Ratusan Santri Ponpes Nuu Waar Hadiri Tausiah UAS di Masjid Istiqlal
Ada yang menarik perhatian di Pengajian Akbar bertema "Persatuan Umat Islam Untuk Kemaslahafan Bangsa" yang digelar Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (25/7/2018) pagi sampai jelang Zuhur.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Hamzah memegang selebaran informasi pembangunan Masjid Agung Nuu Waar bersama teman-teman satu pondoknya.
2. Hamzah, santri asal Fak-Fak.
3. Ustadz Abdul Somad tengah menyampaikan tausiah.
4. Hamzah dan teman-temannya serta TravelPlus Indonesia.
5. Waketum DMI Komjenpol Syafruddin memberikan cinderamata buku kepada UAS.
6. Santri Ponpes Nuu Waar Bekasi melantunkan sholawat dengan iringan rebana.
Pasalnya, pengajian yang menampilkan penceramah kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) ini bukan hanya diikuti ribuan jamaah dari Jabodetabek pun kedatangan sekitar 800 santri dan santriwati dari Pondok Pesantren (Ponpes) Nuu Waar yang mayoritas orang Papua.
Ponpes mereka beralamat di Kampung Bunut, Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ponpes mereka beralamat di Kampung Bunut, Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Ratusan santrinya memakai pakaian putih dengan logo AFKN atau Al Fatih Kaaffah Nusantara, nama yayasan yang membawahi ponpes tersebut.
Sementara ratusan santriwatinya mengenakan busana muslimah juga berwarna putih dengan hijab sari hitam.
Mereka datang bersama Presiden AFKN Ustad Fadzlan Rabbani Garamatan dengan beberapa bis besar.
"Aku sudah beberapa kali ke Masjid Istiqlal bersama teman-teman santri," aku Hamzah (13) santri kelas 1 SMP Ponpes Nuu Waar kepada TravelPlus Indonesia usai mengikuti pengajian tersebut.
"Kalau lihat Ustadz Abdul Somad berceramah langsung ya baru kali ini," tambah Hamzah yang berasal dari Distrik Teluk Patipi, Kabupaten Fak-Fak, Papua Barat dengan mimik senang.
"Setahu aku Ustad Abdul Somad belum pernah berceramah di Ponpes Nuu Waa dan kampung halamanku," aku Hamzah.
Walau sudah beberapa kali ke Masjid Istiqlal, bocah yang bercita-cita menjadi tentara Kopasus ini mengaku tidak pernah bosan.
"Aku suka aja kalau di ajak ke Masjid Istiqlal ini, apalagi pas ada penceramah terkenal," terangnya.
Hal senada juga diutarakan Risal (12), adik kelas Hamzah yg kini duduk di kelas 6 SD Ponpes tersebut.
"Masjidnya besar dan adem, aku betah jadinya, " ujar Risal yang berasal dari Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Ketika disinggung soal Ponpesnya, Hamzah menjelaskan kalau di Ponpesnya tengah ada pembangunan Masjid Agung Nuu Waar.
"Ini Om keterangannya ada di sini, " kata Hamzah sambil memberikan selembar informasi terkait pembangunan masjid yang dimaksud.
Dalam selebaran itu terlihat foto tahap pemancangan tiang pancang dan rencana bentuk bangunan masjid serta foto Ustadz Fadzlan Rabbani Garamatan.
Di bawah foto-foto tersebut Ustad Fadzlan menjelaskan proses pembangunan Masjid Agung Nuu Waar sejak 20 Januari 2018 sudah menyelesaikan pemancangan 265 buah tiang pancang dari sejumlah donatur.
"Saat ini sedang dilakukan persiapan pekerjaan cakar ayam, lantai dasar, dan lantai utama masjid. Karena sarana masjid ini akan dilengkapi dengan sarana pendidikan santri Ponpes Nuu Waar," jelas Ustad Fadzlan.
Dalam selebaran itu Ustadz Fadzlan juga mengajak seluruh umat Islam dimanapun berada untuk berwaqaf, berinfaq, dan bersodaqoh bagi penyelesaian pembangunan Masjid Agung Nuu Waar ini.
"Waqaf, infaq, dan bersodaqoh juga dapat diatasnamakan orangtua baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, melalui Rek. An Yayasan Al Fatih Kaaffah Nusantara BTN Syariah 712-305-2052, Bank BNI Syariah 0272-455-639 atau ke Bank Syariah Mandiri 009-019-4463," jelasnya.
Pengajian akbar yang digelar keluarga besar DMI kali ini juga dihadiri Mufida Kalla, Istri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Komjen Pol. Drs H. Syafruddin selaku Wakil Ketua Umum DMI.
Wapres Jusuf Kalla sendiri selaku Ketua Umum DMI yang semula diinformasikan hadir ternyata berhalangan karena ada urusan kenegaraan.
Dalam kata sambutan, Komjen Pol. Drs H. Syafruddin menjelaskan DMI mencatat jumlah masjid di seluruh Indonesia kini mencapai 800 ribu masjid.
Masjid-masjid tersebut membutuhkan sekurangnya 3 ribu ustad untuk memenuhi undangan pengajian-pengajian.
"Bahkan mungkin masih kurang. Kita butuh ustadz-ustadz muda yang bisa mengikuti jejak Ustadz Abdul Somad," ujarnya.
Usai mengikuti pengajian akbar yang berakhir sekitar pukul 11 siang, ratusan santri/santriwati Ponpes Nuu Waar, tidak langsung pulang.
Mereka sempatkan waktu berkeliling masjid kemudian Shalat Zuhur berjamaah. Selepas itu mereka kembali ke bis masing-masing untuk kembali ke ponpes.
Menariknya sambil menuju lokasi parkir, sejumlah santri melantunkan sholawat dengan iringan alat pukul rebana.
Atraksi mereka pun mendapat perhatian jamaah lain, termasuk sejumlah turis asing yang tengah berwisata di Masjid Istiqlal.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Hamzah memegang selebaran informasi pembangunan Masjid Agung Nuu Waar bersama teman-teman satu pondoknya.
2. Hamzah, santri asal Fak-Fak.
3. Ustadz Abdul Somad tengah menyampaikan tausiah.
4. Hamzah dan teman-temannya serta TravelPlus Indonesia.
5. Waketum DMI Komjenpol Syafruddin memberikan cinderamata buku kepada UAS.
6. Santri Ponpes Nuu Waar Bekasi melantunkan sholawat dengan iringan rebana.
0 komentar:
Posting Komentar