Aset Wisata Selam Indonesia 700 Titik Penyelaman
Indonesia memiliki 700 dive site atau titik penyelaman yang tersebar di 21 provinsi. Ratusan dive site itu berhasil didatabase dalam situs selam diving-indonesia.net secara lengkap.
Di dalam situs tersebut menginformasikan jumlah dive site di 21 provinsi. Di Aceh misalnya tercatat ada 18 dive site antara lain Batee Tokong, Rubiah Sea Garden, Arus Paleh, dan Iboih Beach dengan kedalaman 8-35 meter. Di Sumatera Utara (10) antara lain Ujung Seroba, Pulau Unggas, Pulau Situngkus, Pulau Putih, dan Dinding Batu dengan kedalaman berkisar antara 10-20 meter. Sedangkan di DKI Jakarta (13) yang semuanya berada di kepulauan Seribu, antara lain Tabularasawreck, karang Lebar, Kotok Housereef, dan kuburan Cina dengan kedalaman rata-rata 1-22 meter.
Di Bali (27) antara lain Peti di Pulau Menjangan, Padang Bai, Batu Nunggul di Nusa Penida, Blue Corner di Pulau Lembongan, dan US Liberty Shipwreck di Tulamben dengan kedalaman sekitar 5-30 meter. Di Sulawesi Utara (23) antara lain Aer Perang Dua, Angel Window, Batu Sander, Lembeh Resort, dan Tanjung Kubur dengan kedalamam berkisar antara 15-28 meter. Sedangkan di Kalimantan Timur (29) antara lain Manta Run, Light Housereef, Turtle Town, Paradise, dan The Wall dengan kedalaman rata-rata 10-30 meter.
Di Papua Barat (35) antara lain Jellies Corner, Lonely Rock, Manta Point, Blue Hole, dan Eduator Cave dengan kedalamam berkisar antara 10-25 meter.Di Maluku Utara (28) antara lain Aru Point, Cendana Point, Goa Burung, Rock Point, dan Selat Sidangga dengan kedalaman rata-rata 15-15 meter. Di Nusa Tenggara Barat (18) antara lain Air Slope, Good Heart, Meno Bounty, Shark Point, dan The Wreck dengan kedalaman berkisar 10-40 meter.
Sedangkan di Nusa Tenggara Timur ada 28 dive site antara lain Dembilah Reef, Pasir Sari, Likot, Waititi Reef, dan Labuhan Tour dengan kedalaman rata-rata 8-30 meter.
Di dalam situs tersebut, masing-masing dive site dijelaskan secara detil mengenai kondisi arus, suhu, kontur dasar laut, visibility, gelombang, plankton, kondisi umum terumbu, jenis ikan, dan biota hidup lainnya. Tak ketinggalan jumlah dive operatornya berikut alamat wevsite dan nomor teleponnya. Paling banyak dive operator di Bali, tercatat ada 15 operator.
Direktur Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Achyaruddin usai membuka Diskusi Wisata Selam bertema "Strategi Pengembangan Sustainable Diving Tourism dan Target RI sebagai Surganya Penyelam Dunia pada 2020" yang digelar Forum Dialog Pariwisata (FDP) dan portal berita wisata bisniswisata.co bekerjasama dengan Kemenparekraf di Jakarta, Rabu (26/3) mengatakan kelebihan lokasi menyelam di Indonesia, masing-masing memiliki keunikan dan keindahan tersendiri.
Di Raja Ampat misalnya, ada aneka terumbu karang yang masih alami. Di Bali penyelam dapat melihat ikan pari berukuran besar. Di Bunaken dengan tebing karang dan aneka ikan eksotisnya. Di Pantai Hukurila, Kota Ambon, Maluku, dan Pantai Wasage, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, penyelam dapat menyaksikan pemandangan goa-goa bawah laut. Di Barat Daya Pulau Mangehetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, penyelam bisa meloiat gunung bawah laut di perairan cukup dangkal dengan titik kepundan gunung di kedalaman 8 meter.
Sedangkan di Nusa Penida, Bali, penyelam dapat melihat ikan besar yang jelek dan langka yang muncul setiap empat-lima bulan sekali.
Menurut Achyaruddin seluruh lokasi penyelaman yang dimiliki Indonesia merupakan modal utama dalam mengembangkan wisata bahari. “Kalau potensi ini dikembangkan dengan baik jelas akan menarik lebih banyak kunjungan wisatawan baik dalam maupun luar negeri,” jelasnya.
Dia menjelaskan lokasi menyelam Indonesia diminati wisman terutama dari Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Australia, dan pemyelam dari dalam negeri.
Achyaruddin menambahkan lokasi menyelam yang tengah tren belakangan ini diminati wisman antara lain Selat Lembeh, Raja Ampat, Nusa Penida, dan Wakatobi. “Yang top sekali adalah Selat Lembeh khusus ya untuk para penyelam forografer macro bawah laut karena banyak ikan dan biota lain berukuran kecil dan unik,” akunya.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto. Dok. Puskompublik, Kemenparekraf
0 komentar:
Posting Komentar