Temu Bisnis Wisata Halal Kedua Diikuti 200 Peserta dan Dihadiri 10 Negara
Halal Travel Konsorsium (HTK) dan Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN) serta didukung oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan menyelenggarakan ‘Temu Bisnis Wisata Halal ke-2’ di Jakarta pada 10 Juni 2017. Selain diikuti sekitar 200 peserta, juga akan dihadiri perwakilan dari 10 negara.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis @yahoo.com, ig: @adjitropis)
Penggagas temu bisnis wisata halal yang juga sebagai founder HTK dan Sekjen ATHIN, Cheriatna menjelaskan temu bisnis wisata halal ke-2 ini akan mempertemukan vendor-vendor penyedia paket wisata halal dengan para reseller agent travel yang menjual paket tour halal kepada konsumen.
“Dalam pertemuan ini diharapkan seluruh peserta dapat menambah pengetahuan produk (knowledge product) wisata halal, menumbuhkan kepercayaan sesama stakeholder, memperkaya jaringan bisnis, dan pada akhirnya bisa meningkatkan volume transaksi,” kata Cheriatna saat jumpa pers penyelenggaraan ‘Temu Bisnis Wisata Halal ke-2’ di Gedung Twink Jakarta Selatan, Selasa (8/6).
Penyelenggaraan Temu Bisnis Wisata Halal Indonesia ini diharapkan akan menjadi forum terdepan di bidang wisata di Indonesia serta dapat memberikan andil besar dalam memajukan kepariwisataan Indonesia sebagai tujuan wisata halal terbaik dunia.
Acara temu bisnis ke-2 ini, lanjut Cheriatna sebagai kelanjutan dari temu bisnis wisata halal pertama yang sukses diselenggarakan tahun 2016 yang lalu.
Penyelenggaraan temu bisnis wisata halal ke-2 kali ini akan lebih banyak lagi melibatkan para pebisnis wisata halal Indonesia, di antaranya mereka yang sudah tergabung dalam sistem berbasis web www.travelkonsorsium.com yang kini anggotanya lebih dari 600 travel dan agen tour wisata halal di Indonesia.
“Saat ini yang sudah mendaftar ada 200 peserta. Sedangkan perwakilan dari 10 negara yang akan hadir antara lain dari Thailand, Singapura, Malaysia, Turki, Korea, Jepang, dan China,” ungkapnya.
Kemenpar sendiri menyambut baik penyelenggaraan temu bisnis wisata halal ke-2 sebagai sarana mempertemukan pelaku bisnis wisata halal di Indonesia.
Sebab wisata halal atau halal tourism menjadi produk unggulan pariwisata Indonesia yang dalam tiga tahun belakangan pertumbuhannya tinggi.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kemenpar, Tazbir dalam keterangan tertulisnya menjelaskan pertumbuhan wisatawan muslim mencanegara ke Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini rata-rata mencapai 15,5%, bila tahun 2013 sebanyak 1,7 juta meningkat menjadi 2,2 juta pada 2015 atau memberikan kontribusi lebih dari 20% dari total kunjungan wisman ke Indonesia tahun 2015 sebanyak 10,4 juta wisman.
“Pertumbuhan wisata halal Indonesia ini di atas pertumbuhan wisata halal dunia yang mencapai 6,3%. Peluang Indonesia untuk merebut devisa wisata halal dunia sangat besar,” jelasnya.
Tazbir menambahkan dalam dua tahun berturut-turut Indonesia memperoleh penghargaan pada World Halal Tourism Award di Abu Dhabi. Tahun 2015 mendapat 3 penghargaan kemudian tahun 2016 meningkat menjadi 12 penghargaan dari 15 penghargaan sehingga dampaknya Indonesia makin diakui sebagai destinasi wisata halal kelas dunia.
Selain itu merujuk MasterCard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017 menyebutkan dari 130 negara yang di survei GMTI posisi Indonesia berada di peringkat ketiga.
“Posisi ini masih berada di bawah Malaysia dan Uni Emirat Arab. Potensi Indonesia yang besar, berpeluang menjadi nomor satu,” ujar Tazbir.
Data GMTI juga menyebutkan jumlah wisatawan muslim dunia akan mencapai 168 juta wisatawan pada tahun 2020 dengan pengeluaran di atas US$ 200 milyar.
Sementara itu menurut Comcec Report February 2016 jumlah wisatawan muslim dunia diproyeksikan sebesar 180 juta pada 2020 dengan pertumbuhan rata-rata 9,08 per tahun.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis @yahoo.com, ig: @adjitropis)
0 komentar:
Posting Komentar