Merak-Bakauheni Macet, Wisatawan Batal ke Lampung
Kemacetan di Pelabuhan Merak-Bakauheni merugikan banyak sektor, termasuk pariwisata Lampung. Bagaimana tidak, kemacetan klasik ini semakin parah, sampai berhari-hari seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Akibatnya sejumlah wisatawan dari Jakarta dan Banten mengurungkan niat berwisata ke Lampung. Apa solusinya?
Selama ini pasar wisata Lampung, selain warga Lampung sendiri dan sejumah provinsi di Sumatera, tentunya orang Jakarta, Banten, dan Jawa Barat di seberangnya.
Bagi masyarakat Lampung dan provinsi lain di Sumatera mungkin kemacetan di Merak-Bakauheni bukan soal lantaran mereka tidak perlu menyberang untuk menikmati sejumlah obyek wisata di Lampung. Tapi bagi wisatawan Jakarta, Banten, dan Jawa Barat jelas kemacetan di pelabuhan antarpulau itu menjadi momok yang membuat mereka berpikir dua kali dan akhirnya membatalkankan rencana liburannya ke Lampung.
”Daripada stres terjebak macet, mending tunda dulu,” kata Sofyan (55) asal Jakarta yang membatalkan rencana liburannya ke Kalianda Resort, Lampung bersama keluarga saat terjadi kemacetan di jalur pelayaran tersebut beberapa waktu lalu.
Menurut pegawai swasta ini, kemacetan di Merak-Bakauheni sudah tidak rasional. ”Kalau cuma beberapa jam mungkin masih ok, tapi ini bisa berhari-hari. Bukan senang malah bikin stres, rugi waktu dan tenaga,” terangnya.
Gara-gara kemacetan di jalur ini, lanjut Sofyan banyak juga rekannya yang membatalkan liburannya ke Lampung. ”Rekan saya sekelurga di Jakarta dan kerabatnya di Banten juga batal ke Lampung. Rencananya mereka mau ke Way Kambas lihat sekolah gajah,” akunnya.
Apa yang dikatakan Sofyan bukan isapan jempol. Kemacetan di Merak-Bakauheni yang menjadi urat nadi perekonomian Jawa-Sumatera ini bisa mencapai 5 Km.
Kemacetan bertambah parah, terutama di musim liburan dan menjelang puasa serta arus mudik dan balik. Belum lagi penyeberangan dengan kapal feri, sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Lonjakan Lalulintas
Penyebab kemacetan klasik di jalur Merak-Bakauheni setumpuk. Kementerian Pekerjaan Umum melihatnya karena terjadi lonjakan lalu lintas sebagai dampak perkembangan ekonomi. Setiap hari Lalu lintas antarlulau Jawa-Sumatera ini mencapai belasan bahkan puluhan ribu per hari.
Pada 2007 tercatat sebanyak 11.500 unit kendaraan per hari. Tahun 2010 Jumlah kendaraan mencapai 10.674 unit yang terdiri dari 5.378 unit kendaraan roda dua, 4.864 unit kendaraan roda empat, 192 unit bus penumpang dan 240 truk barang dan sembako. Dan diperkirakan terus melonjak tiap tahunnya.
Kementerian Perhubungan melihatnya karena kurang memadainya infrastrukturnya, terutama lintasan penyeberangan, termasuk pemecah ombak dan pemecah arus serta jkterbatasan jumlah kapal pengangkut yang layak pakai.
Sedangkan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menemukan penyebab kemacetan di pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni bukan hanya karena keterbatasan infrastruktur berupa terbatasnya jumlah kapal yang layak beroperasi, dermaga yang kurang memadai, dan terbatasnya lahan parkir di Pelabuhan Merak, melainkan juga buruknya manajemen pelabuhan seperti belum adanya SOP terpadu dan ditambah praktek pungli oleh oknum yang memanfaatkan situasi itu.
Akibat kemacetan tersebut, sejumlah obyek wisata di Lampung ikut berimbas karena banyak pengunjung yang enggan datang karena cemas terjebak macet berkepanjangan.
Sekurangnya ada 10 obyek wisata di Lampung dari arah Bakauheni antara lain Gunung Krakatau, Kalianda Resort, Taman Hiburan Rakyat Pasir Putih, Tanjung Selaki, Menara Siger Bakauheni, dan beberapa obyek lain di Kota Bandarlampung serta yang agak jauh Taman Nasional Way Kambas.
Beberapa obyek tersebut mulai menjadi pilihan allternatif liburan terutama orang Jakarta. Biasanya orang Jakarta yang sudah bosan ke Puncak Bogor dan Bandung di Jawa Barat atau ke kawasan Pantai Anyer dan Carita, Banten mencoba berlibur ke obyek-obyek wisata yang ada di Lampung.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, pengunjung di beberapa obyek wisata tersebut cukup baik, terutama di musim liburan. Dan sebenarnya masih dapat menjaring lebih banyak lagi warga Jakarta dan sekitarnya kalau permasalahan kemacetan teratasi.
Mengurai Kemacetan di Ujung Jawa
Ada beberapa cara mengurai kemacetan di ujung Jawa ini, yakni memperbanyak kapal pengangkut penumpang dan kendaraan yang layak pakai, memperluas lahan parkir, memberantas pungli, dan segera membuat Jembatan Selat Sunda (JJS).
Sayangnya, jembatan sepanjang 29 kilometer ini baru akan dibangun pemerintah pada 2014 dengan lama pengerjaan sekitar 10 tahun.
Jadi dalam rentang itu, kiranya kemacetan parah di Pelabuhan Merak-Bakauheni bakal kembali menjadi kisah klasik yang harus diterima masyarakat.
Cara untuk menghindari terjebak macet panjang di jalur tersebut, jangan pergi saat musim liburan atau cuaca buruk.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Selama ini pasar wisata Lampung, selain warga Lampung sendiri dan sejumah provinsi di Sumatera, tentunya orang Jakarta, Banten, dan Jawa Barat di seberangnya.
Bagi masyarakat Lampung dan provinsi lain di Sumatera mungkin kemacetan di Merak-Bakauheni bukan soal lantaran mereka tidak perlu menyberang untuk menikmati sejumlah obyek wisata di Lampung. Tapi bagi wisatawan Jakarta, Banten, dan Jawa Barat jelas kemacetan di pelabuhan antarpulau itu menjadi momok yang membuat mereka berpikir dua kali dan akhirnya membatalkankan rencana liburannya ke Lampung.
”Daripada stres terjebak macet, mending tunda dulu,” kata Sofyan (55) asal Jakarta yang membatalkan rencana liburannya ke Kalianda Resort, Lampung bersama keluarga saat terjadi kemacetan di jalur pelayaran tersebut beberapa waktu lalu.
Menurut pegawai swasta ini, kemacetan di Merak-Bakauheni sudah tidak rasional. ”Kalau cuma beberapa jam mungkin masih ok, tapi ini bisa berhari-hari. Bukan senang malah bikin stres, rugi waktu dan tenaga,” terangnya.
Gara-gara kemacetan di jalur ini, lanjut Sofyan banyak juga rekannya yang membatalkan liburannya ke Lampung. ”Rekan saya sekelurga di Jakarta dan kerabatnya di Banten juga batal ke Lampung. Rencananya mereka mau ke Way Kambas lihat sekolah gajah,” akunnya.
Apa yang dikatakan Sofyan bukan isapan jempol. Kemacetan di Merak-Bakauheni yang menjadi urat nadi perekonomian Jawa-Sumatera ini bisa mencapai 5 Km.
Kemacetan bertambah parah, terutama di musim liburan dan menjelang puasa serta arus mudik dan balik. Belum lagi penyeberangan dengan kapal feri, sangat bergantung pada kondisi cuaca.
Lonjakan Lalulintas
Penyebab kemacetan klasik di jalur Merak-Bakauheni setumpuk. Kementerian Pekerjaan Umum melihatnya karena terjadi lonjakan lalu lintas sebagai dampak perkembangan ekonomi. Setiap hari Lalu lintas antarlulau Jawa-Sumatera ini mencapai belasan bahkan puluhan ribu per hari.
Pada 2007 tercatat sebanyak 11.500 unit kendaraan per hari. Tahun 2010 Jumlah kendaraan mencapai 10.674 unit yang terdiri dari 5.378 unit kendaraan roda dua, 4.864 unit kendaraan roda empat, 192 unit bus penumpang dan 240 truk barang dan sembako. Dan diperkirakan terus melonjak tiap tahunnya.
Kementerian Perhubungan melihatnya karena kurang memadainya infrastrukturnya, terutama lintasan penyeberangan, termasuk pemecah ombak dan pemecah arus serta jkterbatasan jumlah kapal pengangkut yang layak pakai.
Sedangkan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menemukan penyebab kemacetan di pelabuhan penyeberangan Merak-Bakauheni bukan hanya karena keterbatasan infrastruktur berupa terbatasnya jumlah kapal yang layak beroperasi, dermaga yang kurang memadai, dan terbatasnya lahan parkir di Pelabuhan Merak, melainkan juga buruknya manajemen pelabuhan seperti belum adanya SOP terpadu dan ditambah praktek pungli oleh oknum yang memanfaatkan situasi itu.
Akibat kemacetan tersebut, sejumlah obyek wisata di Lampung ikut berimbas karena banyak pengunjung yang enggan datang karena cemas terjebak macet berkepanjangan.
Sekurangnya ada 10 obyek wisata di Lampung dari arah Bakauheni antara lain Gunung Krakatau, Kalianda Resort, Taman Hiburan Rakyat Pasir Putih, Tanjung Selaki, Menara Siger Bakauheni, dan beberapa obyek lain di Kota Bandarlampung serta yang agak jauh Taman Nasional Way Kambas.
Beberapa obyek tersebut mulai menjadi pilihan allternatif liburan terutama orang Jakarta. Biasanya orang Jakarta yang sudah bosan ke Puncak Bogor dan Bandung di Jawa Barat atau ke kawasan Pantai Anyer dan Carita, Banten mencoba berlibur ke obyek-obyek wisata yang ada di Lampung.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, pengunjung di beberapa obyek wisata tersebut cukup baik, terutama di musim liburan. Dan sebenarnya masih dapat menjaring lebih banyak lagi warga Jakarta dan sekitarnya kalau permasalahan kemacetan teratasi.
Mengurai Kemacetan di Ujung Jawa
Ada beberapa cara mengurai kemacetan di ujung Jawa ini, yakni memperbanyak kapal pengangkut penumpang dan kendaraan yang layak pakai, memperluas lahan parkir, memberantas pungli, dan segera membuat Jembatan Selat Sunda (JJS).
Sayangnya, jembatan sepanjang 29 kilometer ini baru akan dibangun pemerintah pada 2014 dengan lama pengerjaan sekitar 10 tahun.
Jadi dalam rentang itu, kiranya kemacetan parah di Pelabuhan Merak-Bakauheni bakal kembali menjadi kisah klasik yang harus diterima masyarakat.
Cara untuk menghindari terjebak macet panjang di jalur tersebut, jangan pergi saat musim liburan atau cuaca buruk.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar