jauh lebih gagah dan megah.
Tugu berketinggian 43,6 meter dari atas permukaan laut ini desainnya mengandung banyak filosofi.
Empat pilarnya yang menjadi penyangga, kabarnya merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Lingkaran besar di tugu merupakan analogi dari angka 0. Sedangkan senjata Rencong di tugu menyimbolkan Aceh turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara ornamen berbentuk segi delapan melambangkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh, dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.
Sebagai ikon wisata Kota Sabang, kawasan tugu ini sudah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung untuk memanjakan pengunjung.
Ada taman, tempat sampah, tempat parkir, toilet umum, dan tentunya mushola. Di sekitarnya juga ada pedagang kopi, rujak khas Aceh dan bermacam suvenir.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Captions:
1. Ustadz Abdul Somad (UAS) mejeng di Tugu Kilometer Nol, Sabang, Pulau Weh, Aceh. (dok.@ustadzabdulsomad)
Buktinya, pada Ahad 17 Rabiul Awwal 1440 H atau Minggu (25/11/2018) ustad kondang berjuta umat ini meluangkan waktu mejeng di depan tugu tersebut, kemudian fotonya itu di-upload di akun Instagram (IG)-nya @ustadzabdulsomad.
Diposting-annya itu, ustad kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 ini berpose sambil berdiri, tepat di bawah tulisan Kilometer Nol yang berwarna kuning kemerahan.
Di foto itu, pemilik nama lengkap Abdul Somad Batubara yang bergelar adat Datuk Seri Ulama Setia Negara ini mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna keunguan, celana panjang hitam, dan peci hitam bermotif warna perak.
"Dari Sabang sampai Merauke berjejer pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia," tulis dosen UIN Suska Riau ini sebagai captions di bawah fotonya itu.
Kata lulusan S1 Al Azhar Mesir dan S2 Darul Hadits Maroko ini, lagu itu sudah dinyanyikan sejak SD, tapi baru di usia 41 tahun ini sampai ke Sabang.
Masih di akun IG-nya tersebut, UAS menjelaskan kehadirannya di tugu yang berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang ini usai melakukan Tabligh Akbar di tanah lapang Dermaga City 3 dan Kajian Subuh di Masjid Agung Kota Sabang.
Tak cuma itu, dia pun berkesempatam menyeberang ke Pulau Rubiah.
"Pulau Rubiah itu tempat asrama jamaah haji laut Nusantara sebelum bertolak menuju Srilangka terus ke Jeddah di masa silam," tutup UAS di-posting-annya itu sudah dikomentari 963 netizen.
Pemilik akun IG @_y.mahendra berkomentar: "Subhanallah tuan guru, semoga selalu dlm lindungan Allah dimanapun berada, semoga suatu saat kembali lagi ke Kota Sabang".
Komentar bernada sama juga diutarakan pemilik akun IG @rickyijp: "Sehat trus ustad semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam berdakwah. Hari Kamis di Lubuklinggau baru 3 hari udah di Sabang... Semangat guru".
Sementara @faiz_chalifah berharap UAS datang ke daerahnya.
"Ditunggu di Serang Banten ustadz," pinta Faiz.
Berkat posting-an UAS mejeng di tugu yang pertama kali diresmikan pada tanggal 9 September 1997 oleh wakil presiden Try Sutrisno itu, tak urung pamor tugu yang berjarak sekitar 1 jam perjalanan menggunakan mobil dari Kota Sabang ini semakin terdongkrak kesohorannya.
Faktanya, posting-an itu sudah disukai lebih dari 146 ribu lebih warganet saat berita ini ditulis.
Sesuai pengamatan TravelPlus Indonesia, Tugu Kilometer Nol ini sudah berkali-kali direnovasi hingga kini tampil jauh lebih gagah dan megah.
Tugu berketinggian 43,6 meter dari atas permukaan laut ini desainnya mengandung banyak filosofi.
Empat pilarnya yang menjadi penyangga, kabarnya merupakan simbol batas-batas negara yaitu Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai Pulau Rote.
Lingkaran besar di tugu merupakan analogi dari angka 0. Sedangkan senjata Rencong di tugu menyimbolkan Aceh turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Sementara ornamen berbentuk segi delapan melambangkan landasan ajaran Islam, kebudayaan Aceh, dan Nusantara dalam lingkup yang luas sesuai 8 penjuru mata angin.
Sebagai ikon wisata Kota Sabang, kawasan tugu ini sudah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung untuk memanjakan pengunjung.
Ada taman, tempat sampah, tempat parkir, toilet umum, dan tentunya mushola. Di sekitarnya juga ada pedagang kopi, rujak khas Aceh dan bermacam suvenir.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Captions:
1. Ustadz Abdul Somad (UAS) mejeng di Tugu Kilometer Nol, Sabang, Pulau Weh, Aceh. (dok.@ustadzabdulsomad)
0 komentar:
Posting Komentar