Kiat Menduniakan Gentala Arasy Agar Menjaring Lebih Banyak Lagi Wisatawan
Sejak diresmikan 2 tahun lalu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kota Jambi pun memiliki landmark baru berlabel Gentala Arasy, yakni jembatan berkonsep pendestrian bagi pejalan kaki yang ternyata cukup berhasil menjaring wisatawan.
Pengunjung yang datang ke Gentala Arasy yang merupakan kepanjangan dari Genah Tanah Lahir Abdurahman Sayuti ini, bukan hanya warga Kota Jambi dan sekitarnya pun dari berbagai kabupaten bahkan dari luar Provinsi Jambi.
Jembatan sepanjang 503 Meter dan lebar 4,5 Meter ini membentang di atas Sungai Batanghari yang menghubungkan Taman Tanggo Rajo Jambi dengan Kota Seberang yang didaulat sebagai Kota Religi sekaligus kota Budaya Jambi.
Di atas pintu gerbang Jembatan Arasy dari Taman Tanggo Rajo, di dua sisinya terpasang kaligrafi dari stainless yang berlafal Allah dan Muhammad. Sedangkan di ujung jembatan ini, yang berada di daratan Kota Seberang berdiri sebuah menara yang tingginya mencapai 80 meter.
Di bagian atas menaranya terpasang speaker yang kabarnya terhubung dengan Masjid Agung Al-Falah atau Masjid Seribu Tiang.
Ketika tiba waktu sholat, suara adzan yang dikumandangkan masjid tersebut akan terdengar jelas melalui speaker.
Pesona Gentara Arasy kian memesona pada malam hari lantaran diterangi lampu warna-warni yang menghiasi sepanjang sisi jembatan.
Sayangnya setahun kemudian dan sampai saat ini, wajah kawasan wisata Gentala Arasy menjadi kumuh dan semraut akibat tumpah ruahnya pedagang kaki lima (PKL).
Ada pedagang makanan (sate padang, jagung bakar, nasi goreng, dan lainnya); pedagang minuman (aneka soft drink, jus, kelapa ijo, kopi, dan lainnya); pedagang aneka fesyen (kaos bergambar Gentala Arasy, jaket, celana, jam tangan, kaca mata, topi, dan lainnya); dan pedagang kerajinan tangan (lancak atau ikat kepala khas Jambi, batik Jambi, dan bermacam aksesoris) yang tidak sama sekali tertata dengan baik dan rapih.
Padahal jembatan yang dibangun tahun 2012 dengan menghabiskan dana hingga Rp 88,7 miliar itu berlokasi tepat di depan rumah dinas (rudin) Gubernur Jambi dan bersebelahan dengan pusat perbelanjaan.
Kalau ini didiamkan, tentu bukan saja bisa memberi citra kurang sedap bagi Kota Jambi, pun menjadi bumerang bagi pariwisata Kota Jambi dan Provinsi Jambi, mengingat Kota Jambi merupakan salah satu pintu gerbang menuju sejumlah kabupatennya.
Calon wisatawan jadi enggan berkunjung setelah mendengar atau melihat kabar kumuh dan semraut itu.
Bisa jadi wisatawan yang pernah sekali ke Gentala Arasy, jadi malas datang lagi, jika paras Gentala Arasy tak berubah dan tidak ada sesuatu yang membuat wisatawan itu tertarik menyambanginya lagi.
Bisa jadi wisatawan yang pernah sekali ke Gentala Arasy, jadi malas datang lagi, jika paras Gentala Arasy tak berubah dan tidak ada sesuatu yang membuat wisatawan itu tertarik menyambanginya lagi.
Untuk merubah imej kotor dan berantakan itu, tak ada pilihan selain menata para PKL di kawasan wisata Gentala Arasy.
Kalau memang kawasan itu juga dimanfaatkan untuk wisata kuliner, sebaiknya dibuat lokasi khusu sebagai sentra kuliner yang bagus, tertata baik, bersih, rapih, dan kalau bisa desain sentra kulinernya berarsitektur lokal hingga memberi nilai plus tersendiri.
Sentra kuliner tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas parkir yang rapih, kursi-kursi taman dan gazeobo, mushola, dan toilet yang bersih dan apik serta tempat sampah yang memadai.
Jangan seperti sekarang ini, toiletnya di pinggir sungai, bau pesing kemana-mana karena air kotorannya langsung dibuang ke sungai.
Tak lupa menyediakan dermaga-dermaga khusus perahu kayu. Lebih bagus lagi kalau perahu-perahu kayunya didesain, dicat, dan dihias sedemikian rupa hingga unik dan menarik sebagai perahu wisata yang aman dan nyaman.
Apalagi kalau sentra kuliner itu bersuasana teduh, dirindangi pepohonan besar. Tidak seperti sekarang ini, masih gersang dan panas terutama siang hingga jelang sore karena minim pepohonan besar.
Pemkot Jambi harus tegas memberi sanksi keras terhadap PKL yang maish berjualan di lokasi yang dilarang atau masih membuang sampah ke sungai seperti yang masih dilakukan sejumlah PKL saat ini.
Pilihan lain menjadikan lokasi tersebut benar-benar bebas dari PKL, dengan kata lain dikembalikan fungsinya sebagai ruang taman hijau (RTH) yang dilengkapi dengan fasilitas jogging track dan lapangan untuk senam serta berbagai fasilitas olahraga umum lainnya. Sedangkan PKL yang ada saat ini, semuanya dipindahkan ke tempat khusus di satu titik yang jauh lebih manusawi dan tertata rapih.
Setelah itu terwujud, barulah mengemas Gentala Arasy agar namanya mendunia dan mampu menjaring wisatawan lebih banyak lagi, bukan hanya wisatawan nusantara (wisnus) pun mananegara (wisman).
Salah satu caranya dengan menggelar berbagai event berlabel Gentala Arashy. Misalnya event wisata olahraga atau sport tourism Lomba Dayung Gentala Arasy yang bertaraf internasional.
Bisa juga membuat lomba lari Marathon Gentala Arasy ataupun lomba balap sepeda Tour de Gentala Arasy, dan sport tourism lainnya yang juga berkelas dunia, artinya diikuti peserta dari mancanegara.
Bisa juga membuat lomba lari Marathon Gentala Arasy ataupun lomba balap sepeda Tour de Gentala Arasy, dan sport tourism lainnya yang juga berkelas dunia, artinya diikuti peserta dari mancanegara.
Tak ketinggalan menggelar berbagai culture events seperti Festival Gentala Arasy yang menampilkan berbagai kesenian dan budaya masyarakat Kota Jambi. Atau juga Festival Kuliner, Festival Ramadhan, dan Festival Lebaran.
Kemudian Lomba Foto Pesona Gentala Arasy, Lomba Mural Gentala Arasy, dan even bersifat hiburan bertema musik misalnya Jazz Gentala Arasy, dan even jenis musik lainnya.
Semua even itu sebaiknya dikombanasikan dengan paket wisata City Tour Jambi dan paket wisata lain di luar Kota Jambi, misalnya berkunjung ke Geopark Merangin, menyambangi situs sejarah Candi Muaro Jambi, menikmati perkebunan teh Kayu Aro dan atau mendaki Gunung Kerinci.
Jika semua itu dilakukan dengan kemasan menarik, spektakuler, dan bertaraf dunia pula, serta tak lupa promosi dan publikasi yang gencar secara online maupun offline jauh-jauh hari, dengan melibatkan media online/blogger profesional dan media sosial (medsos), pasti Gentala Arasy bukan saja akan mendunia namanya, pun bakal menjaring lebih banyak lagi wisnus dan wisman ke Kota Jambi khususnya dan ke kabupaten-kabupaten lain di Provinsi Jambi secara keseluruhan.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Captions:
1. Perahu kayu, Sungai Batanghari, dan Jembatan Gentala Arasy, ikon landmark Kota Jambi.
2. PKL di pingiran Sungai Batanghari, di bawah Jembatan Gentala Arasy.
3. PKL di depan gerbang Gentala Arasy, tak jauh dari rumah dinas Gubernur Jambi.
4. Aneka kaos bergambarkan jembatan Gentala Arasy.
5. Lomba dayung internasional di bawah Jembatan Gentala Arasy potensial menjaring wisnus dan wisman.
6. Pesona Jembatan Gentala Arasy jelang senja.
Captions:
1. Perahu kayu, Sungai Batanghari, dan Jembatan Gentala Arasy, ikon landmark Kota Jambi.
2. PKL di pingiran Sungai Batanghari, di bawah Jembatan Gentala Arasy.
3. PKL di depan gerbang Gentala Arasy, tak jauh dari rumah dinas Gubernur Jambi.
4. Aneka kaos bergambarkan jembatan Gentala Arasy.
5. Lomba dayung internasional di bawah Jembatan Gentala Arasy potensial menjaring wisnus dan wisman.
6. Pesona Jembatan Gentala Arasy jelang senja.
0 komentar:
Posting Komentar