Intip Objek Wisata Kampungnya “Risna & Rais” di Bulukumba
Kisah kasih tak sampai antara Risna (22) dan Rais (25) di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sempat ramai di sosial media (sosmed) dan media online akhirnya masuk ranah TV. Kamis malam (6/11/2014), Risna tampil dalam acara talkshow Bukan Empat Mata di Trans TV. Sejak berita Risna dan Rais tesebar, nama Bulukumba pun ikut tersiar dan banyak orang yang ingin tahu lebih jauh kampung halaman keduanya itu, termasuk objek-objek wisatanya
Bulukumba, salah satu kabupaten di Provinsi Sulsel yang wilayahnya terbilang komplit lantaran memiliki dataran tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng hingga Gunung Lompobattang, dataran rendah, pantai, dan laut lepas.
Batas-batas wilayahnya di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, sebelah Selatan dengan Laut Flores, sebelah Timur dengan Teluk Bone, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.
Kabupaten berluas 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh dari Kota Makassar, Ibukota Sulsel sekitar 153 Km ini terkenal sebagai industri perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Bulukumba yang awalnya hanya terdiri atas tujuh kecamatan kini sudah menjadi 10 kecamatan yakni Ujung Bulu, Ujung Loe, Bulukumpa, Bontobahari, Bontotiro, Kajang, Herlang dan tiga kecamatan baru yakni Gantarang, Kindang, dan Rilau Ale.
Dari 10 kecamatan tersebut, tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir sebagai sentra pengembangan pariwisata dan perikanan yaitu Kecamatan Gantarang, Ujung Bulu, Ujung Loe, Bontobahari, Bontotiro, Kajang (kampungnya Rais) dan Kecamatan Herlang (Kampungnya Risna). Tiga kecamatan lainnya sebagai sentra pengembangan pertanian dan perkebunan, yaitu Bulukumpa, Kindang, dan Rilau Ale.
Di kecamatan ini ada Pantai Tanjung Bira yang paling tersohor.
Tanjung bira merupakan sebuah daratan di ujung Selatan Sulsel yang menjorok ke Laut Flores. Jaraknya kurang lebih 200 Km dari Kota Makassar dengan waktu tempuh sekitar 4-5 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat atau sekitar 45 Km dari Kota Bulukumba.
Keistimewaan Tanjung Bira ini, pantainya berpasir putih sangat lembut persis tepung. Di tanjung ini ada dua sisi pantai, yaitu di sisi barat dan sisi Timur Bulukumba. Namun sepertinya para pengunjung lebih menikmati pantai di sisi Barat.
Keistimewaan lainnya Pantai Tanjung Bira sudah dikelola dengan baik. Tak heran pantainya begitu bersih, rapi dan terawat. Air pantainya berwarna biru muda dan sangat jernih. Fasilitas pendukungnya cukup banyak seperti penginapan, restoran, dan perahu untuk berkeliling sepanjang pantai dan menyebrang.
Banyak kegiatan wisata bahari di sini, dari sekadar berjemur sambil menikmati indahnya lautan atau berbasah-basahan di tepi pantai, naik banana boat, ber-snorkeling bahkan diving untuk menikmati keindahan terumbu karang dengan bermacam ikan hiasnya.
Ada beberapa spot diving di perairan Tanjung Bira, salah satunya di sekitar Pulau Liukang Loe, pulau kecil persis di seberang pantai Barat Tanjung Bira. Untuk sampai ke sana bisa menyewa perahu dari Pantai Tanjung Bira dengan tarif sekitar Rp 250 ribu untuk maksimal 10 orang. Di perairan Pantai Liukang ada penangkaran Penyu. Pengunjung juga bisa berenang bersama penyu.
Sebelum meninggalkan Tanjung Bira, jangan lupa singgah ke Desa Ara dan Desa Tanah Beru untuk melihat pembuatan kapal Phinisi yang terkenal itu. Di Desa Ara juga bisa menelusuri dua goa yakni Goa Passea dan Goa Passohara. Sedangkan di Desa Bira ada Gua Kalukua. Tana Beru sendiri jaraknya sekitar 24 Km dari Kota Bulukumba.
Sempatkan pula ke Pelabuhan Fery Bira yang menghubungkan Kabupaten Bulukumba dengan Kabupaten Selayar.
Ada beberapa pantai menawan lainnya di Kecamatan Bontobahari, seperti Pantai Bara, Pantai Lemo Lemo dengan situs Bantaeng Perang Dunia Ke II dan dukungan pembuatan perahu Phinisi di Tanah Beru, Pantai Mandala Ria di Desa Ara, Pantai Marumasa, Pantai Birakeke, Bukit Puang Janggo, Pulau Liukang Loe dan Pulau Kambing.
Kalau bosan dengan pantai, singgahi kawasan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) atau Taman Hutan Raya (TAHURA) Bonto Bahari dengan luas 3.475 ha.
Di Kecamatan Kajang yang merupakan kampung halaman Rais, ada kawasan masyarakat adat Kajang Ammatoa tepatnya di Desa Tana Toa sekitar 56 Km dari Kota Bulukumba. Sering disebut juga kawasan adat Tana Toa.
Ciri masyarakatnya berpakaian serba hitam dan tidak memakai alas kaki, sepintas mirip cara berpakaian orang Baduy Dalam di Banten. Mereka tinggal berkelompok dalam suatu area hutan yang luasnya sekitar 50 Km
Hingga kini masyarakat Kajang masih menganut kepercayaan dan budaya Kamase-masea.
Mereka masih kokoh memegang tradisi nenek moyangnya dan cenderung kurang menerima, bahkan sebagian menolak sama sekali hal-hal baru atau modernisasi. .
Kalau objek wisata di kampung halamannya Risna, yakni di Kecamatan Herlang yang merupakan salah satu produsen jagung, ada Pantai Turunan Beru di Tanuntung dan rumah Adat Saoraja di Borong.
Sebelum kembali ke Kota Makassar, baiknya meluangkan waktu ke Makam Dato Tiro, salah satu dari tiga pembawa agama Islam di Sulseln. Lokasinya di Desa Eka Tiro, Kecamatan Bontotiro.
Selama berwisata di Bulukumba, tak perlu cemas bermalam dimana. Di kabupaten ini sudah tersedia banyak penginapan antara lain BungaLows, Wisma Ayu, Hotel Bira View Inn, Wisma Wisata Tanjung Bira, dan Penginapan Riswan BungaLow’s yang semuanya berada di Jalan Kapongkolan Bira.
Pilihan lain ada Wisma Andira di Jalan Dato Tiro, Wisma Ayu Jalan Jend. Sudirman, Penginapan Bawakaraeng Jalan Pahlawan No. 3, Penginapan Sinar Jaya Jalan Sawerigading 4, Hotel Tanjung Bira Jalan Pantai Bira, dan Wisma Yull Jalan Moh. Hatta No. 74.
Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: diandhee, indonesia.travel, dan bontobahari-community
Captions:
1. Pesona Pantai Tanjung Bira
2. Masyarakat adat Kajang.
3. Pembuatan perahu tradisional Phinisi di Tanjung Bira.
0 komentar:
Posting Komentar