. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 20 April 2012

Berpetualang Plus Berbagi Itu SEXY



Berkegiatan alam bebas seperti mendaki gunung, menyusuri gua, mengarungi jeram sungai dan lainnya yang dibarengi aksi ramah lingkungan seperti bersih sampah, penanaman pohon dan lainnya itu lumrah dan memang sudah semestinya. Tapi bila dibumbui dengan aksi berbagi seperti memberi bantuan berupa buku bacaan, alat tulis dan perlengkapan sekolah, sumbangan dana dan lainnya, menjadikan petulangan itu lebih SEXY.

Belakangan ini semakin banyak komunitas penggiat alam bebas yang melakukan aktivitas petulangannya dengan cara menambah kegiatan berbagi seperti disebut di atas. Jelas fenomena ini membanggakan. Ini membuktikan rasa kepedulian terhadap orang atau pihak lain yang membutuhkan itu, MASIH ada.

Sebenarnya konsep berpetualang sambil berbagi itu bukan hal baru. Sejak dulu sejumlah komunitas pernah melakukan ini, namun biasanya disuport oleh perusahaan atau produk tertentu.

Contohnya seperti yang sering dilakukan oleh offroaders setiap melakukan offroading di lokasi tertentu. Sayang kegiatan yang dilakukan pecinta mobil four wheel drive (4WD) atau bermesin 4X4 ini dituding orang sinis sebagai kegiatan penembus dosa akibat pengrusakan yang dilakukan mereka saat melintasi jalur tertentu.

Bedanya dengan era sekarang, konsep berbagi ini justru tumbuh dari kesadaran individu ataupun komunitas penggiat petualangan itu sendiri. Tanpa ada unsur sponsor atau titipan perusahaan.

Pada 3 Maret 2012 lalu misalnya, sekelompok penggiat alam bebas berjumlah 14 orang yang tak membawa bendera komunitas tertentu ini menggelar kegiatan “Mendaki dan Berbagi di kaki Gunung Malabar”, tepatnya di sebuah Sekolah Dasar Negeri Cibeureum yang ada di Desa Cinyiruan, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kebetulan penulis ikut terlibat di dalamnya.

Menurut Harley B. Sastha selaku ketua rombongan kegiatan ini, konsep mendaki dan berbagi ini justru tercetus dari beberapa peserta. “Kami mengumpulkan dana, lalu membeli bermacam peralatan alat tulis dan sekolah untuk disumbangkan,” akunya seraya menambahkan konsep seperti ini akan dilanjutkan dalam kegitan-kegiatan petualangan berikutnya.

Yang menarik, Harley yang didukung Iwoe, Evi, Inoe, Tootsie, dan lainnya bukan sekadar memberi santunan kepada pelajar mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 SD tersebut, pun mengadakan fun games yang menghibur dan mendidik, seperti menjawab pertanyaan seputar pelajaran geografi dan yang berhasil menjawabnya diberi hadiah. Alhasil kegiatannya terasa menyatu dan memberi kesan mendalam.

Selepas berbagi, rombongan pun melanjutkan kegiatan intinya yakni mendaki Gunung Malabar yang berketinggian 2.300 m di atas permukaan laut dari desa tersebut. Gunung ini konon dahulunya menjadi tempat pemujaan dengan patung Hindunya. Nama Malabar sendiri berasal dari nama pantai Malabar di India.

Fun Rafting Plus
Dan baru-baru ini, tepatnya tanggal 15 April 2012 lalu, sekelompok muda-mudi berjumlah 32 orang yang diorganisir oleh Savana Adventure menggelar konsep serupa, berpetualang plus berbagi. Dan penulis pun terlibat di dalamnya.

Bedanya kegiatan alam bebas yang dilakukannya bukan mendaki gunung melainkan berarung jeram dengan tajuk fun rafting di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bedanya lagi, lokasi bakti sosial (baksos) yang dipilih bukan di sekitar desa tempat arung jeram dilakukan. Melainkan di sebuah masjelis ta’klim kecil di Kampung Citeureup, Desa Barengkok, Kecamatan Lewi Liang, Kabupaten Bogor yang bernama Majelis Taklim Baitul Ikhwan. Dan dilakukan pascaberpetualang bukan pra.

Yang sama, hampir seluruh peserta yang mengikuti fun rafting ini mengumpulkan dana dan ada yang langsung membeli bermacam peralatan tulis dan sekolah.

Menurut ketua Savana Adventure Ajhies, pemilihan lokasi mengingat majelis taklim tersebut juga menjadi tempat belajar anak-anak tak mampu di sekitar desa tersebut. “Ini baru pertama kali kami lakukan, mudah-mudahan kedepan lebih terorganisir lebih baik lagi,” ungkapnya.

Yang unik, sebelum kegiatan ini dilakukan, Ajhies sudah memberi kabar ke pengurus majlis tak’lim tersebut. Alhasil rombongan disambut meriah oleh anak-anak kecil yang belajar di majlis taklim tersebut. Tulsan selamat datang rombongan fun rafting juga dibuat pengurus dan dipancang dekat majlis taklim tersebut.

Bahkan pengurusnya menyiapkan makan siang yang akhirnya menjadi makan malam bagi rombongan, lantaran baru tiba di lokasi ba’da Magrib. Keterlambatan ini, mengingat jarak dari lokasi berarung jeram ke majelis taklim cukup jauh, ditambah bus tua yang digunakan rombongan sempat mogok setelah mundur mendadak.

Namun berkat semangat dan niat baik, akhirnya keinginan berbagi usai berbasah-basah bahkan tergulung salah salah satu jeram Cikaniki itu terlaksana.

Ada sejumput rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata setelah merampungkan aksi berbagi itu. Rasanya petualangan menjadi lebih SEXY (baca: bermakna) kendati cukup letih.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP