Upaya Menggenjot Wisatawan ke Kintamani
Untuk menggenjot jumlah kunjungan wisatawan ke Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali Utara, Kemenbupdar melakukan berbagai upaya, salah satunya menggelar Festival Danau Batur. Apa lagi?
Tak bisa dipungkiri, kendati Kintamani memiliki pesona alam yang luar biasa indah seperti Gunung Batur dengan danaunya, pemandian air panas, dana beberapa obyek lainnya, namun kunjungan wisatawan terutama wismannya masih kalah dengan tempat-tempat lain di Bali.
Data Disbudparkab Bangli menyebutkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali tahun 2010 sebanyak 2,5 juta orang. Namun yang singgah ke Kintamani cuma 410 ribu orang atau 16,42 persen dari total wisatawan. Sedangkan data dari BPS jumlah wisatawan ke Bali pada tahun yang sama sebanyak 6,76 juta, dari jumlah tersebut yang berkunjung ke Bangli cuma 418.143 orang atau sebesar 6,18 % saja.
Wisatawan masih terkonsentrasi di obyek-obyek wisata di Bali Selatan seperti Kuta, Legian, Tanah Lot, Uluwatu, Nusa Dua, dan Sanur. Faktor pendukungnya, kawasan ini berpantai yang disukai wisman Australia dan Eropa dan tentu saja tersedianya Bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar yang menghubungkan berbagai kota di dalam dan luar negeri, serta didukung fasilitas yang lengkap seperti beragam akomodasi, ruang konvensi, hiburan, dan lainnya.
Sementara wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata di Bali Selatan terus meningkat per tahunnya, sebaliknya obyek-obyek wisata di Bali Utara termasuk Kintamani mengalami penurunan.
Buktinya total jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali pada 2010 sebanyak 1,3 juta orang, yang ke Kintamani hanya 550 ribu orang atau sekitar 40 persen. Tahun berikutnya justru menurun, dari total 1,2 juta wisatawan cuma 322 ribu orang atau 25 persen yang ke Kintamani.
Banyak faktor penyebabnya. Beradasarkan pantauan Travelplusindonesia, kurangnya promosi menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu belum banyak event wisata yang digelar di kawasan ini.
Faktor lain yang turut berpengaruh, belum tersedianya bandara di Bali Utara untuk mempersingkat waktu tempuh ke obyek-obyek wisatanya. Dan tak kalah penting, karakter masyarakatnya agak berbeda dengan masyarakat di kawasan Bali lainnya. Benar atau tidak, ada yang menyebut masyarakat Kitamani itu Bataknya Bali, kurang wellcome dengan pengunjung dan sedikit memaksa dalam menawarkan dagangannya.
Festival Danau Batur (FDB) yang digelar Kemenbudpar bekerjasama dengan Pemkab Bangli selama dua hari pada 10-11 Oktober 2011 dengan tema “Melalui Festival Danau Batur Kita Wujudkan Pariwisata Bangli yang Aman, Nyaman, Tertib, Harmoni, dan Nyaman” ini bertujuan mempromosikan obyek wisata Kintamani dan sekitarnya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Materi acara yang disuguhkan dalam FDB pertama ini cukup menarik. Pada hari pertama diadakan lomba perahu kano tradisional di Danau Batur, lomba memasak olahan ikan mujair dari Danau Batur yang diikuti chef lokal dan lomba fruit carving serta workshop kepariwisataan di Museum Gunung Merapi Kintamani.
Pada hari kedua yang berlangsung di dekat Dermaga Penyeberangan, Desa Kedisan, di tepi Danau Batur menampilkan tari penyambutan Sekar Sandat, tari Baris Gede yakni tarian sakral dari Desa Adat Kedisan, disambung dengan penampilan Ebiet G. Ade yang membawakan 3 lagu andalannnya, dilanjutkan tari Kang Cing Wi dan band lawas Koes Plus serta suguhan Barongsai dari Disporabudpar Kota Tanagerang, Banten.
Menbudpar Jero Wacik berharap lewat FDB, kunjungan wisatawan ke Kintamani meningkat. “Festival Danau Batur ini tahun depan akan dibuat lebih besar lagi. Diharapkan wisatawan baik wisnus dan wisman yang Bali juga singgah ke Danau Batur untuk melihat festival ini,” jelasnya sebelum membuka FDB 2011 di Desa Kedisan, Batur, Selasa (11/10/2011).
Sebelumnya Kemenbudpar menetapkan Danau Batur sebagai geopark nasional yang diusulkan ke UNESCO bersama dengan Geopark Pacitan sebagai geopark dunia atau global geopark. Bahkan kawasan Daanau Batur menjadi salah satu Destination Management Organisation (DMO) dari 15 DMO yang ditetapkan Kemenbudpar.
Lapangan Golf
Kedepan, Kemenbudpar memastikan akan menyulap beberapa bagian wilayah Kintamani di kaki Gunung Batur menjadi lapangan Golf. “Luas lapangan golf yang akan di bangun di Kintamani ini sekitar 200 hektar. Investornya beberapa perusahaan swasta dari dalam negeri,” kata Menbudpar Jero Wacik.
Bukan cuma itu, lapangan udara kedua di Bali dipastikan akan dibangun di Bali Utara yang jaraknya cuma sekitar 15 menit ke Kintamani. “Bandara baru yang ditargetkan 2014nantinya bukan hanya memajukan pariwisata di Kintamani, Bangli tapi juga wilayah lain di Bali Utara,” jelas Jero Wacik sebelum memberikan hadiah kepada pemenang lomba balap sepeda Speddy Tour d'Indonesia etape 9 di Kintamani pada hari yang sama.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, penyelenggaraan FDB 2011 ini sedikit mempengaruhi prilaku masyarakat setempat menjadi lebih wellcome dan teratur. Buktinya penjaja aksesoris di sekitar Dermaga Kedisan yang biasanya langsung mengerumuni pengunjung yang datang, kini dibatasi setiap seorang pengunjung didatangi 2 pedagang.
Cara menawarkannya juga tak sekasar dan tak memaksa seperti dulu lagi. Kendati begitu mereka tetap gigih menawarkan dagangannya dengan dalih buat beli beras dan atau membantu orang miskin.
Perubahan lainnya, lapangan dermaga penyeberangan Kedisan yang dulu semraut kini ditata jadi lebih bagus. Sayangnya, kios-kios yang sedang dibangun belum rampung saat penyelenggaraan FDB 2011. Dan dermaganya juga masih seperti dulu, belum dibangun secara permanen. Dan yang cukup mengganggu, sampah plastik terutama bekas botol dan gelas plastik air mineral bertaburan di tepi danau.
Kondisi serupa juga terlihat di dermaga yang ada di Desa Trunyan yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya menguburkan mayat warganya tanpa dikubur atau ditanam di dalam tanah melainkan dibiarkan begitu saja di sebuah lokasi khusus yang cukup rimbun di tepi Danau Batur. Kendati sedang dibangun fasilitas pendukungnya berupa beberapa kios dan pos jaga, sayangnya masih ada beberapa sampah yang berserakan.
Perlu diperbanyak tempat sampah di sekitar dermaga baik di Kedisan maupun di Trunyan, dan tentunya dibarengi dengan penempatan sejumlah plang bertuliskan JANGAN MEMBUANG SAMPAH di DANAU!, serta tentunya meningkatkan kesadaran masyarakatnya untuk menjaga kebersihan danau dengan tidak membuang sampah terutama sampah plastik ke Danau Batur.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar