. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 19 Januari 2016

Upaya Menyerap 8.000 Tenaga Kerja untuk KEK Mandalika

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tengah menggeliat pembangunannya, diharapkan nantinya dapat memberikan multifier effect yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi NTB sebagaimana Nusa Dua resort buat Bali. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun optimis pengembangan KEK Mandalika potensial menyerap 8.000 tenaga kerja langsung.

Untuk mewujudkan mimpi itu dibutuhkan investasi tak kurang Rp 37 triliun. Sejumlah proyek didanai dari APBN, khususnya yang terkait dengan pengembangan infrastruktur dasar. Ada juga yang berasal dari BUMN dan sisanya dari investasi swasta. Kata Jokowi lagi, kawasan ini akan dikembangkan dalam jangka waktu 20 tahun. 

KEK Mandalika diluncurkan Pemerintah Indonesia tahun 2014, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2014. Dengan PP tersebut, investor akan menikmati sejumlah insentif (tax dan non tax) sebagai daya tarik investasi di Mandalika Resort. Kawasan ini diperuntukkan sebagai lokasi industri agro dan ekowisata.

Kawasan berluas total 1.250 hektare ini menawarkan keindahan panorama alam terutama bahari, pariwisata, dan budaya. Pengelolanya PT Indonesia Tourism Develovment Corporatin (ITDC) atau PT Pembangunan Pariwisata Indonesia (PPI) yang berhak mengelola khusus untuk bagian Mandalika Resort seluas 1.035, 67 hektare sesuai PP di atas. Nilai investasinya Rp 2,2 triliun untuk pembangunan hotel berbintang, villa, apartemen, golf zone, dan lainnya dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja 58.700 orang.

Wapres Jussuf Kalla (JK) yang meresmikan KEK Mandalika pada Sabtu 12 Desember 2015. JK mengatakan keuntungan ekonomi dari pengembangan kawasan wisata ini adalah mendayagunakan alam sebagai modal yang diberikan Tuhan. Kata JK, keberadaan KEK Mandalika otomatis menambah destinasi baru setelah Bali dengan harapan agar ekonomi merata mulai dari Bali, NTB, dan Labuan Bajo.

Peresmian KEK Mandalika juga sekaligus ground breaking hotel PT PPI pertama yang akan dioperasikan oleh Pullman.Selain membangun Hotel Pullman tahun 2015, perseroan tersebut juga akan membangun Club Med tahun 2016 ini dengan maksud untuk menarik investor-investor lain segera berinvestasi di Mandalika.

Di samping hotel dan villa berbintang empat dan lima, residential, fasilitas meeting, incentive, convention, dan exibition (MICE), lapangan golf, dan rumah sakit, Mandalika Resort juga akan dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah internal supaya tidak ada limbah yang keluar dari kawasan.

Pembangunan Sekolah Tinggi Pariwisata dengan Pemerintah Provinsi (Pemvrop) NTB, Kementerian Pariwisata, dan PT PPI juga bakal dibuat sebagai persiapan untuk “Manpower Planning”. Keberadaan Perguruan Tinggi tersebut diharapkan akan menyediakan sebagian tenaga kerja masyarakat lokal untuk pengembangan kawasan tersebut. 

Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi mengatakan pengembangan KEK Mandalika Resort harus dimulai dengan membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Langkah itu ditempuh untuk menjamin keberlanjutan kawasan. Salah satu upaya membangun SDM dengan menyiapkan politeknik pariwisata yang memiliki nilai strategis.

Tahun ini politeknik pariwisata tersebut diharapkan akan menerima 250 siswa dengan 4 jurusan. Total lahan untuk politeknik sendiri mencapai 20 Ha yang akan dihibahkan kepada Kementerian Pariwisata. 

Direktur utama ITDC, Abdulbar M Mansoer terus berupaya mempercepat proses pengembangan KEK Mandalika. Salah satu langkah yang dilakukan dengan menyiapkan politeknik pariwisata, mengingat tiga hotel yang akan dibangun di kawasan tersebut yakni Pullman Mandalika Eco Resort, Club Med, dan Lee’s Mandalika Beach Hotel bakal membutuhkan tenaga kurang lebih 1200 orang dalam 2 tahun.

Di kawasan ini, investor lainnya juga sudah mendapatkan konsesi lahan. MNC Group milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo melalui anak usahanya PT Global Land Development contohnya telah mendapatkan konsesi mengelola 400 hektare lahan.

MNC Group akan membangun sirkuit balap Formula Satu (F1), "plenary hall" untuk penyelenggaraan konser dan pelabuhan laut untuk kapal pesiar dan kapal laut serta "theme park" atau taman hiburan terintegrasi seperti disneyland, underwater park, dan techno park.

PT Gobel Internasional juga sudah mendapat konsesi lahan seluas 350 hektare guna membangun fasilitas ramah lingkungan untuk pengelolahan air minum dan limbah. Perusahaan milik pengusaha Rachmat Gobel ini juga akan membangun resort dan hotel berbintang.

Selain itu ada PT Pelindo III untuk pembangunan di sektor infrastruktur, PT Aqua Energy yang akan mengembangkan di bidang energy solar, dan PT Mandiri Maju Bersama yang juga akan membangun hotel.

Menpar Arief Yahya berharap percepatan KEK Mandalika khususnya buat sektor pariwisata harus juga menyangkut pembangunan atraksi, akses, dan amenitas atau 3A. 

Kata Marketeer of The Year 2013 ini, sehebat apapun KEK Mandalika kalau tidak didukung 3A itu, tidak akan nendang. Keberadaaan BIL sebagai salah satu unsur akses, sangat penting dalam mendukung percepatan pembangunan KEK Mandalika.

Arief Yahya memproyeksikan pembangunan KEK Mandalika disamping akan menyerap begitu banyak tenaga kerja, juga dapat menambah manfaat berupa penambahan sekitar satu juta wisatawan mancanegara (wisman) per tahun. Menurutnya kalau satu juta wisman bisa mendatangkan sekitar Rp 1 miliar dolar, maka penambahan keuntungan yang dicapai bisa sekitar Rp14 triliun per tahun.

Pemerataan Ekonomi
Berdasarkan data Dewan Nasional KEK, selain Mandalika, Indonesia juga memiliki KEK lainnya yang tersebar di sejumlah titik di beberapa pulau besar.

Di Pulau Sumatera ada dua yakni KEK Sei Mangkei di Simalungun, Sumatera Utara yang diperuntukkan untuk sektor industri agro, logistik, dan pariwisata (pembangnan hotel, MICE, dan golf cours) dengan nilai investasi keseluruhan Rp 5,7 triliun dan diperkirakan menarik investasi sebesar Rp123,3 triliun hingga 2025. KEK ini diproyeksikan mampu menyerap 83.304 orang. Satu lagi KEK Tanjung Api-Api di Banyuasin, Sumatera Selatan untuk industri karet dan kelapa sawit serta industri petrokimia meliputi batubara dan ethanol.

Di Pulau Sulawesi ada dua juga yakni KEK Kota Palu di Sulawesi Tengah untuk industri pertambangan seperti nikel, biji besi, dan emas, serta industri pengolahan kakao, karet, rotan, dan rumput laiut, juga industri manufaktur alat berat, otomotif, elektrik, elektronik, dan logistik. Selanjutnya KEK Bitung di Sulawesi Utara untuk industri perikanan dan pengolahan agro kelapa dan tanaman obat serta logistik.

Di Pulau Jawa ada satu yakni KEK Tanjung Lesung di Pandeglang, Banten yang diperuntukkan khusus untuk pariwisata. Di Pulau Kalimanatan cuma satu juga yakni KEK Malao Batutta Trans Kalimantan (MBTK) di Kutai, Kalimantan Timur untuk industri kelapa sawit dan logistik. Begitupun di Maluku Utara ada KEK Pulau Morotoi untuk sektor industri pengolahan ikan, manufaktur, logistik, dan pariwisata.

Semua KEK itu tujuannya sama, seperti kata Presiden Jokowi dan Wapres JK, supaya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya sehingga terjadi pemerataan ekonomi.

Naskah & foto: Adji Kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP