. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 05 Oktober 2010

Madona My Darling Memukau Pembukaan Art Summit Indonesia 2010


Penari pria dan wanita grup Daegu City Modern Dance Company tampil memukau penonton yang hadir dalam pembukaan Art Summit Indonesia VI 2010 di Graha Bakti Budaya, Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki (GBB PKTIM), Jakarta, Senin (4/10/2010). Para penari dari Negeri Gingseng, Korea Selatan ini menarikan tarian Madona My Darling karya Hyun-OK Park.

Tarian kontemporer Madona My Darling ini diilhami salah satu puisi terkenal berjudul To My Bedroom karya seniman Sanghwa Lee. Tarian yang memadupadankan tari tradisional dan modern ini menyampaikan kritik dan keputusasaan sang narator ke dalam dunia yang seseungguhnya cerah dengan gaya yang sensasional. Tarian ini berhasil memikat perhatian tamu undangan pembukaan Art Summit Indonesia2010 yang diikuti 10 grup tari, musik, dan teater dari 5 negara. Tarian ini tampil dua kali tanggal 4 dan 5 Oktober di GBB, PKTIM.

Selain di PKTIM, perhelatan seni kontemporer kelas dunia ini juga digelar di dua kantung kesenian lainnya di Jakarta, yakni Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), dan Komunitas Salihara selama 20 hari, sejak 4 sampai dengan 24 Oktober ini.

Besok, tanggal 6 Oktober akan tampil musik Gamelan Pendro dan Cudamani pimpinan I Made Arnawa di Teater Kecil PKTIM, dan juga Teater Wayang Suket oleh Slamet Gundono di GKJ. Pada tanggal 8 & 9 Oktober tampil Teater Satu dari Lampung di Teater Kecil PKTIM. Dan pada 12 7 13 Oktober tampil musik gamelan oleh Blacius Subono di GKJ. Penampil tuan rumah lainnya tari Sekar Kliwon karya Nanu Munajar pada tanggal 16 dan 17 Oktober di GKJ, dan tari Nan Jombang Dance Company pada tanggal 23 dan 24 Oktober di GKJ.

Penampil dari mancanegara di antaranya tari Leine Roebana dari Belanda akan tampil pada tanggal 15 & 16 Oktober di GBB PKTIM, musik Talea Ensemble dari Amerika pada tanggal 20 & 21 Oktober di Teater Kecil PKTIM, dan musik Pierrot Lunaire dari Austria pada tanggal 22 & 23 Oktober di Komunitas Salihara.

“Sebagian besar karya dari penampil Indonesia adalah world premiere. Cuma selama ini kita tidak mengatakan begitu. Hal serupa dengan beberapa penampil dari luar negeri setelah diseleksi dan dipilih tim kurator,” terang Putu Wijaya sebagai salah seorang anggota tim kurator Art Summit Indonesia 2010.

Menurut Putu Wijaya lagi, Art Summit Indonesia 2010 ini lebih berbobot nilainya karena disertai seminar untuk pihak yang tertarik pada dunia kajian dan penelitian seni. Seminar mengangkat tema "Contemporary Arts and the Demand of Cultural Industries", akan digelar pada 11 Oktober di Hotel Treva International, Jakarta. Pembicara seminar antara lain Farouq Chaudry (London) Cobina Gillit (Amerika), Franky Raden (Indonesia), dan Nyak Ina Raseuki (Indonesia).

Membangun Karakter Bangsa
Hadir dalam pembukaan Art Summit Indonesia keenam ini, sejumlah seniman, budayawan, penikmat seni berkualitas, dan para pejabat pemerintahan antara lain Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (Dirjen NBSF) Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar), Tjetjep Suparman.

Menurut Tjetjep Suparman perhelatan pentas seni bertaraf internasional yang digelar Kemenbudpar ini bukan sekadar pemenuhan mengenai perkembangan kebudayaan terkini kepada publik untuk berbagai kepentingan, baik itu bahan studi, keperluan kreatif, analisis, bahan kajian program pendidikan, bahan promosi dan diplomasi, dan kepentingan apresiasi. “Art Summit Indonesia 2010 ini pun erat kaitannya dengan program nasional membangun karakter bangsa,” jelasnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP