Catatan Tour de Singkarak 2012
Secara keseluruhan, TdS 2012 yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Senin (4/6/2012) di Etape I di Sawahlunto dan ditutup oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng di Etape VII di Padang, Minggu (10/6/2012) berlangsung sukses.
Berdasarkan pengamatan penulis, antusiasme Pemprov Sumbar dan sejumlah Pemkab yang terlibat serta masyarakat Minang sangat tinggi dalam menggelorakan event sport tourism ini. Dan ini sempat dipuji Menparekraf Mari Elka Pangestu dan Wamenparekraf Sapta Nirwandar saat meninjau langsung pembukaan event ini.
Di setiap etape ratusan ribu orang menyaksikan para pembalap nasional dan mancanegara berlaga di tepi jalan bahkan ada yang menonton dari atas pohon dan atap bangunan.
Boleh dibilang tahun ini, penonton yang menyaksikan TdS di setiap etape-nya semakin membludak dan meriah. Sampai anak-anak sekolah rela antri berdiri berjam-jam lamanya, menunggu para pembalap melewati wilayahnya. Mereka bersorak-sorai sambil mengibar-ngibarkan bendera Merah-Putih dari kertas. Sebagian lagi mengabadikan dan merekam aksi para pembalap yang melaju cepat lewat kamera dan HP mereka.
Yang menarik di lokasi start dan finish, sejumlah warga berebut berfoto bersama atlit pembalap sepeda, terutama asal Eropa. Mulai anak sekolah, remaja putri, ibu-ibu berbusana muslimah sampai para Polwan antri foto bareng. Para pembalap sepeda bule bak selebritis dadakan. Mereka melayani permintaan warga sekalipun ada yang dicubit lengannya oleh warga yang terlalu gemas.
Melihat warga begitu tertarik dengan pesona pembalap sepeda bule sampai terkesan norak, membuktikan bahwa orang bule masih menjadi daya tarik kuat dan membanggakan dimata masyarakat lokal sekalipun sebenarnya mereka bukanlah artis. Realita itu terjadi, mungkin karena warga setempat jarang bertemu bule. Dan lewat event inilah mereka memanfaatkan kesempatan langka itu untuk bergaya dan ber-narsis ria dengan bule sedekat mungkin.
Penulis juga menilai ada banyak peningkatan TdS tahun ini dibanding ketiga TdS sebelumnya. Buktinya dari tahun ke tahun, jumlah kabupaten/kota yang ikut meningkat dari 4 kabupaten pada 2009 menjadi 12 pada 2011, dan 14 kabupaten pada 2012.
Begitupun dengan jumlah peserta dan negara yang berpartisipasi. TdS 2012 diikuti oleh 250 pebalap sepeda dari 18 negara, 16 tim internasional dan 7 tim nasional. Dengan jarak yang juga semakin jauh menjadi 854 kilometer yang dibagi dalam 7 etape.
Kekuatan TdS di Sumbar, tentu saja pesona alamnya yang menawan antara lain di Kota Sawahlunto dengan bangunan tua dan bersejarahnya, panorama indah Danau Singkarak, Danau Maninjau, Kelok Empat-Empat, Danau Kembar, perbukitan dengan sejumlah air terjun di perbukitan sepanjang Pesisir Selatan dan lainnya. Selain itu medannya amat variatif dari datar, menanjak terjal, berkelok-kelok sampai menurun curam.
Yang menjadi catatan, beberapa ruas jalannya belum beraspal mulus antara lain di ruas jalan menuju Kabupaten Sijunjung, Solok, dan juga Painam. Selebihnya sudah mulus.
Soal kebersihan, termasuk di dalamnya ketersediaan toilet umum yang memadai dengan kondisi bersih, rapih, dan dilengkapi peralatan standar seperti tissue, sabun, pewangi ruangan dan lainnya pun masih kurang. Terutama di lokasi start dan finish.
Kekurangan lainnya, tak ada paket wisata buat peserta dan media ke sejumlah obyek yang ada di Sumbar usai lomba usai. Tak lupa menyediakan paket-paket wisata yang sudah siap jual.
Semestinya sehari sesudah lomba, diadakan tur wisata, misalnya ke Mentawai atau obyek wisata lain yang ada di Sumbar, dengan harapan mereka kelak datang kembali ke Sumbar atau paling tidak menceritakan apa yang sudah mereka lihat dan rasakan kepada keluarga, teman, dan koleganya di negara mereka masing-masing.
Tahun depan (2013), TdS kelima, menurut penulis sudah sepantasnya menggelar juga balapan untuk kategori pembalap sepeda perempuan. Mengenai jarak tempuh, mungkin dibedakan dengan pria.
Dengan begitu jumlah peserta dan negara yang ikut akan semakin bertambah. Dan efeknya, pariwisata Indonesia khususnya Sumbar akan semakin mendunia.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar