Ribuan Muslim Ramaikan Wisata Religi Dzikir Nasional Manaqib Qubro di Masjid Istiqlal
Ribuan Muslim hadiri Wisata Religi Dzikir Nasional Manaqib Qubro di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Minggu pagi (21/2). Acara yang disokong penuh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini bertujuan mendukung program pemerintah dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya, mewujudkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan peradaban dunia melalui semangat spiritualitas Islam yang penuh kedamaian.
Acara ini terselenggar berkat kerjasama Yayasan Lautan Tanpa Tepi, Persatuan Jaksa seluruh Indonesia, Pondon Pesantren (Ponpes) Sirnarasa dari Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ponpes Jagat Arsy dari BSD Tangerang Selatan, Banten, dan para ikhwan Tarekat Qaridiyah Naqsyabandiyah (TQN) Suryalaya seluruh Indonesia.
Ada beberapa pencermah yang tampil setelah pembacaan shalawat dan ayat-ayat suci al-Quran, antara lain pendiri sekaligus sesepuh Ponpes Sirnarasa, Syaikh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Al Maslul alias Abah Gaos, Ketua Yayasan Ponpes Sirnarasa, KH Dadang Mulyawan yang tak lain menantu dari Abah Gaos, dan penceramah kondang KH Jujun Junaedi.
Abah Gaos yang menjadi penampil terakhir, durasi ceramahnya terbilang singkat.
Dalam kesempatan itu Abah Gaos menjelaskan bahwa dia adalah murid dari Abah Anom yang bernama lengkap Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin R.A, seorang ulama, pemimpin TQN di Ponpes Suryalaya, Pagerageung, Tasikmalaya, Jawa Barat. ”Guru saya Abah Anom, “ tegas Abah Gaos.
Menurut Abah Gaos 40 tahun sebelum Indonesia merdeka, Abah Anom sudah mendoakan agar bangsa Indonesia dikaruniai kebahagiaan yang kekal. “Semoga doa guru Agung juga dapat dirasakan oleh bangsa lain di seluruh penjuru dunia,” ucapnya.
Sementara KH Dadang Mulyawan yang berceramah cukup panjang, berpesan agar masyarakat yang hadir menjalin hubungan dengan Sang Pencipta, Allah SWT dengan baik, begitupun dengan sesama manusia.
Dalam hidup manusia ada istilah hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhannya (Habluminallah), dan hubungan horizontal antara manusia dengan manusia lainnya (Habluminannas), keduanya harus seimbang tidak boleh mengabaikan salah satu diantara kedua hal tersebut akan ada konsekuensinya masing-masing. “Habluminallah harus hebat, Habluminannas-nya juga harus bagus,” ujarnya.
Lain lagi dengan KH Jujun Junaedi. Menurut penceramah yang kerap tampil di acara islami di layar kaca ini mengajak para hadirin untuk mempersiapkan diri menjadi bangsa yang siap memenanhkan persaingan di pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini.
“Kita jangan cuma jadi pasar atau jadi tempat pemasaran produk bangsa-bangsa lain di era MEA. Kita harus jadi bangsa yang pintar dan produktif agar tidak jadi penonton,” imbau penceramah yang kerap bernyanyi dan melucu ini.
Dalam acara ini juga hadir musisi Anang Hermansyah beserta istrinya Ashanty dan ketiga anaknya. Pada kesempatan itu, Anang yang kini duduk di parlemen, meminta Abah Gaos dan guru-gurunya di Ponpes Sirnarasa mendoakannya agar kuat menjalankan tugasnya sebagai anggota DPR RI.
“Saya sudah 1,5 tahun jadi anggota DPR, tingal 3,5 tahun lagi. Belum tentu lima tahun ke depan terpilih lagi. Untuk itu saya minta didoain sama Abah Gaos dan guru-guru saya lainnya agar bisa menjalankan tugas ini dengan baik,” harap Anang yang sempat mengajak istri dan ketiga anaknya ke panggung dan menyanyikan sebait lagu duet mereka.
Mengenai kehadiran Anang dan keluarga intinya itu, KH Jujun Junaedi berpendapat itu bukan cara panitia untuk promosi dan menjaring masyarakat supaya datang. "Anang itu murid Abah Gaos juga, jadi siapapun yang merasa murid Abah Gaos ataupun bukan, boleh saja datang untuk berzikir bersama," jelas Jujun.
Seperti biasa, setelah acara sambutan-sambutan selesai, Abah Gaos diserbu masyarakat yang ingin bersalaman dan mencium tangannya. Abah Gaos sempat melayaninya dengan penjagaan cukup ketat.
Selepas makan siang dan dilanjutkan Shalat Zuhur berjamaah, ribuan jamaah melakukan zikir bersama. Lantunan kalimah Tauhid pun bergema keras dan menggetarkan hati. “La ilaha illallah, La ilaha illallah, La ilaha illallah…”.
Selepas makan siang dan dilanjutkan Shalat Zuhur berjamaah, ribuan jamaah melakukan zikir bersama. Lantunan kalimah Tauhid pun bergema keras dan menggetarkan hati. “La ilaha illallah, La ilaha illallah, La ilaha illallah…”.
Kemal (40) warga Jakarta mengaku sudah beberapa kali mengikuti Talkin Zikir ala Manaqib Qubro Ponpes Sirnarasa ini. “Saya merasa bersih setelah melakoninya, hati saya terasa lebih tenang. Dengan berzikir saya jadi mengingat Keagungan Allah SWT sekaligus minta ampun atas dosa-dosa saya selama ini,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Sebelumnya KH Dadang Mulyawan mengatakan kegiatan ini tak hanya dapat meningkatkan keimanan seorang Muslim terhadap Allah SWT, menjadikan seorang Muslim ber-akhlakul karimah, dan insya Allah dapat membantu pemulihan penyakit jasmaniah, namun juga ikut menggerakkan ekonomi masyarakat setempat. “Lihat saja yang datang ke sini bukan hanya yang ingin ikut berzikir tapi juga para pedagang,” ujarnya.
Bagi Kemenpar selaku pendukung utama acara Wisata Religi Dzikir Nasional Manaqib Qubro ini, kegiatan ini menjadi salah satu langkah untuk mendorong jenis wisata religi lebih berkembang lagi.
Menteri Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya terkait acara ini berharap even Wisata Religi di DKI Jakarta bisa menjadi prioritas unggulan yang dapat menyumbangkan pergerakan pariwisata di Jakarta dan sekitarnya. “Dengan begitu akan terbangun citra positif bagi pariwisata DKI Jakarta yang tidak hanya menyajikan wisata yang bersifat entertainment, rekreatif dan hingar-bingar semata, tetapi dapat menjadi destinasi unggulan wisata religi, khususnya Masjid Istiqlal Jakarta,” jelas Arief Yahya.
Menurut Arief Yahya pergerakan wisata religi tentunya berdampak baik, dengan peristiwa wisata secara spiritual akan meningkatkan keimanan baik lahir dan batin. Selain itu wisata religi dapat pula meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena roda ekonomi berputar dan terjadi multiplier effect.
Hal ini dapat terjadi karena setiap pelaksanaan Dzikir Nasional Manaqib Qubro peserta yang datang bisa ribuan hingga mencapai satu juta orang lebih dari berbagai penjuru di Tanah Air bahkan luar negeri.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, masyarakat yang menghadiri acara ini selain dari Jabodetabek, dan beberapa daerah di Jawa Barat juga dari provinsi lain di Indonesia. Mereka ada yang membawa kendaraan pribadi mobil dan sepeda motor, menyewa bis, naik kendaraan umum seperti busway, kereta api, dan lainnya
Dari Kecamatan Panjalu, Kabupaten Cimais sendiri yang merupakan lokasi dimana Ponpes Sirnarasa berada, mendatangkan masyarakat dengan 102 bis pariwisata dan beberapa mobil berukuran kecil lainnya.
Naskah & foto: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Captions:
1. Umbul-umbul Wisata Religi Dzikir Nasional Manaqib Qubro terpasang di halaman Masjid Istiqlal Jakarta.
2. Abah Gaos (duduk) didampingi Ustad Gondrong, sebelum memberikan ceramah singkat.
3. Ribuan Muslim dan Muslimah memadati bagian dalam Masjid Istiqlal.
4. Zikir bersama usai Shalat Zuhur berjamaah.
5. Masyarakat sampai menempati lantai dua Masjid Istiqlal.
0 komentar:
Posting Komentar