Melihat GMT 2016 dengan Kacamata Islam
Tahun ini memang istimewa karena terjadi fenomena alam langka yakni Gerhana Matahari Total (GMT), tepatnya Rabu tanggal 9 Maret 2016 atau bertepatan dengan tanggal 29 Jumadil Ula 1437 Hijriah. Istimewanya lagi fenomena itu melintasi sejumlah kota dan daerah di Tanah Air, salah satunya Palembang, Sumatera Selatan.
Bagi umat Islam, peristiwa gerhana matahari merupakan salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT yang tak terhingga. Karenanya peristiwa langka itu mempunyai kekhususan yakni umat Islam dianjurkan untuk melakukan shalat gerhana matahari atau Salat Kusuf yang merupakan satu-satunya shalat atas suatu kejadian alam.
Gerhana Matahari dalam bahasa Arab disebut Kusuf, maknanya terlindung atau hilangnya cahaya matahari, bisa sebahagian atau keseluruhannya. Fenomena alam satu ini bukanlah kerana kemurkaan Allah SWT, tetapi merupakan petanda kepada kebesaran kekuasaan Allah SWT. Gerhana matahari sangat besar artinya, baik dari penghayatan iman maupun sains.
Dari Abu Mas’ud Al Ansari beliau berkata: Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya matahari dan rembulan (bulan) adalah dua di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya (kalau sedang gerhana) oleh Allah digunakan untuk menakuti para hambaNya. Dan keduanya tidaklah gerhana lantaran kematian seseorang di antara manusia. Kerana itu, apabila kamu melihatnya, maka lakukanlah solat dan berdoalah kepada Allah sampai hal yang menakutkan itu hilang.”
Seruan mengerjakan ibadah shalat kusuf ini berdasarkan sejumlah hadis. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kamu melihat kedua-duanya (gerhana matahari dan bulan), maka dirikanlah solat dan berdoalah sehingga dihapuskan apa yang kamu hadapi.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a. bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua macam tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah kerana kematian seseorang atau kehidupannya. Maka jikalau kamu melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, bersedekahlah serta bersolatlah.”
Berdasarkan hadis-hadis itulah, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat Islam melakukan shalat Kusuf saat GMT yang tinggal 4 hari lagi.
Berdasarkan data astronomis bahwa pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016 di sebagian wilayah Indonesia akan terjadi GMT, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Sekretaris Ditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin dalam siaran persnyamengatakan Kemenag mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari atau yang disebut Salat Kusuf.
Pelaksanaan shalat gerhana menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing, yaitu: Pertama, untuk Waktu Indonesia Barat (WIB): Aceh (07:22 - 08:27), Sumatera Utara (07:21 - 08:27), Sumatera Barat (07:20 - 08:27), Riau (06:22 - 08:30), Bengkulu (06:20 - 08:28), Jambi (06:21 - 08:29), Kepulauan Riau (06:22 - 08:33), Sumatera Selatan (06:19 - 08:29), Lampung (06:20 - 08:31), Bangka Belitung (06:21 - 08:35), Banten (06:19 - 08:31), DKI Jakarta (06:20 - 08:32), Jawa Barat (06:20 - 08:32), Jawa Tengah (06:20 - 08:35), D.I. Yogyakarta (06:20 - 08:35), Jawa Timur (06:21 - 08:39), Kalimantan Barat (06:23 - 08:42), dan Kalimantan Tengah (06:22 - 08:47).
Kedua, untuk Waktu Indonesia Tengah (WITA): Kalimantan Selatan (07:23 - 09:48), Kalimantan Timur (07:26 - 09:54), Bali (07:22 - 09:42), Nusa Tenggara Barat (07:23 - 09:45), Nusa Tenggara Timur (07:27 - 09:51), Sulawesi Barat (07:26 - 09:57), Sulawesi Selatan (07:26 - 09:54), Sulawesi Tengah (07:29 - 10:04), Sulawesi Tenggara (07:28 - 10:01), Gorontalo (07:31 - 10:09), dan Sulawesi Utara (07:34 - 10:15).\ Ketiga, untuk Waktu Indonesia Timur (WIT): Maluku Utara (08:35 - 11:21), Maluku (08:35 - 11:17), Papua Barat (08:40 - 11:30), dan Papua (08:49 - 11:40).
Salat Kusuf atau Salat Gerhana Matahari ini dilakukan dua rakaat dengan rangkaian sebagai berikut. Pertama, Berniat di dalam hati. Kedua, Takbiratul ihram seperti shalat biasa. Ketiga, Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan tidakdikeraskan suaranya.
Selanjutnya keempat, ruku’ sambil memanjangkannya, Kelima, bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd’. Keenam, setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
Berikutnya ketujuh, ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya. Kedelapan, bangkit dari ruku’ (i’tidal). Kesembilan, sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
Kesepuluh, bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya). Kesebelas, ber-tasyahud akhir, dan terakhir keduabelas, mengucapkan salam.
Setelah salat, Imam lalu menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.
Shalat gerhana matahari termasuk shalat sunnah muakkad (sangat dianjurkan). Jadi buat Anda yang berwisata GMT di kota atau daerah yang dilintasi GMT, jangan siakan kesempatan ini. Apalagi tahun ini gerhananya total yang terjadi sekali dalam 350 tahun. Berwisata GMT 2018 ok.., mengerjakan shalat kusuf juga ok ya.
Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar