Kans Tari Saman Ditetapkan UNESCO sebagai Intangible Heritage Amat Besar
Bila tak ada halangan, Tari Saman akan ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Bali, November ini. Kans gerak dan lagu asli Aceh ini sangat besar. Bagaimana nasib 3 WBTB Indonesia yang sudah diusulkan ke UNESCO dan bagaimana dengan ribuan WBTB Indonesia lainnya?
Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah UNESCO untuk Perlindungan WBTB atau Intergovermental Comitee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage (IGC ICH UNESCO 6th) di Bali berlangsung pada 22-29 November 2011.
Sidang tahunan kebudayaan internasional dibawah organisasi PBB ini pertama kali diadakan di Indonesia. Salah satu isi penting isi sidang ini menentukan apakah Tari Saman dari Aceh yang diusulkan Indonesia sebagai WBTB akan ditetapkan oleh UNESCO atau tidak.
Sekitar 600 orang delegasi dari 24 negara akan mengikuti sidang yang juga menentukan nasib Saman ini.
WBTB Indonesia yang sudah diakui UNESCO ada 4 yakni Wayang, Keris, Batik, dan Angklung. Empat (4) lainnya masih dalam proses pengesahan UNESCO yakni Tari Saman dari Aceh, Tari Tradisi Bali, Noken dari Papua, dan TMII Jakarta.
Wayang dan Keris Indonesia, ditetapkan UNESCO sebagai WBTB Indonesia tanggal 4 November 2008, Batik Indonesia 30 September 2009, dan Angklung Indonesia 16 November 2010.
Sementara 3 WBTB Indonesia yang juga diusulkan ke UNESCO, yakni Tari Tradisi Bali, Noken, dan TMII baru akan diinskripsi pada Sidang ke-7 Komite Antar-Pemerintah pada bulan November 2012.
Menbudpar Jero Wacik mengatakan, UNESCO hanya mengizinkan setiap negara mengusulkan WBTB-nya satu dalam setahun. “Jadi kita harus sabar, karena negara-negara lain juga melakukan hal serupa mengusulkan WBTB-nya masing-masing untuk ditetapkan sebagai karya budaya asli bangsanya,” jelasnya.
Cara yang ampuh untuk menjaga WBTB, lanjut Jero Wacik dengan melestarikan dan memakainya. “Mencintai dan bangga saja tidak cukup. Kita harus melestarikan dan memakainya, misalnya batik, kuliner Indonesia, dan lainnya,” imbuhnya.
Tari Seribu Tangan
Tari Saman berasal dari Gayo, Aceh. Tari ini disebut juga tari seribu tangan. Adalah Syech Saman seorang pemimpin agama Muslim di Aceh yang pertama memperkenalkan tarian ini. Karenanya, tarian unik dan dinamis ini diberi nama seperti namanya.
Tari Saman dimainkan tanpa musik tetapi ada seorang penyanyi yang mengiringinya yang disebut Syekh. Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan. Tempo tariannya makin lama makin cepat.
Para penarinya mengenakan pakaian tradisional berupa kemeja dan celana panjang, topi berbentuk gulungan, dan sebuah sarung. Juga sarung yang dikenakan di bawah perut, semacam ikat pinggang. Warna pakaiannya cerah, dominan merah.
Dulu, Tari Saman hanya dimainkan terutama pada acara khusus seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad. Sesuai perubahan zaman, sekarang tarian ini banyak dipertunjukan dipelbagai acara dan pesta sebagai tari pembukaan.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar