Pameran Alat Musik Tradisional di Museum Nasional
Masya-rakat Indone-sia cende-rung menun-jukkan kurang keberpihakkannya kepada musik-musik tradisi. Demikian disampaikan Menbudpar Jero Wacik dalam Pameran Keragaman Alat Musik Nusantara bertajuk ”Harmoni Nusantara” di Museum Nasional, Selasa (12/10/2010). Jero Wacik membuka pameran dengan memainkan angklung, didampingi Dirjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar Aurora Tambunan.
”Dengan disajikannya bermacam alat musik tradisional secara terintegrasi, diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dapat lebih menghargai, mencintai, dan bangga atas kekayaan budaya, khususnya seni musik tradisional,” jelas Jero Wacik.
Pada kesempatan itu Jero Wacik juga menyarankan untuk membuat pameran tentang nilai-nilai budaya tak benda (intangible) atau spirit perjuangan para pahlawan nasional.
Saat meninjau pameran, Jero Wacik memainkan alat musik gamelan tradisonal khas Bali yang terbuat dari bambu, seperti Kolintang, berkolaborasi dengan peniup suling tradisional Bali.
Aurora menjelaskan pemeran alat musik tradisonal ini menyajikan kurang lebih 160 instrumen alat musik tradisional koleksi Museum Nasional, museum-museum provinsi, dan koleksi Museum ”Seribu Moko”, Kabupaten Alor, NTT.
Dalam pameran ini, lanjut Aurora, seni musik Nusantara disajikan dalam rangkaian sejarah budaya Nusantara mulai dari klasik sampai yang kontemporer. ”Tujuannya agar pengunjung dapat memahami posisi dan peran seni musik Nusantara dalam pembentukan budaya masa kini,” jelasnya.
Pameran yang juga menampilkan workshop pembuatan angklung, alat musik tradisional Sunda ini berlangsung selama sebulan dari 12 Oktober s/d 12 November 2010. Rencananya pameran ini juga akan diramaikan oleh musisi-musisi yang konsen dengan seni musik tradisional.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
”Dengan disajikannya bermacam alat musik tradisional secara terintegrasi, diharapkan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda dapat lebih menghargai, mencintai, dan bangga atas kekayaan budaya, khususnya seni musik tradisional,” jelas Jero Wacik.
Pada kesempatan itu Jero Wacik juga menyarankan untuk membuat pameran tentang nilai-nilai budaya tak benda (intangible) atau spirit perjuangan para pahlawan nasional.
Saat meninjau pameran, Jero Wacik memainkan alat musik gamelan tradisonal khas Bali yang terbuat dari bambu, seperti Kolintang, berkolaborasi dengan peniup suling tradisional Bali.
Aurora menjelaskan pemeran alat musik tradisonal ini menyajikan kurang lebih 160 instrumen alat musik tradisional koleksi Museum Nasional, museum-museum provinsi, dan koleksi Museum ”Seribu Moko”, Kabupaten Alor, NTT.
Dalam pameran ini, lanjut Aurora, seni musik Nusantara disajikan dalam rangkaian sejarah budaya Nusantara mulai dari klasik sampai yang kontemporer. ”Tujuannya agar pengunjung dapat memahami posisi dan peran seni musik Nusantara dalam pembentukan budaya masa kini,” jelasnya.
Pameran yang juga menampilkan workshop pembuatan angklung, alat musik tradisional Sunda ini berlangsung selama sebulan dari 12 Oktober s/d 12 November 2010. Rencananya pameran ini juga akan diramaikan oleh musisi-musisi yang konsen dengan seni musik tradisional.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar