Inilah Lima Kandidat Calon Menteri Pariwisata 2014-2019
Dari empat susunan kabinet Jokowi-JK yang dilontarkan sejumlah pihak dan sudah beredar luas, ada lima nama yang mencuat dan menjadi kandidat Menteri Pariwisata (Menpar) untuk periode 2014 -2019. Dua di antaranya dari kalangan sineas.
Lembaga survey Indo Barometer mengusulkan dua nama yakni Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dan Rusdi Kirana. Sedangkan Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR) yang dibuat oleh situs resmi JokowiCenter.com memasang 3 nama yakni Garin Nugroho, Jeffrie Geovanie, dan Mira Lesmana.
Sebelumnya Kabinet Indonesia Hebat yang beredar pada bulan Juni 2014 dan Kabinet Trisakti memasang nama AAGN Puspayoga sebagai Menpar.
Siapa yang paling pas dan terbaik menduduki jabatan menteri yang pastinya bakal wara-wiri ke seluruh penjuru Tanah Air dan sejumlah negara ini untuk mempromosikan pariwisata dalam negeri sekaligus menjaring wisatawan mancanegara?
Kalau dilihat dari jumlah pengusungnya, nama pria kelahiran Denpasar, 7 ]uli 1965 ini paling dominan di antara yang lain. AAGN Puspayoga yang tak lain Wakil Gubernur Bali 2008 – 2013 tercantum namanya dalam susunan yang diprediksi Indo Barometer, Kabinet Trisakti, dan juga Kabinet Indonesia hebat.
Jika mantan lulusan sekaligus dosen Universitas Ngurah Rai ini terpilih, berarti bertambah Menpar yang berasal dari Pulau Para Dewa itu. Pasalnya sebelumnya sudah ada 2 orang Bali yang menjabat menteri ini yakni I Gede Ardike dan Jero Wacik. Mampukah Jokowi menepis tudingan bahwa jabatan Menpar itu jatahnya orang Bali? Kita lihat saja nanti.
Kandidat berikutnya, dibawah AAGN Puspayoga ada Mira Lesmana dan Garin Nugroho. Keduanya dari kalangan perfilman atau seneas profesional, bukan orang partai dan sama-sama tidak punya pengalaman di bidang pemerintahan.
Pemilik nama lengkap Garin Nugroho Riyanto kelahiran Yogyakarta, 6 Juni 1961 ini merupakan salah satu produser dan sutradara film andal Indonesia yang mulai tersohor namanya lewat film panjang Cinta dalam Sepotong Roti (1990) dan Surat untuk Bidadari (1992) yang membawanya ke panggung film internasional.
Lulusan sinematografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini pernah mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk salah satu dari enam sutradara inovatif dunia pada perayaan 250 tahun Mozart.
Begitu pun Mira Lesmana. Perempuan kelahiran Jakarta 8 Agustus 1964 ini menjadi salah seorang produser film Indonesia yang paling berhasil pada tahun 2000-an. Anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi senior Indonesia berdarah Minangkabau, Nien Lesmana ini tersohor namanya usai memproduseri film Ada Apa dengan Cinta, Petualangan Sherina, dan Laskar Pelangi lewat Miles Production yang didirikannya pada tahun 1996.
Dari sekian film sukses yang diproduseri lulusan IKJ ini, Laskar Pelangi-lah yang turut berperan memajukan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Pulau Belitung hingga muncul paket wisata Laskar Pelangi dan menjadikan pulau itu mendapat julukan Bumi Laskar Pelangi.
Dilihat dari sisi kesuksesan filmnya itu dari sisi pariwisata, istri dari aktor Mathias Muchus ini di atas kertas lebih pas menjadi Menpar dibanding rival seprofesinya, Garin Nugroho.
Dua kandidat lain, datang dari kalangan pengusaha yang kemudian terjun ke dunia politik, yakni Jeffrie Geovani, kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1967 dan Rusdi Kirana kelahiran 17 Agustus 1963.
Sampai sekarang, Jeffrie yang berdarah Minangkabau ini masih menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Lulusan Universitas Nasional Jakarta dan program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta ini memulai karier politiknya dengan menjadi anggota Muhammadiyah dan kemudian bergabung dengan PAN.
Pengusaha hotel dan properti yang sampai kini aktif menulis buku dan berbagai media ini, pernah bekerja di American Express Bank Ltd Jakarta, dan menjadi Direktur Trego Holdings Ltd Singapore serta Direktur Bank Artha Prima Jakarta.
Sementara Rusdi Kirana merupakan pemilik perusahaan penerbangan Maskapai Lion Air bersama saudaranya Kusnan Kirana. Karier politik pria berdarah Tiongkok ini dimulai ketika dia masuk ke PKB dan diangkat menjadi Wakil Ketua Umum PKB sejak Januari 2014 lalu.
Kalau dilihat dari sisi pariwisata, Jefrrie dan Rusdi sama-sama kuat menjabat Menpar dengan alasan sama-sama seorang praktisi industri wisata. Kelebihan Jeffrie sudah lebih dulu terjun di dunia politik dibanding Rusdi. Kelemahannya Jeffrie dari Golkar, partai yang berseberangan dengan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Sementara Rusdi dari PKB, partai yang mendukung kedua pasangan itu hingga menjadi pemenang.
Dilihat dari kendaraan partainya bisa dilihat siapa yang punya kans paling besar disini, mengpngat menteri selama ini disebut-sebut sebagai jabatan politis bukan profesional. Kecuali Jokowi berani melabrak stigma itu dengan memilih para ajudannya dari kalangan profesional.
Warna Baru
Dari lima kandidat Menpar di atas memang cukup menarik. Mereka orang baru, bukan yang pernah menjabat di kementerian sebelumnya. Dengan begitu diharapkan ada warna baru yang dapat memberikan pencerahan kepada sektor pariwisata Indonesia.
Maklum berdasarkan pengamatan penulis selama puluhan tahun mengamati sektor ini, orang-orang lama di kementerian terkait masih menerapkan pola lama, belum punya strategi promosi yang apik hingga sektor ini belum memberikan kejutan yang membanggakan.
Masih banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi sektor ini, terutama di kalangan SDM kementeriannya baik di level atas apalagi bawah.
Lalu siapa yang berhak menyandang predikat Menpar dari lima kandidat di atas? Tentu Jokowi yang punya jawabannya. Bisa jadi Jokowi punya sosok tersendiri yang dianggapnya paling klik menjadi Menpar. Atau bisa jadi nama yang disodorkan oleh Slank yang akan dipilih Jokowi. Seperti kita ketahui, bulan Mei 2014 lalu grup musik tersohor ini pernah menyodorkan 46 nama kepada Jokowi untuk dipilih menjadi menteri jika Jokowi berhasil menjadi Presiden RI ke-7.
Yang pasti siapapun yang nanti terpilih menjadi Menpar, tentu kinerjanya diharapkan lebih baik dari Menpar-Menpar sebelumnya. Dia harus mampu menciptakan beragam wisata yang berkualitas dan berkarakter Indonesia. Dia harus mampu mencipatkan destinasi-destinasi pilihan lain yang bisa menyamai ketenaran dan keandalan Bali dengan karakter dan kemasan yang berbeda. Dia harus mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara secara siqnifikan sekaligus menjadikan Indonesia destinasi dunia yang variatif, berkelas, dan favorit masyarakat dunia. Dia harus cakap dalam menciptakan terobosan-terobosan baru dalam berpromosi.
Strategi promosinya harus brilian. Harus berani memilih orang-orang baru sebagai kaki-tangannya untuk menciptakan promosi pariwisata yang kreatif, inovatif, efisien, dan jitu. Dan terakhir, tidak melupakan media dan para penulis/jurnalis pariwisata yang selama ini loyal dan berperan aktif memantau, menulis, mengkritisi, mempublikasikan, dan memajukan pariwisata Indonesia.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Mira Lesmana salah satu kandidat menteri pariwisata kabinet Jokowi-JK.
2. Salah satu pesona pantai di Belitung.
Lembaga survey Indo Barometer mengusulkan dua nama yakni Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dan Rusdi Kirana. Sedangkan Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR) yang dibuat oleh situs resmi JokowiCenter.com memasang 3 nama yakni Garin Nugroho, Jeffrie Geovanie, dan Mira Lesmana.
Sebelumnya Kabinet Indonesia Hebat yang beredar pada bulan Juni 2014 dan Kabinet Trisakti memasang nama AAGN Puspayoga sebagai Menpar.
Siapa yang paling pas dan terbaik menduduki jabatan menteri yang pastinya bakal wara-wiri ke seluruh penjuru Tanah Air dan sejumlah negara ini untuk mempromosikan pariwisata dalam negeri sekaligus menjaring wisatawan mancanegara?
Kalau dilihat dari jumlah pengusungnya, nama pria kelahiran Denpasar, 7 ]uli 1965 ini paling dominan di antara yang lain. AAGN Puspayoga yang tak lain Wakil Gubernur Bali 2008 – 2013 tercantum namanya dalam susunan yang diprediksi Indo Barometer, Kabinet Trisakti, dan juga Kabinet Indonesia hebat.
Jika mantan lulusan sekaligus dosen Universitas Ngurah Rai ini terpilih, berarti bertambah Menpar yang berasal dari Pulau Para Dewa itu. Pasalnya sebelumnya sudah ada 2 orang Bali yang menjabat menteri ini yakni I Gede Ardike dan Jero Wacik. Mampukah Jokowi menepis tudingan bahwa jabatan Menpar itu jatahnya orang Bali? Kita lihat saja nanti.
Kandidat berikutnya, dibawah AAGN Puspayoga ada Mira Lesmana dan Garin Nugroho. Keduanya dari kalangan perfilman atau seneas profesional, bukan orang partai dan sama-sama tidak punya pengalaman di bidang pemerintahan.
Pemilik nama lengkap Garin Nugroho Riyanto kelahiran Yogyakarta, 6 Juni 1961 ini merupakan salah satu produser dan sutradara film andal Indonesia yang mulai tersohor namanya lewat film panjang Cinta dalam Sepotong Roti (1990) dan Surat untuk Bidadari (1992) yang membawanya ke panggung film internasional.
Lulusan sinematografi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini pernah mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk salah satu dari enam sutradara inovatif dunia pada perayaan 250 tahun Mozart.
Begitu pun Mira Lesmana. Perempuan kelahiran Jakarta 8 Agustus 1964 ini menjadi salah seorang produser film Indonesia yang paling berhasil pada tahun 2000-an. Anak dari tokoh jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi senior Indonesia berdarah Minangkabau, Nien Lesmana ini tersohor namanya usai memproduseri film Ada Apa dengan Cinta, Petualangan Sherina, dan Laskar Pelangi lewat Miles Production yang didirikannya pada tahun 1996.
Dari sekian film sukses yang diproduseri lulusan IKJ ini, Laskar Pelangi-lah yang turut berperan memajukan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Pulau Belitung hingga muncul paket wisata Laskar Pelangi dan menjadikan pulau itu mendapat julukan Bumi Laskar Pelangi.
Dilihat dari sisi kesuksesan filmnya itu dari sisi pariwisata, istri dari aktor Mathias Muchus ini di atas kertas lebih pas menjadi Menpar dibanding rival seprofesinya, Garin Nugroho.
Dua kandidat lain, datang dari kalangan pengusaha yang kemudian terjun ke dunia politik, yakni Jeffrie Geovani, kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1967 dan Rusdi Kirana kelahiran 17 Agustus 1963.
Sampai sekarang, Jeffrie yang berdarah Minangkabau ini masih menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014 dari Partai Golkar. Lulusan Universitas Nasional Jakarta dan program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta ini memulai karier politiknya dengan menjadi anggota Muhammadiyah dan kemudian bergabung dengan PAN.
Pengusaha hotel dan properti yang sampai kini aktif menulis buku dan berbagai media ini, pernah bekerja di American Express Bank Ltd Jakarta, dan menjadi Direktur Trego Holdings Ltd Singapore serta Direktur Bank Artha Prima Jakarta.
Sementara Rusdi Kirana merupakan pemilik perusahaan penerbangan Maskapai Lion Air bersama saudaranya Kusnan Kirana. Karier politik pria berdarah Tiongkok ini dimulai ketika dia masuk ke PKB dan diangkat menjadi Wakil Ketua Umum PKB sejak Januari 2014 lalu.
Kalau dilihat dari sisi pariwisata, Jefrrie dan Rusdi sama-sama kuat menjabat Menpar dengan alasan sama-sama seorang praktisi industri wisata. Kelebihan Jeffrie sudah lebih dulu terjun di dunia politik dibanding Rusdi. Kelemahannya Jeffrie dari Golkar, partai yang berseberangan dengan Jokowi-JK pada Pilpres 2014. Sementara Rusdi dari PKB, partai yang mendukung kedua pasangan itu hingga menjadi pemenang.
Dilihat dari kendaraan partainya bisa dilihat siapa yang punya kans paling besar disini, mengpngat menteri selama ini disebut-sebut sebagai jabatan politis bukan profesional. Kecuali Jokowi berani melabrak stigma itu dengan memilih para ajudannya dari kalangan profesional.
Dari lima kandidat Menpar di atas memang cukup menarik. Mereka orang baru, bukan yang pernah menjabat di kementerian sebelumnya. Dengan begitu diharapkan ada warna baru yang dapat memberikan pencerahan kepada sektor pariwisata Indonesia.
Maklum berdasarkan pengamatan penulis selama puluhan tahun mengamati sektor ini, orang-orang lama di kementerian terkait masih menerapkan pola lama, belum punya strategi promosi yang apik hingga sektor ini belum memberikan kejutan yang membanggakan.
Masih banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi sektor ini, terutama di kalangan SDM kementeriannya baik di level atas apalagi bawah.
Lalu siapa yang berhak menyandang predikat Menpar dari lima kandidat di atas? Tentu Jokowi yang punya jawabannya. Bisa jadi Jokowi punya sosok tersendiri yang dianggapnya paling klik menjadi Menpar. Atau bisa jadi nama yang disodorkan oleh Slank yang akan dipilih Jokowi. Seperti kita ketahui, bulan Mei 2014 lalu grup musik tersohor ini pernah menyodorkan 46 nama kepada Jokowi untuk dipilih menjadi menteri jika Jokowi berhasil menjadi Presiden RI ke-7.
Yang pasti siapapun yang nanti terpilih menjadi Menpar, tentu kinerjanya diharapkan lebih baik dari Menpar-Menpar sebelumnya. Dia harus mampu menciptakan beragam wisata yang berkualitas dan berkarakter Indonesia. Dia harus mampu mencipatkan destinasi-destinasi pilihan lain yang bisa menyamai ketenaran dan keandalan Bali dengan karakter dan kemasan yang berbeda. Dia harus mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara secara siqnifikan sekaligus menjadikan Indonesia destinasi dunia yang variatif, berkelas, dan favorit masyarakat dunia. Dia harus cakap dalam menciptakan terobosan-terobosan baru dalam berpromosi.
Strategi promosinya harus brilian. Harus berani memilih orang-orang baru sebagai kaki-tangannya untuk menciptakan promosi pariwisata yang kreatif, inovatif, efisien, dan jitu. Dan terakhir, tidak melupakan media dan para penulis/jurnalis pariwisata yang selama ini loyal dan berperan aktif memantau, menulis, mengkritisi, mempublikasikan, dan memajukan pariwisata Indonesia.
Naskah & foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Mira Lesmana salah satu kandidat menteri pariwisata kabinet Jokowi-JK.
2. Salah satu pesona pantai di Belitung.
0 komentar:
Posting Komentar