Inovatif Kunci Meraih Peluang Bisnis Pariwisata 5 Tahun Kedepan
Pariwi-sata Indone-sia 5 tahun kedepan meski bersaing sengit dengan negara-negara di Asia, namun masih berpeluang meraih peningkatan yang signifikan dari perolehan kunjungan wisman, bisnis, dan investasi di dalamnya. Kunci sukses meraih peluang tersebut salah satunya inovatif dalam membuat dan mengemas produk dan jasa pariwisata. Ini terkuak dalam Seminar International Tourism Business Opportunities 2011-2015 di Jakarta, Senin, (25/10/2010).
Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata, Kementerian Kebudayaan & Pariwisata DR. Sapta Nirwandar dalam seminar ini menyampaikan target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia 2011 nanti menjadi 7,5 juta wisman atau naik 300.000 orang dari tahun ini.
Target kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun-tahun berikutnya pun naik. Untuk tahun 2012, target kunjungan wisman naik menjadi 7,7 juta, 2013 (8 juta), 2014 (8,2 juta), dan tahun 2015 menjadi 8,5 juta wisman. “Target optimis ini membuktikan bahwa masih ada peluang bisnis pariwisata Indonesia meskipun dunia masih dilanda krisis ekonomi dan persaingan pariwisata dengan negara-negara lainnya semakin tinggi,” jelasnya.
Indikator lainnya, lanjut Sapta dapat dilihat dari naiknya pendapatan negara dari sektor pariwisata. “Pada tahun 2006, sektor pariwisata berada di posisi 6 penyumbang devisa. Lalu naik 1 peringkat menjadi ke-5 pada tahun 2007. Dan pada tahun 2008-2009 melonjak ke posisi tiga setelah migas dan perkebunan kelapa sawit. Tahun- tahun ke depan berpeluang naik seiring dengan semakin meningkatnya kunjungan wisman,” jelasnya.
Seminar internasional yang menghadirkan pembicara Managing Director Tourism Intelligence International Dr. Auliana Poon dan pendiri Hongkong University Prof. Kaye Chon, dan moderator Rektor Universitas Trisakti Prof Azril Azahari ini diikuti peserta dari berbagai kalangan baik sektor industri pariwisata antara lain Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani, pemerintahan, dan sejumlah mahasiswa jurusan pariwisata Trisakti Jakarta.
Menurut Prof Kaye Chon, salah satu kiat menghadapi persaingan dalam dunia pariwisata global adalah inovatif. “Inovatif baik dalam bentuk kemasan produk dan jasa pariwisata sangat berpengaruh dalam menjaring konsumen dalam hal ini wisatawan,” jelasnya.
Bagaimana dengan inovasi pariwisata Indonesia? Kalau boleh jujur, jangankan inovatif, produk dan jasa pariwisata yang dikelola dan dikemas secara baik dan profesional hingga layak jual berskala internasional saja, masih sedikit.
Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Tri Akbar Handoko, Kemenbudpar
0 komentar:
Posting Komentar