Semarang Bukan Cuma Lumpia dan Bandeng Presto
Kuliner Semarang identik dengan bandeng presto dan lumpia yang kerap dijadikan oleh-oleh pengunjungnya usai berwisata, berniaga ataupun keperluan lain. Tapi sebenarnya masih ada beberapa kudapan dan penganan kecil khas kota bisnis dan transit ini. Apa saja?
Pedagang lunpia atau orang lebih sering menyebutnya lumpia di Kota Semarang tersebar di beberapa tempat. Nama dan varian isinya pun bermacam macam. Ada lumpia isi ikan, isi durian, dan lainnya. Namun salah satu satu lumpia Semarang yang legendaris ada di Gang Lombok dekat dengan Klenteng Tay Kak Sie.
Di tempat ini, pengunjung dapat menyantap lumpia sambil melihat proses pembuatannya. Harganya Rp 10.000 per potong baik lumpia goreng ataupun basah.
“Isi lumpia lombok ini dari dulu tetap sama yakni rebung atau bambu muda, telor, udang dan tepung terigu sebagai bahan pelapisnya. Saosnya dari tepung beras, gula, kecap, dan ditambahj irisan bawang putih dengan lalapan daun salada, bawang muda, dan cabe rawit,” terang Purnomo Usodo pemilik usaha Lumpia Lombok yang buka tiap hari mulai pukul 8 sampai pukul 5 sore.
Lumpia lombok yang kini dikelola oleh generasi keempat sudah merambah ke beberapa negara di Asia Tenggara bahkan Asia. Penganan berbentuk risol ini awet sampai 3 hari dan dipercaya berkhasiat untuk mencegah bermacam penyakit.
Selain Lumpia Lombok ada juga Lumpia Mataram yang sudah bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia. Khusus lumpai basahnya vacuum pack dapat tahan sampai 10 hari. Lumpia ini ada di Jalan Mataram, Semarang dan beberapa gerai di Bandara Ahmad Yani, Stasiun Tawang, dan terminal bus.
Mau borong bandeng presto dan aneka penganan lainnya, Anda bisa mengunjungi pusat oleh-oleh Semarang di Jalan Pandanaran. Harganya bandeng prestonya bervariasi ada sate bandeng Rp 34.000 per ekor, bandeng teriyaki Rp 30.000, bendeng otak-otak Rp 90.000/kg isi 3-4 ekor, dan bandeng duri lunak Rp 60.000/Kg isi 4 ekor.
Di pusat jajanan khas Semarang dan Jawa Tengah ini, juga tersedia penganan kecil wingko babat bermacam rasa. Ada rasa coklat, durian, nangka, dan rasa melon. Satu kotak wingko babat aneka rasa harganya Rp 47.000.
Selain lumpia dan bandeng presto, di Semarang ada dua penganan lain yang jarang ditemui di kota lain dan karenanya patut dicoba saat bertandang ke Semarang yakni mie kopyok dan tahu gimbal.
Kalau ingin menikmati tahu gimbal coba saja ke tahu gimbal Pak Yan di Jalan Pemuda, perkantoran BII. Di sana ada pedagangnya bernama Syaiful Hadi (42thn) anak dari Pak Yan. Seporsi tahu gimbal berisi bakwan udang, telor goreng, tahu, irisan kol, toge, selederi, petis, bumbu kacang, dan lontong nasi cuma Rp 9.000.
“Setahu saya di Jakarta cuma ada satu pedagang tau gimbal asal Semarang di sekitar Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur,” kata Syaiful.
Tempat lainnya di Semarang ada puluhan pedagang Tahu Gimbal di Taman BK yang ramai jelang sore dan malam hari. Harganya Rp 10.000-12.000 per porsi. Makanan ini cocok disantap pada siang dan malam hari.
Sedangkan mie kopyok berisi lontong, toge, mie, tahu pong, air bawang putih, kerupuk nasi atau gendar dan kecap dapat dinikmati di Balaikota Semarang, pedagangnya bernama Pak Sugi (52 th). Seporsinya Rp 7.000.
Mungkin karena peminat tahu gimbal dan mie kopyok cukup banyak di kota Semarang, sementara sulit ditemukan di kota lain, kedua pedagangnya diikutsertakan dalam Pameran Kriya Unggulan Nusantara yang diselenggarakan oleh Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerjasama dengan Pemprof Jateng, Pemkot Semrarang seta sejumlah kementerian yang dipayungi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada 5-10 Juli 2011 lalu di Gedung Lawang Sewu, Semarang.
Keikautsertaan kedua pedagang makanan berkuah ini cukup mendapat perhatian, baik warga Semarang yang sudah mengenal baik kedua makanan tersebut maupun pendatang dari luar Semarang yang penasaran ingin mencobanya.
Anda ingin mencicipi tahu gimbal dan mie kopyok khas Semarang? Datang saja ke Semarang, sekalian menikmati beragam obyek wisata bangunan tua dan bersejarahnya seperti Lawang Sewu, Gereja Blendug, Stasiun Tawang, atau berwisata spritual ke Masjid Agung Jawa Tengah, Sam Phoo Kong, dan lainnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar