. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 26 September 2014

Kalsel, Sumbar, dan Jakarta Jadi Tim Penyaji Terbaik Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2014

Tim seni pertunjukan dari Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta terpilih menjadi tim Penyaji Terbaik dalam Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2014 yang berlangsung di Teater Kautaman, Gedung Pewayangan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, 25-26 September 2014. Ketiga tim penyaji terbaik ini pun berhak tampil di acara Perayaan Indonesia-Korea Week tanggal 3 dan 4 Oktober 2014 di Balai Kartini, Jakarta.

Tim Kalsel mementaskan seni pertunjukan bertajuk Bagang Diundang, Laut Disayang. Sementara tim Sumbar menampilkan karya berjudul Bamulo. Sedangkan tim tuan rumah DKI Jakarta menghadirkan teater bertajuk Kembang Metropolitan.

Festival yang mengusung tema "Kearifan Lokal yang Kekinian" ini diikuti 18 provinsi. Ada Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Riau Indragiri Hilir, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Lampung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan DKI Jakarta. 

Menurut Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya (EKBSB), Kemenparekraf Prof. Ahman Sya festival tahunan yang sudah berlangsung sejak 2011 ini merupakan bentuk fasilitasi pemerintah bagi seniman-seniman muda yang nantinya akan berkiprah dalam festival bergengsi di dalam maupun diluar negeri.

"Kegiatan ini untuk menumbuhkan minat dan apresiasi masyarakat terhadap seni tradisi maupun kreasi pertunjukan Indonesia," jelasnya saat membuka festival ini.

Kata Ahman Sya lagi, seni pertunjukan merupakan salah satu sub sektor ekonomi kreatif yang memiliki peluang besar dalam meningkatkan pendapatan domestik bruto.

Walaupun kecil pertunjukan seni pertunjukan ini, lanjut Ahman Sya tetap memberikan kontribusi penerimaan kepada pemerintah yakni sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun 2013 lalu. Sedangkan kontribusi dari musik mencapai Rp 5,3 triliun serta kontribusi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencapai Rp 641,8 triliun.

"Kalau dilihat sih, kontribusi dari seni pertunjukan masih kecil, tetapi kita jangan melihat itu, tapi bagaimana pertunjukan budaya ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Ahman Sya menambahkan seni pertunjukan di setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan kekhasan serta memiliki nilai, norma, dan fungsi bagi masyarakat pendukungnya. “Perayaan-perayaan di daerah tidak pernah luput dari kehadiran seni pertunjukan. 

Untuk itu, promosi dan publikasi perlu ditingkatkan agar dapat menjangkau apresiator yang lebih luas," ujarnya. 

Di tempat yang sama, Direktur Pengembangan Seni Pertunjukan dan Industri Musik, Juju Masunah mengatakan banyak karya seni pertunjukan khususnya tontonan masih perlu ditingkatkan cara penyajiannya. “Oleh karena itu, festival ini berfungsi untuk meningkatkan kreativitas dalam tata gerak, musik, tata panggung, busana, serta cara penyajiannya,” terangnya. 

Eko Supriyanto selaku ketua tim juri festival ini berharap para peserta dapat melihat lagi budaya yang ada di daerah mereka. Kemudian melakukan penilaian dan mengangkatnya dalam kondisi kekinian. 

Kata Eko lewat ajang ini muncul keanekaragaman seni pertunjukan Indonesia yang tiada duanya. "Sepengetahuan saya kalau seni di luar negeri sudah terkotak-kotak. Sedangkan keunikan seni kita nggak bisa dipisahkan. Seniman harus membangun kompleksitas ragam budaya. Perbedaan seni budaya justru menjadi modal kekuatan Indonesia," akunya.

Kadisbudpar Aceh Reza Pahlevi mengatakan festival ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi daerah, termasuk Aceh untuk menunjukkan hasil kreativitas karya seni yang dimilikinya. 

“Ajang ini menjadi wadah pelestarian, pengembangan, dan pemanfaatan seni budaya yang ada di seluruh Indonesia,” ucapnya. 

Bagi Aceh, lanjut Reza festival seni pertunjukan ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan edukasi atau pembelajaran. 

“Kami selain bisa melihat keberagaman kreativitas dari daerah lain, juga bisa bertukar informasi untuk meningkatkan kualitas karya seni pertunjukan di Aceh,” ungkapnya. 

Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2014 memberikan penghargaan terhadap enam kategori, yakni penyaji terbaik, penata musik terbaik, penata artistik terbaik, penata tari terbaik, sutradara terbaik serta penata busana dan rias terbaik. Masing-masing kategori ada tiga pemenangnya tanpa jenjang. 

Adapun pemenangnya tahun ini untuk tim Penyaji Terbaik diraih tim dari Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta. Penata Artistik Terbaik (Nusa Tenggara Barat, Sumatera Serlatan, dan Kepulaun Riau), Penata Musik Terbaik (Bali, Jawa Timur, dan Riau), Penata Busana dan Make Up Terbaik (Bali, Bangka Belitung, dan Lampung.), dan Penata Tari Terbaik (Kepulauan Riau, Papua Barat, dan DI Yogyakarta). Sedangkan Sutradara Terbaik diraih tim dari Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Riau. 

Malam penutupan Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2014 ini dimeriahkan dengan penampilan Aman Percussion, Gama Gandrung, dan Langger Laut

Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com) 

Captions: 
1. Tim seni pertunjukan dari Jawa Timur saat tampil di Festival Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2014. 
2. Dirjen EKBSB, Kemenparekraf Ahman Sya, Ketua Juri Eko Supriyanto (kiri), dan Kadisbudpar Aceh Reza Pahlevi saat jumpa pers FNSPI 2014. 
 3. Tim teater dari Aceh saat beraksi di FNSPI 2014.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP