Festival Bakar Tongkang 2017 Sukses Jaring 50 Ribu Lebih Wisatawan
Festival Bakar Tongkang 2017 yang digelar Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) selama 2 hari, 10-11 Juni berhasil menjaring 52 ribu wisatawan terdiri atas 30 ribu wisatawan nusantara (wisnus) dan 22 ribu wisatawan mancanegara (wisman).
“Ini di luar perkiraan kami yang menargetkan sekitar 43 ribu orang yang datang ke Festival Bakar Tongkang di Bagansiapiapi. Hotel full booked, juga rumah warga sampai disewakan Rp 4 juta untuk jangka waktu menginap seminggu. Bahkan banyak wisatawan yang rela menginap di Dumai atau Riau, saat acara baru datang ke tempat acara," aku Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Riau Fahmizal Usman.
Keberhasilan prosesi ritual #BakarTongkangFest dlam menjaring wisatawan melebi target tahun ini, Fahmizal pun berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur dari Pekanbaru menuju Bagansiapiapi guna mewujudkan mimpi menjadikan Rohil sebagai destinasi wisata kelas dunia.
"Kami berharap pemerintah pusat mempercepat pembangunan infrastruktur jalan nasional sampai ke Kota Bagansiapiapi untuk memudahkan datangnya wisatawan mengingat Festival Bakar Tongkang sudah berkelas dunia," harapnya.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti mengakui aksebilitas menuju Bagansiapaiapi dari Pekanbaru, Ibukota Riau masih menjadi kendala. “Cukup jauh, butuh extra effort menuju Bagansiapiapi dari Pekanbaru. Apalagi Riau termasuk target Border Tourism kami," ungkapnya.
Esthy yang mengunakan helikopter dari Pekanbaru ke Bagansiapiapsi ini juga menyoroti pengembangan Amenitas. "Tadi saya berkeliling dengan Kepala Dinas Pariwisata Rohil (Ali Asfar-red), banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan di Bagansiapiapi, karena banyak peninggalan bersejarah, ada rumah masyarakat yang bisa dikembangkan dan dikemas, dipadu dengan wisata alam dan wisata buatan untuk jadi daya tarik bagi wsman. Khusus pulau Jemur potensi ada pada fishing, diving, dan penangkaran penyu," tuturnya.
Berdasarkan pantauan Travelplus Indonesia, wisatawan yang datang menyakasikan Festival Bakar Tongkang 2017 di Bagansiapi-api memadati Jalan Kelenteng sebelum pembakaran tongkang dimulai.
Ribuan orang menyalakan dupa, membuat asap menyelimuti kawasan Kelenteng Ing Hok Kiong ini.
Napas pun agak sesak dan mata menjadi perih. Sejumlah ibu sibuk memberikan masker kepada para wisatawan yang hadir di ritual ini.
Arak-arakan Tongkang yang diiringi tambuk atau simbal yang dipukul bertalu-talu ini kemudian bergerak keluar dari kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar, dimana sehari sebelumnya telah dilakukan ritual sembahyang di kelenteng.
Tak sampai 30 menit berjalan, puluhan ribu orang bergerak menuju tempat pembakaran di Jalan Perniagaan Kota Bagansiapiapi yang menentukan arah tiang tongkang itu jatuh. Karena itu adalah puncak acara Festival Bakar Tongkang.
Pada event #BakarTongkang kali ini, replika tiang layar tongkang yang dibakar jatuh ke arah laut.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, kemana arah tiang itu menunjukan keselamatan dan peruntungan usaha serta mata pencarian lebih baik atau lebih banyak datangnya dari laut.
Di lokasi pembakaran tongkang, yang datang bukan hanya wisatawan tapi juga perantau. Johan (23) salah satunya. Pemuda kelahiran Bagansipaiapi yang bekerja di Tangerang, Banten ini sengaja cuti kerja untuk pulau kampung (pulkam) sekaligus menyaksikan Bakar Tongkang.
“Setiap tahun saya pulkam saat ada Bakar Tongkang, dan rata-rata semua perantau dari Bagansiapiapi yang ada di Jabodetabek, Bandung, Medan bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Taiwan dan lainnya pasti pulkam ke Bagansiapiapi jelang Bakar Tongkang,” akunya.
Pria lulusan SMA ini mengakui Bakar Tongkang mendatangkan pendapatan lebih bagi sejumlah pedagang.
“Bukan cuma pemilik hotel dan rumah makan serta pengusaga mobil travel sampai sopir becak motor tapi juga penjual dupa kecipratan untung. Harga dupa satu ikat berisi tiga batang dupa sekitar Rp 20 ribu. Lihat saja yang datang pulihan ribu dan semua membeli dupa,” akunya.
Satu lagi yang mencapat keuntungan berlipat-lipat dengan adanya Bakar Tongkang ini adalah pengusaha oleh-oleh khas Bagansiapiapi.
Sejumlah toko oleh-oleh di kota ini antara lain di Toko HH di Jalan Perdagangan 45 B serta di Dekranasda Rohil di Jalan Aman diburu wisatawan.
Paling laris diborong pembeli antara lain kacang Tumbuk Rp 23 ribu per kantung, taucho Rp 7 ribu dalam kemasan, kecap asin, dan aneka ikan asap.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Tongkang siap-siap dibakar.
2. Prosesi arak-arakan menuju lokasi pembakaran tongkang.
3. Tua-muda dan anak-anak tumplek jadi satu di arena pembakaran tongkang.
4. Warga lokal melayu pun antusias menyaksikan Festival Bakar Tongkang 2017.
5. Taucho khas Bagansiapiapi diburu wisatawan usai menyaksikan Festival Bakar Tongkang 2017.
0 komentar:
Posting Komentar