. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 23 November 2011

Lima Alasan Indonesia Bakal Jadi Pusat Ekonomi Kreatif Dunia



Ekonomi kreatif sebenarnya bukan barang baru buat bangsa ini. Lantaran tidak ditangani dengan serius, sektor ini seperti ada tapi tak ada. Baru belakangan ini, pemerinah meliriknya. Bila sektor ini serius dikelola secara maksimal dan profesional, tak mustahil Indonesia bakal menjadi pusat ekonomi kreatif dunia. Sekurangnya ada lima alasan yang memperkuat penilaian itu. Apa saja?

Prediksi Indonesia bakal menjadi pusat ekonomi kreatif dunia itu pun terlontar dari mulut komponis dan produser kelas dunia asal Amerika Serikat Quincy Jones.

Pemilik agency tersohor Quincy yang telah mengorbitkan artis terkenal seperti Frank Sinatra, George Benson, Michael Jackson, Manhattan Transfer, Vanessa Williams, dan Ray Charles ini menyampaikan prediksinya itu dalam diskusi “Creative Talk” yang dipandu langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Bali, (19/11/2011).

Dalam pengembangan industri kreatif khususnya musik, kompeser bertangan dingin kelahiran Amerika Serikat 14 Maret 1933 ini mengatakan Indonesia harus tetap memperhatikan aktor utamanya seperti musisi dan penulis lagu, terutama untuk menghadapi trend teknologi yang terus berkembang.

Sekurangnya ada lima alasan mengapa Indonesia bakal leading disektor baru ini. Pertama, Indonesia memiliki tradisi kebudayaan yang tinggi dan beragam mulai dari seni tari, pahat, lukis, musik, dan lainnya. Kedua, Indonesia memiliki SDM seni dan budaya kreatif yang melimpah yang tersebar di seantero Tanah Air, terutama di kota-kota besar. Ketiga, Indonesia dianugerahi kekayaan alam sebagai penunjang pengembangan kreativitas.

Keempat, iklim pengembangan kreativitas cukup kondusif, terlebih memiliki pemimpin atau presiden yang juga respek dengan seni budaya karena memang menyenangi musik dan pandai mencipta lagu. Dan kelima, memiliki kelembagaan yang mengurus sektor ekonomi kreatif sebagai pembuat kebijakan dalam pengembangan sektor ini hingga menjadi mesin ekonomi baru yang menjajikan dikemudian hari.

Menparekraf Mari Elka Pangestu untuk mewujudkan impian itu diperlukan kerja keras dengan berbagai komponen terkait. Dia mengakui banyak yang harus dibenahi untuk mengembangkan ekonomi kretaif, termasuk industri musik di Indonesia.

Menurut Mari lagi, pemerintah proaktif mencari solusi yang menguntungkan seluruh pihak. Di sektor industri musik misalnya, pembajakan hasil karya musik tentu masih menjadi masalah utama.

Pemerintah akan memfasilitasi dan menyediakan sarana agar musisi juga dapat berkarya dan mengembangkan kreativitasnya ”Misalnya dengan menyediakan ruang-ruang publik dan membantu agar musisi Indonesia dapat go international,” jelas Mari.

Dalam diskusi itu juga hadir sejumlah musisi Tanah Air. Dwiki Dharmawan mengatakan bahwa Indonesia sangat kaya akan kebudayaan karena memiliki setidaknya 300 kelompok etnis. Dia pun yakin suatu hari nanti ada komposer Indonesia sekelas Quincy Jones yang mengembangkan salah satu corak musik Indonesia.

Pengusaha dan musisi jazz Peter Gontha menyatakan perkembangan teknologi bukanlah akhir dari industri musik. Menurutnya, artis dan musisi selalu memiliki cara untuk mendapatkan penghasilan. Dia mencontohkan apa yang dilakukan oleh musisi Paul McCartney dengan melakukan konser hanya dihadapan komunitas yang jumlahnya sedikit namun dipublikasikan melalui internet.

Pengamat sekaligus wartawan musik Adib Hidayat menambahkan meski di era digital orang bisa membajak atau mengunduh musik dengan gratis, namun tetap selalu ada model bisnis yang baru.

Dia mencontohkan adanya trend baru ketika beberapa musisi mengemas hasil karyanya dalam bentuk bundling dan kemudian dipasarkan di beberapa lokasi termasuk di restoran cepat saji. “Hasilnya cukup lumayan karena ada yang bisa terjual sampai 2 juta keping,” jelas Adib.

Quincy Jones hadir di Bali Jones hadir dalam rangka kegiatan ASEAN Fair 2011 yang diadakan juga sebagai bagian dari KTT ASEAN dan KTT Asia Timur. Dia ikut memeriahkan acara malam kesenian yang digelar saat Gala Dinner Kepala Negara dalam rangka KTT ASEAN dan KTT Asia Timur di Nusa Dua pada 18 November 2011.

Di penutpan, da tampil bersama Elfas Singers, Eka Deli, Joy Tobing, dan para penari membawakan lagu “We are the World” dengan iringan orkestra Aminoto Kosim.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP