. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 13 Februari 2014

Gunung Kelud Diminati Turis Belanda

Gunung Kelud di Jawa Timur termasuk gunung aktif yang kerap dikunjungi atau didaki orang asing, terutama turis Belanda dan Perancis. Alasan utama mengapa turis Negeri Kincir Angin itu menyukai gunung yang baru-baru ini meletus kembali, lantaran adanya Terowongan Ampera. 

Terowongan Ampera merupakan bangunan tua peninggalan masa kolonial Belanda yang dibangun berkaitan dengan letusan Gunung Kelud pada tahun 1919. Erupsi ketika itu menelan korban 5.160 jiwa. 

Terowongan yang selesai tahun 1967 itu berfungsi mempertahankan volume danau kawah agar tetap 2,5 juta meter kubik. Di dalam terowongan sepanjang 110 meter ini ada beberapa lampu penerangan yang cahayanya temaram.

Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri tahun 2012, jumlah wisman Belanda yang berkunjung ke Gunung Kelud mencapai 465 orang hingga akhir Desember 2012. Disusul Perancis (302 orang) dan Jerman sebanyak 120 orang.

Gunung yang terletak di perbatasan Kediri, Blitar, dan Malang ini terakhir erupsi pada Oktober 2007. Ketika itu wujud puncak berubah membentuk danau kawah yang cukup lebar. Namun lambat laut muncul kegiatan vulkanik hingga membentuk kubah lava yang menyisakan sedikit lubang kawahnya.

Gunung ini punya tiga puncak, yakni Puncak Gajah Mungkur di bagian Barat, Puncak Kelud (Timur Laut), dan Puncak Sumbing di sisi Selatan. Obyek lain yang dapat dinikmati pemandangan matahari terbit dari Puncak Gajah Mungkur, Wisata Malam Anak Gunung Kelud, dan tempat aliran air panas.

Setiap tanggal 23 Suro penanggalan Jawa, masyarakat setempat mengadakan arung sesaji, dipercaya sebagai simbol condro sengkolo.

Butuh 2 jam dari Kota Kediri untuk sampai di kaki gunung ini dengan kendaraan roda empat. Tiket masuknya Rp 10.000 per orang. Jika ingin menggunakan jasa mobil khusus menuju area parkiran terowongan dikenakan Rp15 ribu, total biaya per orang Rp25 ribu.

Sejak meletus pada Kamis, 13 Februari 2014, pukul 22.50 WIB, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaikan status gunung berketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini dari WASPADA menjadi AWAS atau level IV.

Pascaerupsi, gunung ini diprediksi bakal kembali menarik minat turis, termasuk wisatawan Nusantara. Akibat erupsi kali ini, diperkirakan wajah puncak gunung ini kembali berubah dratis.

Naskah: adji kurnaiwan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: dok. Jelajah-nesia

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP