Pesona Sumbawa dan Bocah Sumbing di Serdadu Kumbang
Kekhasan alam Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) terekspose apik di Serdadu Kumbang, film terbaru Alenia Pictures milik pasutri Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Bukan semata padang rumput, pohon cita-cita, rona senja, dan balap kuda dalam film ini. Pun bocah berbibir sumbing sebagai kekuatan film ini yang menyedot perhatian.
Kehadiran Film Serdadu Kumbang membuktikan eksistensi Alenia Pictures membuat film-film anak-anak dengan segala macam persoalan, sekaligus mengangkat budaya dan pesona alam lokal. Sebelumnya Alenia sukses menggarap film Tanah Air Beta yang mengekspose alam Nusa Tenggara Timur (NTT) dan permasalahan warganya akibat terpisah di negara Timor Leste.
Kesulitan pembuatan film Serdadu Kumbang bukan mencari lokasinya melainkan peran utamanya bocah berbibir sumbing. Menurut Nia, kebanyakan bocah yang sumbing sudah dioperasi, dan andaipun ada banyak yang minder.
Setelah proses pencarian cukup lama kesana-kemari, akhirnya ditemukan Yudi Miftahudin, pelajar SD kelas 5 di Balaraja, Tangerang yang berbibir sumbing dan mau mengikuti audisi. Meski sumbing, Yudi anak yang pintar, buktinya selalu rangking 1 dari kelas 1 sampai 5 SD
Kendati belum pernah main film bahkan belum pernah masuk bisokop, Yudi dinilai Alenia memenuhi kriteria pemeran utama yang diingikan. Dia dilatih akting selama 1 tahun dan ikut proses reading naskah 1 bulan dengan seluruh pemain lainnya. Baru kemudian syuting di Sumbawa selama sebulan saat Yudi libur sekolah.
“Tidak disangka, bocah ini ajaib. Mainnya rilek, aktor dan aktris senior dilawan semua,” jelas Nia usai peluncuran film Serdadu Kumbang di Epicentrum, Jakarta. Bahkan dalam satu adegan menangis, lanjut Nia, aktingnya berhasil membuatnya, Ale, dan semua kru menangis karena begitu natural dan keluar, meski dia sempat ngambek.
Serdadu Kumbang, film yang menceritakan kegigihan bocah Sumbawa bernama Amek (diperankan Yudi) menggapai cita-citanya menjadi presenter TV ditengah ketebatasan ekonomi dan fisiknya, lataran sumbing.
Dia tinggal bersama ibunya Siti (Titi Sjuman) di Desa Mantar, di puncak bukit, jauh dari kota bersama kakaknya Minun (Monica Sayang Bati). Ayahnya, Zakaria (Asrul Dahlan) bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Kini Yudi yang lebih senang dipanggil Amek sudah tak sumbing lagi. Usai merampungkan syutingnya sebulan di Sumbawa, bibirnya dioperasi atas biaya Alenia.
Film yang saran dengan pesan pendidikan dan muatan lokal ini juga dibintangi Putu Wijaya. Film kelima Alenia Pictures ini sudah tayang di bioskop sejak 16 Juni 2011, bertepatan liburan sekolah. Buku Behine the Scene Serdadu Kumbang juga sudah dijual di toko-toko buku.
Pohon Cita-Cita
Jika di film Laskar Pelangi garapan Miles Production, pesona batu-batu granit berukuran besar di pantai-pantai Belitung kemudian tersohor dan menjadi bagian dari paket wisata Bumi Laskar Pelangi yang diminati wisatawan.
Akankah Pohon Cita-Cita yang tersaji artistik dan unik di Film Serdadu Kumbang mampu menarik orang untuk berwisata ke Sumbawa khususnya ke lokasi syuting tersebut? Waktu pula yang bicara.
Dalam film itu, Pohon Cita-Cita tumbuh di bibir tebing menghadap laut lepas. Dinamakan begitu karena setiap dahannya diikat dengan tali ke botol yang diisi secarik kertas bertuliskan cita-cita si penulisnya. Pohon ini bukan sekadar unik dan artistik, pun bermagnit pengharapan.
Nasakah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Kehadiran Film Serdadu Kumbang membuktikan eksistensi Alenia Pictures membuat film-film anak-anak dengan segala macam persoalan, sekaligus mengangkat budaya dan pesona alam lokal. Sebelumnya Alenia sukses menggarap film Tanah Air Beta yang mengekspose alam Nusa Tenggara Timur (NTT) dan permasalahan warganya akibat terpisah di negara Timor Leste.
Kesulitan pembuatan film Serdadu Kumbang bukan mencari lokasinya melainkan peran utamanya bocah berbibir sumbing. Menurut Nia, kebanyakan bocah yang sumbing sudah dioperasi, dan andaipun ada banyak yang minder.
Setelah proses pencarian cukup lama kesana-kemari, akhirnya ditemukan Yudi Miftahudin, pelajar SD kelas 5 di Balaraja, Tangerang yang berbibir sumbing dan mau mengikuti audisi. Meski sumbing, Yudi anak yang pintar, buktinya selalu rangking 1 dari kelas 1 sampai 5 SD
Kendati belum pernah main film bahkan belum pernah masuk bisokop, Yudi dinilai Alenia memenuhi kriteria pemeran utama yang diingikan. Dia dilatih akting selama 1 tahun dan ikut proses reading naskah 1 bulan dengan seluruh pemain lainnya. Baru kemudian syuting di Sumbawa selama sebulan saat Yudi libur sekolah.
“Tidak disangka, bocah ini ajaib. Mainnya rilek, aktor dan aktris senior dilawan semua,” jelas Nia usai peluncuran film Serdadu Kumbang di Epicentrum, Jakarta. Bahkan dalam satu adegan menangis, lanjut Nia, aktingnya berhasil membuatnya, Ale, dan semua kru menangis karena begitu natural dan keluar, meski dia sempat ngambek.
Serdadu Kumbang, film yang menceritakan kegigihan bocah Sumbawa bernama Amek (diperankan Yudi) menggapai cita-citanya menjadi presenter TV ditengah ketebatasan ekonomi dan fisiknya, lataran sumbing.
Dia tinggal bersama ibunya Siti (Titi Sjuman) di Desa Mantar, di puncak bukit, jauh dari kota bersama kakaknya Minun (Monica Sayang Bati). Ayahnya, Zakaria (Asrul Dahlan) bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Kini Yudi yang lebih senang dipanggil Amek sudah tak sumbing lagi. Usai merampungkan syutingnya sebulan di Sumbawa, bibirnya dioperasi atas biaya Alenia.
Film yang saran dengan pesan pendidikan dan muatan lokal ini juga dibintangi Putu Wijaya. Film kelima Alenia Pictures ini sudah tayang di bioskop sejak 16 Juni 2011, bertepatan liburan sekolah. Buku Behine the Scene Serdadu Kumbang juga sudah dijual di toko-toko buku.
Pohon Cita-Cita
Jika di film Laskar Pelangi garapan Miles Production, pesona batu-batu granit berukuran besar di pantai-pantai Belitung kemudian tersohor dan menjadi bagian dari paket wisata Bumi Laskar Pelangi yang diminati wisatawan.
Akankah Pohon Cita-Cita yang tersaji artistik dan unik di Film Serdadu Kumbang mampu menarik orang untuk berwisata ke Sumbawa khususnya ke lokasi syuting tersebut? Waktu pula yang bicara.
Dalam film itu, Pohon Cita-Cita tumbuh di bibir tebing menghadap laut lepas. Dinamakan begitu karena setiap dahannya diikat dengan tali ke botol yang diisi secarik kertas bertuliskan cita-cita si penulisnya. Pohon ini bukan sekadar unik dan artistik, pun bermagnit pengharapan.
Nasakah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar