Ke Tengarong Lihat Festival Erau 2011
Ingin melihat suku-suku dayak se-Kaltim berkumpul? Datang saja ke Kota Teggarong, Kalimantan Timur (Kaltim) besok, Minggu (3/7/2011) karena ada pembukaan Festival Erau 2011 di Stadion Madya Aji Imbut, Tenggarong Seberang. Pembukaan pesta adat, seni, dan budaya Erau Kutai Kartanegara (Kukar) bertema "Tepong Tawar Di Tanah Kutai” ini akan berlangsung pukul 09.00 WITA. Ada apa saja?
Pada pembukaan Festival Erau 2011 akan ada penyalaan 7 brong atau obor dari pohon aren dan persembahan tarian massal.
Festival ini akan berangsung sampai tanggal 10 Juli 2011. Selama festival akan ada bermacam kegiatan antara lain pagelaran upaca adat Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, pentas seni, olahraga tradisional, pameran pembangunan, dan pasar rakyat.
Pameran kerajinan tangan dan pasar rakyat bertempat di halaman parkir Stadion Aji Imbut. Pengunjung yang ingin menyaksikan acara pembukaannya ditempatkan di tribun Barat blok A dan B atau di tribun Timur blok D Stadion Aji Imbut. Sedangkan blok C khusus untuk para kepala Desa, ketua RT, paguyuban-paguyuban se-Kukar, pegawai berprestasi, dan atlet berprestasi di Kukar.
Upacara Pra Erau
Sebelum pelaksanaan Festival Erau 2011 digelar, sudah diadakan Upacara Beluluh I Sultan H Aji Mohammad Salehuddin II di Kedaton Sultan Tenggarong, Rabu pagi (29/6).
Upacara adat Beluluh merupakan salah satu dari beberapa upacara khas Kesultanan Kutai yang memiliki kesakralan dan nilai ritualitas yang amat tinggi. Biasanya digelar pra Festival Erau.
Selain itu juga ada upacara adat lainnya seperti upacara Menjamu Benua, Merangin, dan upacara Mendirikan Tiang Kayu sebagai pertanda Erau boleh diadakan.
Upacara Beluluh diadakan karena penting sebagai media memohon kepada Tuhan YME agar Sultan siap lahir dan batin menghadapi pekerjaan besar menggelar Festival Erau di Tanah Kutai.
Usai Beluluh, diteruskan dengan upacara Menjamu Benua yang tidak dapat dipisahkan dari upacara Beluluh. Menjamu Benua menjadi media komunikasi dan informasi Sultan melalui perantara Dewa (dukun pria) untuk memberitahukan mahluk halus penghuni alam raya di Tanah Kutai.
Upacara menjamu benua ini berlokasi di 3 tempat berbeda, yakni diawali di Kepala Benua, Tanah Merah, Kelurahan Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong, lalu di Buntut Benua di depan Kantor Bupati atau tepatnya di seputaran Pedesterian Jembatan Kartanegara Tenggarong, dan berakhir di Tengah Benua di kawasan dermaga depan Museum Mulawarman Tenggarong. Untuk simbolisasi ke-3 tempat upacara Menjamu Benua ini dilakukan di dalam Kota Tenggarong.
Tiga tempat tersebut ditandai dengan tempat menaruh sesaji. Dalam upacara ini disuguhkan bermacam lauk pauk seperti nasi, ketan ubi jalar merah, telor masak, ikan, ayam panggang, dan aneka kuliner khas Kutai yang ditaruh dalam sebuah Ancak atau piring lebar dibuat dari anyaman bambu dan rotan. Makanan tersebut untuk memberi makan mahluk gaib yang dipercaya sebagai penunggu Tanah Kutai.
Upacara ini dipimpin Dewa yang dibantu sejumlah Dewi (Dukun wanita) dan para Belian atau penari sakral yang membacakan mantra dalam bahasa khas yang berisi petuah atau pentujuk bagi sultan yang akan melaksanakan Erau.
Setelah itu Dewa dan Dewi serta para Belian menemui Sultan di Kedaton untuk melaporkan sudah menjalankan ketiga upacara ritual tersebut. Selepas Menjamu Benua diteruskan dengan Upacara Merangin pada malam hari selama 3 malam oleh para Dewa. Puncaknya upacara Mendirikan Tiang Ayu yang dipimpin Sultan sebagai tanda Erau dapat dimulai.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar