Beragamnya Tradisi Jelang Ramadhan Khas Indonesia
Syukuran jelang Ramadhan merupakan salah satu tradisi lama yang masih hidup hingga sekarang. Selain syukuran, masih ada tradisi jelang Ramadhan lainnya yang hingga kini masih dijalani warga di sejumlah daerah di Tanah Air.
Di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung warganya menggelar tradisi Sedekah Ruah. Tradisi ini biasanya dilakukan pertengahan bulan Sya’ban, sebagai tanda puji syukur kepada Allah SWT.
Isi acaranya doa dan makan bersama di rumah dengan cara mengundang tetangga terdekat, keluarga, dan teman-teman. Di akhiri saling memaafkan agar bersih jiwa sebelum memasuki bulan suci.
Ada juga yang melanjutkan berziarah ke kuburan keluarga untuk mendoakan yang sudah meninggal dunia dan membersihkan pusara. Sementara di Bangka Barat, masyarakatnya mengadakan kegiatan perang ketupat menjelang Ramadhan.
Di Sumatera Barat ada tradisi tradisi Balimau yakni mandi basamo (bersama) untuk menyucikan diri dengan limau (jeruk nipis), ditambah ramuan alami beraroma wangi dari daun pandan wangi, bunga kenanga, dan akar tanaman gambelu yang direndam dalam air hangat kemudian dioleskan ke kepala. Konon, ramuan tradisional untuk balimau tersebut adalah warisan turun-temurun sejak ratusan tahun silam.
Sebelumnya para perempuan Minang melakukan manjalang mintuo alias mengunjungi mertua dengan membawa hantaran berupa ketupat atau lainnya disertai limau ukur untuk keperluan mandi balimau.
Ujung dari tradisi itu adalah kedua belah pihak saling bersalaman dan maaf-maafan untuk mensucikan hati sebelum memasuki bulan puasa. Biasanya digelar bulan Sya’ban, satu minggu sebelum Ramadhan.
Kalangan alim ulama di Ranah Minang menganggap tradisi ini perbuatan bid’ah bahkan ada yang mengharamkan. Di pihak lain ngotot ingin melestarikannya. Yang pasti, pro-kontra Balimau ini tak menyurutkan sejumlah masyarakat untuk melakukannya hingga kini.
Penduduk lokal di Telung Betung, Lampung pun punya tradisi serupa, mandi massal tapi di tepi Kali Akar. Penduduk setempat yakin dengan mandi bersama ini dapat membuang sifat buruk dan memberi ketenangan dalam beribadah puasa.
Selain dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan. Masyarakat menganggap tradisi mandi massal ini sebagai tradisi melepas masa lajang atau gadis.
Sedangkan masyarakat Tangerang, Banten, memiliki tradisi unik yakni keramas bersama di pinggir Sungai (Kali) Cisadane. Tua-muda, lelaki-perempuan tumpah ruah menceburkan diri di sungai terbesar di Tangerang ini.
Ritual ini diyakini warga dapat menyehatkan badan dan membersihkan kotoran dalam tubuh. Padahal penggunaan shampoo di sungai ini jelas berdampak pada kualitas air sungai ini.
Lain lagi dengan masyarakat di sejumlah daerah di Aceh memiliki tradisi Meugang atau potong sapi. Warga bersama-sama menyembeli dan membeli daging sapi sebagai simbol dipenuhinya kewajiban sebagai kepala keluarga menyediakan makanan bergizi selama bulan puasa.
Para suami berusaha membeli daging sapi untuk menu sahur dan buka puasa keluarga tercinta. Selain tradisi Meugang, sejumlah warga Aceh pun ada yang melakukan mandi di laut. Tujuannya untuk membersihkan diri. Tapi juga ada yang beralasan karena kalau di bulan puasa tidak bisa mandi di laut, jadi ini kesempatan terakhir mandi sebelum puasa.
Di Semarang, tepatnya di Kampung Bustaman RT 04 dan RT 05 RW 03 Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, Jawa Tengah, warganya biasa menggelar tradisi Tawur Banyu alias perang air setiap menjelang Ramadhan. Karena digelar di Kampung Bustaman, tradisi ini juga disebut Gebyuran Bustaman. Acara ini bertujuan untuk saling mengikatkan tali silaturahmi ini selain membersihkan diri.
Sebelum tradisi gebyuran air ini dimulai, dua sesepuh Kampung Bustaman yang telah berusia 70 tahun secara simbolis menyiramkan air ke dua balita setempat. Gebyuran pertama merujuk pada kebiasaan Kyai Kerto Bustam, sang pendiri kampung ini, yang selalu nggebyur (menyiram) cucunya di sumur saat dimandikan.
Setelah itu, warga langsung melakukan perang air ke warga lainnya. Pria, wanita, tua, muda saling membaur dalam gang sempit tersebut. Ritual ini menekankan setiap warga yang terkena siraman air tidak boleh marah terhadap sesama.
Aksi tersebut dilakukan sekitar mushola tua yang berada di salah satu kampung khas Semarang ini. Sebab, warga setempat meyakini, bahwa air sumur mushola ini merupakan petilasan Kyai Kerto Bustam.
Nyadran di Lereng Sumbing
Lain lagi dengan warga lereng Gunung Sumbing Desa Jetis, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang menggelar tradisi Nyadran atau Sadranan.
Tradisi ini dilakukan dengan membawa ratusan tenongan berisi aneka makanan seperti tumpeng, lingkung ayam, tempe bacem, sayur-sayuran, dan pisang serta jajanan pasar yang dibawa dalam tempat berbentuk bulat bernama tenong makam leluhur, Nyai Nondo sebagai sesepuh desa.
Puncak ritualnya, warga memanjatkan doa untuk keselamatan keluarganya, dan kelancaran dalam mencari rejeki sekaligus. Biasa tradisi yang digelar sebagai wujud syukur kepada Tuhan sekaligus membersihkan diri sebelum menunaikan ibadah puasa ini berlangsung setiap bulan Sya'ban atau dalam kalender jawa disebut juga bulan Ruwah.
Sementara di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, warganya membakar lilin pada malam hari di seluruh sudut rumah dan pekarangan. Mitosnya, tradisi ini untuk mengusir setan selama bulan Ramadhan.
Sedangkan warga Jakarta dan beberapa daerah lainnya, selain menggelar syukuran juga melakukan nyekar ke makam orang tua atau kerabat. Di makam, warga membaca Surat Yasin. Ada juga yang sengaja meminta pengurus makam atau ustad untuk mempimpin doa dan membacakan Surat Yasin.
Setelah itu peziarah menaburkan bunga dan menyirami makan dengan air. Tujuan tradisi nyekar ini untuk mendoakan ahli kubur agar diampunkan dosanya dan mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Jelang Ramadhan ini, sejumlah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta ramai di datangi peziarah, sehingga mengakibatkan kemacetan. Tapi disisi lain membawa berkah bagi para pedagang bunga tabur. Salah satu TPU yang padat peziarahnya antara lain TPU Karet Bivak dan TPU Kalibata.
Naskah & Foto: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Captions:
1. Nyekar salah satu tradisi warga Jakarta jelang Ramadhan.
2. Nyekar ke makam fans berat di TPU Karet Bivak, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar