. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 15 September 2011

UNESCO Bahas Pemanfaatan Cagar Biosfir di Riau

Indonesia, salah satu dari 3 negara yang memiliki cagar biosfir atau cagar alam terpadu berstatus internasional di dunia. Tak berlebihan bila UNESCO memilih Indonesia sebagai tuah rumah pertemuan untuk membahas pemanfaatan cagar biosfir. Riau menjadi lokasi pertemuan yang akan diikuti delegasi dari 17 negara.

Sterring Committee panitia lokal M Ramli Walid menjelaskan alasan mengapa Riau terpilih sebagai tuan rumah karena memiliki Cagar Biosfir Giam Siak Kecil (GSK) tepatnya di Kabupaten Bengkalis dan Siak yakni. Dua negara lainnya yang memiliki cagar biosfir adalah Brazil dan Kongo.

”Pertemuan pembahasan pemanfaatan cagar biosfir selalu digelar di ketiga negara tersebut. Dan kini giliran Indonesai sbagi tuan rumah,” jelasnya.

Venue pertemuan yang dimotori UNESCO ini, lanjut Ramli akan berlangsung di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar yang berbatasan dengan Pekanbaru pada 4-8 Oktober 2011. “Rencana akan dibuka Menteri Kehutanan Zulkifli Saleh,” tambahnya.

Isi pertemuan ini, lanjutnya berupa diskusi dan seminar soal lingkungan. ”Selanjutnya para delegasi akan mengunjungi GSK. Satu malam di Giam, Siak dan satu hari di Siak Kecil, Bengkalis,” ungkap Ramli yang juga merupakan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau.

Ke 17 negara yang bersedia hadir adalah Brazil, Kongo, Jepang, China, sejumlah negara Asean, dan Korea Selatan sebagai undangan serta Indonesia sebagai tuan rumah.

Cagar biosfir GSK total luasnya 178.722 hektar,terdiri atas kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil 84.967 hektar dan kawasan Bukit Batu (Bengkalis) seluas 21.500 hektar. Unesco telah menetapkan kawasan ini sebagai cagar biosfir pada akhir 2009 lalu.

Kata Ramli, Juni lalu, sepuluh orang anggota delegasi Indonesia dan tiga staf Kedutaan Indonesia di UNESCO melakukan kunjungan ke Cagar Biosfer de Fountainebleau et du Gatinais, sekitar 60 Km dari Paris.

Peserta kunjungan diterima pejabat dari Kantor Kehutanan Nasional Perancis dan lembaga pengelolaannya yang menjelaskan panjang lebar tentang cagar seluas 100.000 hektar tersebut.

Sebenarnya keanekaragaman hayati cagar biosfir di Prancis tersebut lebih sedikit dibanding yang dimiliki GSK. ”Tapi mereka begitu serius menjaga dan mengelolanya dengan baik,” terangnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP