Kinerja dan Prestasi OK, Itulah Jawaban Kenapa Arief Yahya Aman, Tidak Kena Reshuffle
Sejak susunan reshuffle Kabinet Kerja Jilid 2 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di gedung Istana Negara, Rabu (27/7/2016), pemberitaannya pun semakin ramai dan heboh. Hampir semua media umum baik online, koran, TV, dan radio berebutan dan adu cepat dalam mengupas soal pergantian menteri itu. Social media pun tak kalah maraknya, sampai muncul meme-meme terkait perombakan menteri itu yang menggelik sampai bikin ngakak.
Sebagian besar media umumnya melampirkan 9 nama menteri yang diganti dan 4 lagi yang digeser posisinya oleh Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK).
Tak sedikit yang mempertanyakan kenapa Ignatius Jonan dan Anies Baswedan ‘ditendang’, mengapa pula orang lama seperti Wiranto dan Sri Mulyani diambil kembali.
Baru kemudian mengangkat profil orang-orang baru yang terpilih menjadi menteri, alasan kenapa menteri A, B, C dan seterusnya ‘dilengserkan’, dan kenapa pula menteri X,Y,Z digeser posisinya.
Dari daftar nama Reshuffle Kabinet Kerja Jilid 2 yang dibacakan Presiden Jokowi totalnya ada 13 yakni Menko Kemaritiman kini dipegang oleh Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Bambang Brodjonegoro), Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN (Sofyan Djalil), Kepala BKPM (Thomas Trikasih Lembong), Menko Polhukam (Wiranto), dan Menteri Keuangan kembali diambil alih Sri Mulyani Indrawati, yang kemudian mendapat porsi sorotan yang lebih dari sejumlah media.
Selanjutnya Menteri Desa dan PDTT kini dijabat Eko Putro Sandjojo, Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Muhadjir Effendy), Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita), Menteri Perindustrian (Airlangga Hartarto), Menteri ESDM (Arcandra Tahar), dan Men PANRB dipercayakan kepada Asman Abnur.
Presiden Jokowi sempat menyatakan bahwa dia berusaha maksimal agar Kabinet Kerja bisa bekerja lebih cepat, dalam tim yang solid dan saling mendukung.
Dari nama ke-13 nama itu, jelas tidak muncul nama pengganti Menteri Pariwisata (Menpar). Dengan kata lain Arief Yahya aman, masih eksis menjadi orang nomor satu di Kementarian Pariwisata (Kemenpar).
“Met ya Pak AY tetap bertahan.., ga diresapel..,” ucap TravelplusIndonesia kepada Menpar Arief Yahya, Rabu siang itu juga, selepas pengumuman reshuffle Kabinet Kerja jilid 2.
Tak lama kemudian, pria berdarah Banyuwangi dan Banten ini membalasnya. “Makasih Mas Adji..,” singkat diakhiri dengan satu simbol senyum.
TravelplusIndonesia sengaja mengangkat reshuffle Kabinet Kerja jilid 2 ini dari sisi pariwisata, bukan sekadar ingin beda dengan media-media lain yang umumnya mengupas hal-hal seperti tersebut di atas. Namun sekaligus ingin menjelaskan kepada orang-orang atau pihak yang sempat meragukan profil, kinerja, dan prestasi Arief Yahya.
Pada tahun lalu, saat muncul wacana reshuffle Kabinet Kerja jilid 1, nama Arief Yahya memang termasuk salah satu yang disebut-sebut bakal kena reshuffle.
Ketika itu beberapa orang/pihak yang sebenarnya belum mengenal betul sepak terjang Arief Yahya setelah dilantik Presiden Jokowi sebagai Menpar, menilai hasil kinerja Arief Yahya belum terlihat, sehingga kemungkinan ‘didepak’ dari Kabinet Kerja.
Bahkan ada jurnalis yang baru beberapa tahun meliput di Kemenpar namun suka carmuk (cari muka) dan sotoy (bahasa gaul yang berarti sok tahu) bilang begini: “Nggak lama lagi Arief Yahya juga bakal diganti,” kata jurnalis bau kencur itu dengan ‘polos’-nya. Kebetulan TravelplusIndonesia mendengar langsung ocehan ngawur jurnalis itu.
Akhirnya, penilaian dan prediksi orang-orang sotoy itu keliru besar. Buktinya Arief Yahya tak termasuk 5 orang menteri dan 1 Sekretaris Menteri (Sekab) yang kena reshuffle pada sesi pertama itu.
Keenam orang baru di jajaran Kabinet Kerja yang dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu, 12 Agustus 2015 Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 79/P/2015 tentang penggantian beberapa menteri para menteri itu adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Darmin Nasution (menggantikan Sofjan Djalil), Menteri Koordinator Bidang Maritim: Rizal Ramli (menggantikan Indroyono Susilo), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan (menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno). Luhut juga merangkap sebagai Kepala Kantor Staf Presiden.
Lalu Menteri Perdagangan Thomas Lembong (menggantikan Rachmat Gobel), 5. Kepala Bappenas/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional: Sofjan Djalil (menggantikan Andrinof Chaniago), dan Sekretaris Kabinet: Pramono Anung (menggantikan Andi Widjajanto).
Pada wacana reshuffle Kabinet Kerja jilid 2 tahun ini, nama Arief Yahya memang tak lagi disebut-sebut. Bisa jadi orang/pihak yang semula mengecilkan Arief Yahya sudah terbuka matanya, setelah melihat hasil kinerja dan prestasi Arief Yahya.
Namun masih saja ada orang sotoy lagi yang menilai Arief Yahya kurang pas menjadi Menpar. Dan TravelplusIndonesia pun mendengar langsung penilaian asbun alias asal bunyi yang datang dari jurnalis ‘antah berantah’, bukan wartawan khusus pariwisata, dan tidak biasa meliput di Kemenpar itu. (Orang sotoy itu termasuk yang dijuluki teman-teman wartawan lain sebagai bodrex, alias wartawan ga jelas-red).
Padahal selama setahun menjabat sebagai Menpar Arief sudah punya sederet prestasi. Berdasarkan catatan TravelplusIndonesia, prestasi itu yang berhasil diraih menteri pariwisata Indonesia ke-14 ini antara lain menaikkan daya saing pariwisata Indonesia di dunia menjadi peringkat 50 dari peringkat 70 pada 2014 (Berdasar Index WEF, 2015).
Dia juga berhasil melebihi target untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga 109,7 persen tahun lalu.
Dari kedua data itu saja sudah menunjukkan bahwa industri pariwisata Indonesia memang mengalami peningkatan yang signifikan, selama dipimpin Arief Yahya.
Prestasi itu pun diakui Popong Otje Djundjunan. Menurut anggota Komisi X DPR RI yang lebih dikenal dengan panggilan Ceu Popong itu, peningkatan jumlah wisman sebesar itu tahun lalu membuktikan kinerja Arief Yahya dan timnya di Kemenpar ada hasilnya. Oleh karena itu Ceu Popon mengaku jika prestasi ini terus berlanjut, dia siap mendukung Kemenpar untuk mendapatkan anggaran dana yang lebih besar tahun depan.
Kendati sudah meraih prestasi atas kinerjanya hingga membawa sektor pariwisata Indonesia naik kelas, namun Arief Yahya masih punya sederet target utama yang ingin diraihnya bersama seluruh komponennya di Kemenpar.
Target itu antara lain meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari 9 persen pada 2014 menjadi 15 persen pada 2019, menaikkan devisa dari Rp 140 triliun pada 2014 menjadi Rp 280 triliun pada 2019, dan meningkatkan kontribusi terhadap kesempatan kerja dari 11 juta pada 2014 menjadi 13 juta pada 2019.
Selain itu, dia juga ingin menaikkan indeks daya saing pariwisata dari peringkat 70 pada 2014 menjadi 30 pada 2019, dan tentunya ingin menambah jumlah kedatangan wisman dari 9,4 juta pada 2014 menjadi 20 juta pada 2019 serta meninggikan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dari 250 juta pada 2014 menjadi 275 juta pada 2019.
Guna mencapai semua target tersebut, sejumlah strategi pun ditetapkan sang pengarang buku Great Spirit Grand Strategy ini, termasuk perbaikan birokrasi dan tak ketinggalan pengembangan SDM.
Pengakuan kinerja dan prestasi yang OK hingga Arief Yahya pantas dipertahankan di Kabinet Kerja Jokowi-JK, juga datang dari 2 deputinya di Kemenpar yang bergelar profesor.
Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kemenpar Prof. Dr. H.M. Ahman Sya mengaku begitu bersyukur Arief Yahya tidak kena reshuffle.
“Itu membuktikan bahwa kinerja beliau memimpin Kemenpar dipandang berhasil oleh Bapak Presiden karena mampu mewujudkan Nawacita Presiden,” terang Ahman Sya lewat pesan WA kepada TravelplusIndonesia di Jakarta, Kamis (28/7).
“Itu membuktikan bahwa kinerja beliau memimpin Kemenpar dipandang berhasil oleh Bapak Presiden karena mampu mewujudkan Nawacita Presiden,” terang Ahman Sya lewat pesan WA kepada TravelplusIndonesia di Jakarta, Kamis (28/7).
Di bidang pengembangan SDM kepariwisataan, sambung Ahman Sya, Arief Yahya sangat concern baik secara kuantitas maupun kualitas, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun nonformal.
Lewat pendidikan formal misalnya, Ahman Sya mengatakan Menpar Arief Yahya melakukan pengembangan pendidikan tinggi pariwisata dan SMK pariwisata melalui kerjasama dengan Kemenristek Dikti dan Kemendikbud. “Tujuannya adalah untuk meningkatlan mutu dan daya saing SDM Pariwisata di ASEAN,” ujarnya.
Sedangkan melalui pendidikan nonformal, Arief Yahya juga melakukan sertifikasi SDM Pariwisata dan pelatihan dasar SDM Pariwisata dalam konteks pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan pariwisata.
Ahman Sya memprediksi Arief Yahya akan dipertahankan oleh Presiden Jokowi sebagai Menpar sampai 2019 bahkan untuk periode berikutnya. “Saya optimis begitu. Karena beliau pekerja keras yang selalu terencana dengan baik,” aku Ahman Sya.
Selain kinerja dan prestasinya sudah terbukti, dalam bekerja, sambung Ahman Sya, Menpar Arief Yahya juga selalu berpegang pada prinsip IFA atau Imagine, Focus, dan Action secara sinergis.
“Imagine itu perencanaan yang baik. Beliau juga mengutamakan 3 S atau Solid, Speed, n Smart,” terang Ahman Sya
.
Hal senada juga diutarakan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar Prof. Dr. Ir I Gde Pitana.
Menurut Pitana sangat wajar, sangat tepat, dan sangat benar kalau Pak Presiden mempertahankan Pak AY. “Tapi kalau apa penilaian dan alasan Pak Presiden mempertahankan Pak AY, saya tidak tahu,” ujar Pitana usai mendampingi Arief Yahya dalam acara The Jakarta Racers Reveal Press event yang digelar AXN untuk mengenalkan TARA Season 5 di Fairmont Hotel Jakarta, Kamis (28/6).
“Yang saya tahu, Pak AY itu kerja terus. Kalau dia pulang kerja baru jam 2 pagi, itu juga saya tahu. Kemudian tahun lalu tercapai target kunjungan wismannya, itu saya tahu. Lalu Januari sampai Mei 2016 ini selalu di atas target kunjungan wisman yang ditetapkan, itu juga saya tahu,” terang Pitana.
Kata Pitana, berbahagialah bangsa ini punya orang cerdas, pekerja keras, dan orang yang tulus mengabdi kepada negara seperti Arief Yahya. “Seperti pepatah orang Jawa, bekerjanya ga pake pamrih tapi hasilnya kelihatan,” ujarnya.
“Kami yang di bawah adalah murid-murid yang sedang belajar untuk lulus dari didikan beliau. Kita digembleng terus,” aku pria asal Bali ini.
Pitana mengakui terkadang susah dan lelah mengejar langkah Pak AY mencapai semua target itu. “Jujur, ngejar beliau itu, kadang-kadang kita capek. Tapi saya tidak mengeluh, saya justru belajar banyak dari Pak AY,” pungkas Pitana.
Atas kinerja dan prestasinya yang OK, rasanya tak ada alasan buat meragukan sepak terjang Arief Yahya yang dengan sepenuh hati ingin membangun pariwisata Nasional menjadi lebih baik dan baik lagi.
Dan rasanya Presiden Jokowi tahu betul itu sehingga anak buahnya satu ini tetap dipertahankan di jajaran Kabinet Kerjanya. Kecuali ada faktor lain seperti intrik, tekanan, dan kepentingan politik, ataupun karena masalah indisipliner.
Sebagai media indie (independent) yang loyal dan fokus di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, TravelplusIndonesia akan senantiasa memantau kinerja Arief Yahya berserta 4 deputi, para asdep, dan seterusnya. Tujuannya tentu untuk membantu Kemenpar berikut timnya itu, menggapai semua target utamanya.
Sejauh kinerja dan prestasinya bagus, patut didukung dan diapresiasi. Tapi jika kurang apalagi melenceng, siap-siap untuk dikritisi dengan legowo demi kebaikan pariwisata Indonesia juga.
Sebagai media indie (independent) yang loyal dan fokus di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, TravelplusIndonesia akan senantiasa memantau kinerja Arief Yahya berserta 4 deputi, para asdep, dan seterusnya. Tujuannya tentu untuk membantu Kemenpar berikut timnya itu, menggapai semua target utamanya.
Sejauh kinerja dan prestasinya bagus, patut didukung dan diapresiasi. Tapi jika kurang apalagi melenceng, siap-siap untuk dikritisi dengan legowo demi kebaikan pariwisata Indonesia juga.
0 komentar:
Posting Komentar