. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 07 Januari 2016

Wisata Halal Bakal Ngetren di 2016: Lombok, Banda Aceh, Padang & Jakarta Bakal Diminati

Wisata halal di Indonesia bakal diminati wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri pada tahun 2016 ini. Modalnya, ada 3 penghargaan World Halal Travel Award (WHTA) 2015 yang berhasil diraih Indonesia. Selain itu sudah ada 3 daerah yang ditetapkan sebagai destinasi wisata halal, ditambah tersedianya sejumlah hotel dan restoran yang mengusung konsep halal. 

Berdasarkan pengamatan penulis, ketiga daerah yang sudah ditetapkan sebagai destasi halal oleh pemerintah yakni Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam hal ini Pulau Lombok, kemudian Aceh (Kota Banda Aceh) dan Sumatera Barat (Kota Padang), diperkirakan akan ramai dikunjungi wisatawan yang ingin menikmati sejumlah obyek wisata dan fasilitasnya yang berkonsep halal.

Di antara tiga daerah itu, Lombok paling diincar wisatawan, mengingat daerah bergunung Rinjani ini berhasil mendapatkan 2 penghargaan WHTA 2015 untuk kategori destinasi bulan madu halal terbaik dunia (The World Best Halal Honeymoon Destination) dan destinasi wisata halal terbaik dunia (The World Best Halal Tourism Destination).

Dua penghargaan tersebut menambah imej positif bernuansa islami lainnya. Maklum selama ini Lombok mendapat predikat Pulau Seribu Masjid. Dijuluki seperti itu lantaran banyak masjid megah dan mewah di setiap desa di sepanjang perjalanan di pulau yang bertetangga dengan Bali ini. Lombok terbagi dalam 4 kabupaten yakni Lombok Barat, Tengah, Timur, dan yang terbaru adalah Lombok Utara.

Faktor pendukung lainnya, Pemprov NTB sudah menyiapkan beragam agenda wisatanya selama 2016. Bahkan agenda wisatanya yang berlangsung di dua pulau utamanya yakni Lombok dan Sumbawa itu sudah diluncurkan sejak akhir 2015 di Jakarta.

Pada bulan Februari, misalnya ada Pesta Rakyat Bau Nyale yang akan digelar di Pantai Kute, Seger A’an, Lombok Tengah. Lalu di bulan Maret, tepatnya tanggal 19, ada Pagelaran Wayang Kulit Sasak yakni pementasan yang mengkolaborasikan antara wayang dengan teater, sendra tari, dan kesenian lainnya.

Bulan berikutnya, tepatnya mulai 3-10 April ada rangkaian peringatan Tambora Menyapa, memperingati peristiwa erupsi super dasyat Tambora ke-201, di antara ada Festival Mbojo atau pacuan kuda yang dilakukan oleh joki anak-anak kecil.

Di bulan Juni ada Lombok Sumbawa Pearl Festival, yakni pameran mutiara berkualitas dunia dari Lombok dan Sumbawa dengan mendatangkan berbagai buyers. Kemudian di bulan Agustus, ada Festival Mentaram, yakni festival yang menghadirkan seluruh budaya yang ada di Kota Mataram, di antaranya budaya Suku Sasak, Sumbawa, Mbojo, Bali, dan masih banyak lagi.

Di bulan September ada Fesival Senggigi selama sepekan, dimulai pada tanggal 16 di Lombok Barat, tepatnya di Pantai Senggigi yang sudah mendunia kesohorannya. Festival ini dimeriahkan oleh berbagai atraksi, pameran, dan pesta rakyat. 

Masih di bulan September, ada Festival Gili Indah di Lombok Utara yang semarakkan dengan lomba perahu layar, volly pantai, pesta kuliner, dan lainnya. Selain itu ada Festival Moyo di Sumbawa pada 23 September hingga 30 Oktober. Acara tahunan yang diikuti 24 kecamatan ini akan kembali menyuguhkan atraksi Temung Nguri dan Tarian Gelap Junjung Pasajiu. 

Sementara di bulan November 2016, ada Festival Taliwang yang diramaikan dengan balapan kebo biasa dan kebo hias serta olah dirgantara paralayang.

Faktor pendukung lainnya, NTB dianugerahi sejumlah obyek wisata alam berkelas dunia. Destinasi alam yang menjadi unggulannya antara lain Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air, Pantai Senggigi, Gunung Rinjani, dan Gunung Tambora. 

Aneka makanan khas yang ada di resto dan rumah-rumah makan di Lombok otomatis semua halal, mengingat mayoritas penduduknya muslim.

Wisatawan yang konsen dengan makanan halal tentu tidak perlu khawatir apalagi bingung menyantap makanan di Lombok. Pilihan kulinernya beragam, ada Sate Bulayak, Plecing Kangkung, Ayam Taliwang, dan lainnya. 

Sejumlah resort di Lombok juga mulai banyak yang menerapkan konsep halal, salah satunya Svarga Resort yang berada Senggigi, Lombok Barat. Resort ini berkonsep bebas alkohol artinya tidak menjual minuman alkohol dan mengaplikasikan halal food and beverage antara lain dengan menghindari makanan yang mengandung gelatin dari unsur babi.

Penginapan atau hotel yang muslim friendly atau halal ready juga banyak, minimal yang menyediakan petunjuk arah kiblat, alat salat, dan kitab suci di dalam kamar hotelnya. Bukan cuma itu, untuk promosi wisata halal, Bandara Internasional Lombok juga akan diberi label halal.

Modal 2 penghargaan WHTA 2015, predikat Pulau Seribu Masjid, obyek alam yang menawan, makanan halal, dan sejumlah penginapan ready halal serta sejumlah event andalannya, jelas akan menarik minat para turis muslim. Tak heran kalau Kadisbudpar NTB Lalu Mohammad Faozal menargetkan jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke NTB tahun 2016 ini sebanyak 3 juta yang terdiri atas 1,5 juta wisnus dan sisanya wisman. Target itu dinilai beberapa pihak terlalu kecil, NTB diprediksi bisa meraup wisatawan lebih dari jumlah itu. 

Daerah lain yang juga bakal dimintai wisatawan penyuka wisata halal adalah Sumatera Barat (Sumbar). Modalnya, kultur masyarakat Minang yang menganut budaya Islam dan berpredikat sebagai daerah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Wisata halal yang berprinsip menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan Syariat Islam ini, juga dipandang sangat sesuai dengan falsafah orang Minang yaitu Ambiak nan elok jadi pusako, sado nan buruok kito pelokkan

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumbar Burhasman mengatakan masyarakat Minang sebenarnya sudah menerapkan asas syariah dalam kehidupan sehari-hari sejak lama, termasuk dalam sektor pariwisata. 

Dengan predikat dan falsafah tersebut, memungkinkan Sumbar mengembangkan wisata halal, memiliki banyak penginapan, dan lainnya yang bersertifikat halal.

Burhasman mengatakan sejumlah hotel di wilayahnya sudah memberlakukan standardisasi syariah, namun belum tertuang dalam aturan baku atau sertifikasi. Pihaknya akan mengoptimalkan aturan tersebut pada 2016, termasuk pada restoran, kuliner, hingga rumah potong hewan. 

Kendati belum semuanya mendukung konsep halal, namun ada hotel yang sudah besertifikat halal seperti Hotel Sofyan Inn Rangkayo Basa di Koto Padang. Bukan Cuma hotelnya, restoran di hotel ini pun sudah bersertifikat halal. 

Faktor pendukung lainnya makanan yang disajikan juga sudah pasti halal, mengingat mayoritas masyarakatnya Muslim. Ditambah dengan sejumlah obyek wisata alam berpanorama pegunungan seperti di Bukittinggi dengan landmark Jam Gadang-nya dan obyek bahari yang indah antara lain Pantai Padang, budaya yang khas antara lain Tarian Piring, kuliner yang sudah mendunia kelezatannya seperti rendang daging, dan lainnya. 

Berikutnya, Aceh juga bakal dimintai wisatawan yang ingin merasakan kelebihan dan atmosfir wisata halalnya. Modalnya, Aceh menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang menerapkan hukum Syariah Islam. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Pahlev mengatakan Aceh sangat ideal untuk menjadi destinasi wisata halal karena menerapkan Syariah Islam, yang mana dalam kehidupan masyarakatnya berlaku norma, nilai, dan aturan yang berlandaskan Syariat Islam. 

Kemudian Banda Aceh sebagai ibukota Aceh pun sudah lama berpredikat islami yakni sebagai Kota Serambi Mekkah. Berdasarkan hal itu, Pemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan PATA Indonesia Chapter (PIC) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015 lalu yang disaksikan langsung Menteri Pariwisata Arief Yahya dan sekaligus meresmikan peluncuran branding baru pariwisata Banda Aceh sebagai “World Islamic Tourism”. 

Obyek-obyek wisata di Aceh yang diperkirakan akan dikunjungi wisatawan tahun ini terkait wisata halal antara lain Masjid Raya Banda Aceh atau Masjid Baiturrahman yang menjadi ikon utama pariwisatanya. Disamping itu sejumlah masjid yang terkenal dengan julukan masjid-masjid kebal tsunami seperti Masjid baiturahim di pinggir Pantai Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh dan Masjid Rahmatullah atau Masjid Lampuuk di Desa Lampuuk, Kecamatan Lhok Nga, Kabupaten Aceh Besar. 

Obyek lainnya yang juga bakal diminati masih berkaitan dengan tsunami, antara lain Museum Tsunami Aceh yang menyimpan beragam koleksi yang mengingatkan pengunjung akan masa-masa terjadinya gelombang tsunami 2004. Lokasi museum yang arsitekturnya dirancang Ridwan Kamil (Walikota Bandung saat ini) berada di tengah-tengah Kota Banda Aceh, tepatnya di Jalan Iskandar Muda. 

Lalu Monumen Aceh Thanks to the World, yakni monumen ucapan terima kasih kepada relawan dari sejumlah negara yang membantu Aceh saat dilanda tsunami. Lokasinya di Lapangan Blang Padang, salah satu tempat yang sangat parah ketika tsunami menerpa. 

Kemudian PLTD Apung yakni obyek berupa sebuah kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung seberat 2.600 ton yang terseret gelombang tsunami hingga lima kilometer dari Pantai Ulee Lheue. Lokasinya di Gampong Punge Blang Cut, Kota Banda Aceh.

Satu lagi Kapal Apung Lampulo yakni sebuah kapal nelayan yang terhempas gelombong Tsunami Aceh lalu terdampar tepat di atas rumah warga. Letaknya di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh. 

Wisatawan juga ingin menikmati menu masakan khas Aceh yang jelas-jelas halal mengingat mayoritas masyarakatnya muslim. Beberapa makanan khas Aceh yang dipastikan bakal diminati wisatawan pemburu kuliner halal antara lain Gulee Pliek Ue yang hampir terdapat di seluruh warung-warung nasi di seputaran Banda Aceh, Warung Sie Kameng atau rumah makan nasi daging kambing yang sudah sangat terkenal bagi warga Aceh. Selain itu Ayam Tangkap, Mie Aceh, dan lainnya. 

Mereka juga pasti akan memborong panganan sebagai oleh-oleh khas Aceh yang tentunya juga halal seperti Dendeng Aceh, Dodol Aceh, Kopi Gayo dan Ulee Kareung, ikan kayu (Keumamah), Emping Melinjo (Kerupuk Meuling), keripik nangka, manisan asam (Asam Kana), dan masih banyak lainnya. 

Kota lain yang juga bakal diminati wisatawan untuk berwisata halal adalah Jakarta. Pasalnya di Jakarta ada sejumlah hotel yang sudah berkonsep halal, bahkan salah satunya ada yang berhasil meraih penghargaan WHTA 2015 sebagai The World Best Family Friendly Hotel, yakni Hotel Sofyan Betawi yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dekat Masjid Cut Mutia. 

Faktor pendukung lainnya, Jakarta memiliki masjid-masjid yang kerap dikunjungi wisnus dan wisman dan sudah tersohor namanya seperti Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat, Masjid Agung Al-Azhar di Jakarta Selatan, dan Masjid Kubah Emas yang berada di pinggiran Jakarta tepatnya di Depok.

Jakarta juga punya obyek wisata buatan yang juga menyediakan fasilitas yang ramah dengan muslim seperti fasilitas musolah dan lainnya yakni Tugu Monas, TMII, Taman Impian Jaya Ancol, dan Kebun Binatang Ragunan. 

Komisaris Utama Hotel Sofyan Betawi yang juga Ketua Asosiasi Hotel dan Restauran Syariah Indonesia (AHSIN) Riyanto Sofyan mengatakan wisata halal juga sudah menjadi tren dunia seiring peningkatan wisatawan muslim dunia. Dia memprediksi 5 juta wisatawan muslim akan berkunjung ke Indonesia tahun ini. 

Anggota Dewan Masyarakat Ekonomi Syariah Sapta Nirwandar berharap semakin banyak hotel, restoran dan obyek-obyek wisata yang berkonsep halal di Indonesia untuk menjaring wisman muslim sebanyak-banyaknya. Menurut Sapta, Indonesia jangan sampai kalah dengan negara-negara lain yang penduduk muslimnya minoritas tapi sudah sangat perhatian dengan kebutuhan fasilitas halal bagi para wisatawan muslim. Ia mencontohkan restoran di Singapura banyak yang sudah bersertifikat halal. Bahkan Korea Selatan sudah mengumumkan 50 restoran halalnya yang tersebar disejumlah tempat, beberapa waktu lalu.

Naskah & foto: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP