. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 20 Maret 2014

Pro-Kontra Kenaikan Tiket Masuk Bromo Tengger Semeru 3X Lipat

Tarif baru tiket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di Jawa Timur, resmi akan diberlakukan per 1 Mei 2014 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 59 tahun 1998 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) sektor kehutanan. Ketentuan itu belum lagi diberlakukan, sekitar 20 persen wisatawan mancanegara (wisman) membatalkan rencana perjalanan ke Gunung Bromo. 

Penyedia jasa wisata di Kabupaten Malang, Rudy Widodo beberapa hari lalu mengatakan paket wisman ke Bromo yang ditawarkannya setahun lalu masih dengan tarif lama. Ketika diberitahukan ada penyesuaian harga paket sesuai kenaikan tiket masuk yang baru, banyak yang membatalkan.

Menurut Rudy kenaikan harga tiket masuk TNBTS bukan hanya merugikan agen perjalanan, pun mempengaruhi pendapatan bagi penyedia transportasi umum, pemandu wisata, hotel, industri kreatif, dan rumah makan di sekitar Bromo. Padahal selama ini, Bromo andalan pariwisata Jawa Timur yang memberikan lapangan pekerjaan sejumlah pihak.

Sebelumnya Kepala Balai Besar TNBTS, Ayu Dewi Utari menjelaskan tiket masuk baru TNBTS untuk wisatawan Nusantara (wisnus) dari Rp 10.000 per orang, naik menjadi Rp 37.500 untuk hari biasa. Sementara untuk hari libur menjadi Rp 67.500 per orang. Sedangkan tiket masuk untuk wisman dari Rp 72.500 menjadi Rp 267.500 per orang pada hari biasa dan pada hari libur menjadi Rp 640.000 per orang. 

Ayu menjelaskan alasan kenaikan itu karena tarif tiket masuk ke Bromo tidak pernah naik selama 16 tahun. Kenaikan ini selain untuk pendapatan negara bukan pajak sebagai kas negara juga untuk menjaga kelestarian kawasan konservasi ini dari ancaman lonjakan pengunjung dan lainnya.

Menurutnya, pihak TNBTS selaku pengelola hanya menjalankan PP dengan target pendapatan dari tiket mencapai Rp 7,7 miliar pada tahun 2014. Pada tahun 2011, pendapatan TNBTS Rp 1,2 miliar. Pada 2012, pendapatan naik menjadi Rp 1,8 miliar, sedangkan pada 2013 pendapatan melonjak signifikan mencapai Rp 6,1 miliar.

Jumlah pendapatan itu, jelas Ayu, tak sebanding dengan biaya yang digelontorkan negara untuk memperbaiki kawasan konservasi ini. Setiap tahun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan untuk perbaikan TNBTS mencapai Rp 18 miliar. Dia berharap masyarakat bisa memaklumi kenaikan tarif tiket baru yang tergolong mahal itu.

Kenaikan tiket itupun didemo sejumlah pihak, terutama para penyedia jasa pariwisata yang ada di Malang, Probolinggo, Pasuruan, dan Bali. Dalam demo menolak kenaikan harga tiket masuk TNBTS di depan DPRD Kota Malang dan Kantor Balai Besar TNBTS beberapa waktu lalu, para pendemo mengecam pemerintah, terutama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 tahun 2014 tentang kenaikan harga tiket masuk TNBTS.

Mereka yang kontra mengatakan kenaikan tiket TNBTS membuat penyedia jasa pariwisata yang beroperasi di kawasan taman nasional ini merugi. Mereka juga menganggap pemerintah telah membunuh hak-hak masyarakat, terutama dari kelas ekonomi bawah untuk berkunjung ke TNBTS.

Ketua paguyuban pengemudi jip di Bromo, Juli Armaji mengatakan kenaikan tiket masuk bakal membuat jumlah wisatawan ke BTS anjlok sehingga mengurangi penghasilan paguyuban yang memiliki 75 armada jip ini. Menurutnya tarif jip dari Tumpang ke Bromo berkapasitas lima penumpang Rp 1 juta dan tarif rute Tumpang-Ranupane menuju Semeru Rp 550 ribu untuk satu kali perjalanan.

Menurut Ayu, kendaraan yang masuk ke lautan pasir Gunung Bromo yang membentang seluas 5.920 hektar ini menyebabkan pasirnya menjadi padat sehingga tak lagi berbisik, tak bisa berterbangan ditiup angin. Bahkan dampak lebih buruk terjadi ketidakseimbangan ekologis.

Sesuai konsep pengelolaannya, kawasan lautan pasir merupakan zona rimba. Pemanfaatannya untuk kepentingan pariwisata harus dibatasi. Sejak Gunung Bromo berkembang menjadi kawasan wisata favorit, zona yang seharusnya tak begitu saja dimasuki, malah riuh oleh deru kendaraan, menggantikan suara pasir yang berbisik.

Berdasarkan data Balai Besar TNBTS, jumlah jip yang beroperasi di lautan pasir terus melonjak. Pada 2012, ada 200 unit dan kini sudah mencapai 1.000 unit. Kendaraan jip yang masuk ke kawasan lautan pasir seharusnya hanya diizinkan melintas di tepian. Bentangan utama lautan pasir tidak boleh dilintasi agar tak terjadi pemadatan pasirnya.

Kata Ayu jumlah wisnus yang berkunjung ke Bromo berjumlah 250 ribu pada 2011. Setahun kemudian, jumlahnya meningkat menjadi 350 ribu orang. Kemudian naik lagi menjadi 579 ribu pada 2013. Sedangkan jumlah wismannya rata-rata 50 ribu orang per tahun.

Dampak meningkatnya kunjungan wisatawan, tambah Ayu juga mempengaruhi kawasan sabana Bromo, yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit Teletubbies. Rumput sabana yang hijau terhampar luas kerap terinjak-injak pengunjung.

Karena itu, Balai Besar TNBTS mengambil kebijakan untuk membatasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bromo. Termasuk membatasi jumlah pendakian ke Gunung Semeru menjadi 500 orang per hari dengan menaikkan tarif tiket masuknya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu pun prihatin atas kenaikan harga tiket TNBTS. Mari mengaku akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk membahas kenaikan tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin berharap kebijakan kenaikan tiket masuk TNBTS ini dikajiulang sebelum benar-benar diterapkan. Menurutnya kalau tetap dipaksakan industri pariwisata dan mayarakat lokal yang selama ini bertumpu dari kunjungan wisatawan akan kehilangan pendapatan bahkan bisa bangkrut.

Naskah: adji kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: iwoe

Captions: 
Gunung Semeru, zona inti dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP