Lomba Belah Kepala Sapi Ramaikan Festival Meugang Perdana di Banda Aceh
Serangkaian acara ramaikan Festival Meugang 2018 yang baru pertama kali diadakan di Banda Aceh, Ibukota Aceh, Senin (20/8). Salah satunya kompetisi atraksi membelah/membongkar isi kepala sapi atau istilah Acehnya: plah ulle lemoh. Wow seruuu...
Ada 10 warga mengikuti perlombaan membelah kepala sapi ini.
Setiap peserta oleh panitia disediakan satu kepala sapi yang diletakkan di atas kursi panjang.
Alat pembelahnya seperti parang dan pisau dibawa oleh masing-masing peserta.
Dalam perlombaan ini, yang dinilai tingkat kecepatan dan kebersihan dalam membelah kepala sapi.
Lomba belah kepala sapi yang diiringi sajian musik gambus ini bertempat di Lapangan SMEP atau lokasi pasar daging Meugang, Banda Aceh.
Selain lomba membelah kepala sapi, Festival Meugang yang dimulai sejak pukul 08.30 WIB hingga 16.00 WIB ini juga disemarakkan dengan expo histori meugang, pameran meugang, kuah beulagong, dan tak ketinggalan hiburan artis lokal Aceh.
Festival Meugang yang diselenggarakan Pemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Aceh dan Yayasan Khadam Indonesia (YKI) ini bertujuan menjaga dan merawat tradisi meugang agar tetap eksis dan juga dipahami/diminati generasi milenial.
Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti mengatakan Festival Meugang merupakan tindak lanjut dari tradisi meugang yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada 2016 lalu.
"Salah satu bentuk tindaklanjut itu ya dengan Festival Meugang yang baru pertama kali kita gelar ini," terangnya kepada Travel Plus Indonesia.
Meugang merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Aceh yang tetap bertahan sampai sekarang.
Kabarnya, tradisi ini sudah ada sejak 400 tahun lalu, masa kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke 16 Masehi dan berkembang pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.
Tradisi ini biasanya dilakukan dua atau tiga hari jelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban.
Atau satu atau dua hari sebelum bulan Ramadhan dan sebelum Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran.
Setelah daging sapi selesai dipotong-potong, lalu dibagikan ke masyarakat, kemudian diolah di rumah masing-masing.
Usai tuntas memasaknya, masyarakat kemudian membawa aneka olahan daging tersebut ke masjid untuk disantap bersama tetangga dan warga yang lain.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menambahkan tradisi ini merupakan warisan budaya masyarakat Aceh yang unik.
"Meugang dibilang khas karena hanya ada di Aceh, tidak dimiliki oleh daerah lain," ungkapnya.
Kata Aminullah, Meugang penting dilestarikan karena tradisi ini bisa dijadikan sebagai salah satu daya tarik atau atraksi wisata islami di Aceh yang potensial menjaring wisnus maupun wisman.
Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok. BPNB Aceh
0 komentar:
Posting Komentar