Wisata Minat Khusus Pendakian Gunung Mulai Dilirik Pemerintah
Dari ratusan gunung yang ada di negeri ini, hanya tiga gunung yang dilirik Kemenparekraf sebagai lokasi pengembangan wisata minat khusus pendakian gunung (hiking). Tiga gunung itu adalah Rinjani, Bromo, dan Semeru. Padahal sejumlah gunung lainnya pun sudah terbukti berhasil menjaring wisatawan minat khusus baik Nusantara maupun mancanegara.
Selain hiking, Kemenparekraf lewat Direktorat Pengembangan Wisata Minta Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even juga menetapkan 10 wisata minat khusus alam, ekosiwata, dan olahraga rekreasi yakni menyelam, selancar, berlayar, golf, sepeda, jogging, lintas alam, paralayang, fotografi bawah air, dan kayak.
Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Even Achyaruddin dalam Lokakarya “Perspektif Pengembangan dan Pemasaran Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan even” yang berlangsung di Cimacan, Sabtu (16/6/2012) mengatakan tidak semua obyek wisata wisata minat khusus alam, ekowisata, dan olahraga rekreasi yang ada di 33 provinsi di Tanah Air, dikembangkan seluruhnya.
Wilayah pengembangan wisata minat khusus petualangan ini kali ini difokuskan hanya di beberapa provinsi antara lain di Sulawesi Utara tepatnya Bunaken dan Selat Lembeh, NTB (Gunung Rinjani), NTT (Flores dan Taman Nasional Komodo), Jawa Timur (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Grajagan Banyuwangi), Kalteng (Tanjung Puting), Papua Barat (Raja Ampat), Bali (Danau Batur), Sulawesi Tenggara (Wakatobi), Kaltim Derawan), Maluku Utara (Morotai dan Halmahera Utara), dan Papua (Nabire).
Sebelumnya Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kemenparekraf Firmansyah Rahim dalam pengantar umumnya menjelaskan bahwa pengembangan wisata minat khusus diutamakan terutama bagi destinasi atau obyek wisata yang paling siap prasarana dan sarananya serta yang paling murah modalnya.
Kata Firmansyah, mengingat keterbatasan dana, kemampuan pengelolaan dan masih kurangnya sinergi antarwilayah, maka dalam pengembangan wisata minat khusus tersebut harus fokus.
Achyaruddin menambahkan, selain wisata alam dan ekowisata serta wisata olahraga rekreasi, ada lima tema pengembangan wisata minat khusus lagi yang sudah ditentukan atas kebijakan Menparekraf Mari Elka Pangestu, yakni wisata budaya dan sejarah, wisata kapal pesiar, wisata kuliner dan belanja, wisata kesehatan dan kebugaran, wisata MICE untuk periode 2012 sampai 2014.
“Jadi semuanya ada 7 tema. Diharapkan dengan pengembangan ketujuh wisata minat khusus tersebut, kunjungan wisman akan bertambah bukan saja secara kuantitas tapi juga kualitas, misalnya dari tingkat pembelian dan masa tinggal mereka,” tambah Achyaruddin.
Lokakarya yang diselenggarakan Forum Wartawan Parekraf di Via Renata Hotel & Bungalow, Cimacan, Jawa Barat ini dihadiri sejumlah narasumber antara lain pengusaha wisata bahari dan Ketua Gahawisri Bali Yos WK Amerta, pakar kuliner dan pengusaha kuliner Bondan Winarno, CEO ELJOHN Group Johnnie Sugiarto, dan sejumlah wartawan dari berbagai media.
Amat Potensial
Berdasarkan pengamatan penulis, wisata minat khusus pendakian gunung di Indonesia amat potensial dalam menjaring wisatawan baik wisnus maupuan wisman. Sarana alamnya sudah ada. Indonesia dianugerahi ratusan gunung baik yang aktif maupun tidak dengan pemandangan khas dan menawan serta medan pendakiannya berbeda satu sama lain.
Disamping itu, peminatnya juga amat besar. Di dalam negeri saja, jumlah peminatnya mencapai ratusan ribu orang. Dan ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Peminat dari mancanegara juga tak kalah besar,terutama Gunung Rinjani, Leuser, Tambora, Agung, Semeru, Merapi, Kerinci, Gede, Karakatau, Pegunungan Jaya Wijaya, dan Gunung Papandayan.
Sayangnya selama ini, Kementerian Pariwisata belum meliriknya. Dan baru tahun ini Kemenparekraf ada keinginan untuk mengembangankannya.
Agar tidak salah langkah dalam mengembangan wisata minat khusus pendakian gunung ini, sebaiknya Kemenparekraf melibatkan orang-orang yang mengerti dan paham benar mengenai wisata minat khusus pendakian ini, termasuk wartawan yang memang mengerti sekaligus berpengalamaman di bidang petualangan satu ini agar tidak salah dalam pengembangannya.
Perlu diingat, wisata minat khusus pendakian harus tetap mengedepankan keasrian alam lingkungan gunung tersebut dan melibatkan partisipasi masyarakat lokal di sekitar gunung tersebut untuk menambah penghasilan mereka.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar