Antara Maudy, Travelling, Betawi, dan ‘Hutang’
Bicara soal travelling, artis cantik Maudy Koesnaedi punya pengalaman segudang. Maklumlah sejak masih gadis sampai kini, dia masih melakoni hobinya berpergian ke obyek-obyek wisata di Tanah Air. Mengapa pula ibu satu anak ini kembali bersibuk diri memproduseri sandiwara musikal Betawi? Padahal dia asli orang Sunda. Usut punya usut dia mengaku mau melunasi ‘hutang’.
Maudy punya hutang? Mungkin ini pertanyaan yang paling mengusik Anda ketika membaca judul di atas. Pasti Anda heran artis setenar Maudy yang kerap membawakan acara besar baik itu on air di TV maupun off air, bisa begitu. Padahal perempuan ceria ini pun laris manis membintangi sejumlah iklan bermacam produk ternama. Bahkan sampai saat ini dia masih terikat kontrak sebagai bintang iklan salah satu merek ponsel yang rajin menayangkan wajah cantiknya di layar kaca dan sejumlah billboard besar di jalan-jalan utama Jakarta.
Pundi-pundi uang yang dikumpulkannya dari semua itu, tentu sudah lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya, keluarga, dan masa depan anaknya kelak. Apalagi dia juga dikenal sebagai artis elegan yang tetap bersahaja dan tentu saja berimej baik. Lalu kenapa bisa punya hutang? Mungkin ini jadi pertanyaan Anda selanjutnya.
Hutang yang ‘menghantui’ artis yang belum lama ini menjadi juri salah satu acara di Kendari, bukanlah hutang piutang berupa uang atau harta benda. Melainkan hutang atas janjinya sewaktu mengikuti pemilihan Abang None (Abnon) Jakarta beberapa tahun silam.
Ketika itu dia ditanya oleh salah satu juri. Apa yang bisa dilakukannya apabila terpilih menjadi None Jakarta? Dia menjawab, akan mengajak anak-anak jebolan Abnon Jakarta membuat suatu pertunjukan seni yang mengangkat budaya Betawi.
Setelah terpilih menjadi None Jakarta dari perwakilan Jakarta Utara, namanya pun mulai dilirik orang. Sampai akhirnya dia menjadi salah satu artis besar yang telah memainkan sejumlah sinetron, model videoklip, FTV, presenter, bintang iklan, dan juga film layar lebar, baru setahun lalu dia bisa melunasi ‘hutang’nya itu. Dia mengajak Abnon khususnya perwakilan dari Jakarta Utara mementaskan pertunjukkan seni drama musikal Nyai Dasima yang sukses dalam 2 kali pertunjukan.
Tahun ini, istri Erik Meijer ini melunasi satu ‘hutang’nya lagi dengan mementaskan sandiwara musikal Betawi bertajuk DOEL “Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik”. Dia terlibat kembali sebagai produser sekaligus pemain. Kok, bisa hutangnya dibayar dengan sandiwara musikal dengan judul tersebut? Mungkin ini jadi pertanyaan Anda lagi.
Menyusuri jejak karier Maudy, tak bisa dipungkiri banyak orang yang terkesan dengan aktingnya sebagai perempuan Betawi bernama Zaenab dalam sinetron fenomenal Si Doel Anak Sekolahan (Si DAS) beberapa tahun lalu. Berkat sinetron berlatar budaya Betawi itulah, namanya melesat sebagai artis tersohor di jagat hiburan Tanah Air. Dia merasa ‘berhutang’ dengan sineteron tersebut, karena itulah untuk membayarnya dia mementaskan drama musikal yang diberi judul DOEL....Dengan judul tersebut, seolah Maudy ingin membuktikan bahwa dia bukanlah kacang yang lupa kulitnya.
Sandiwara musikal Betawi yang akan dipentaskannya itu akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 14 dan 15 Mei 2010. Menurut pengakuannya, pementasan kali ini lebih rumit dan bikin pusing dibanding pementasan pertama tahun lalu, baik dari jumlah orang yang terlibat maupun perlengkapan pementasannya. Pasalnya melibatkan 200 orang, termasuk para pemainnya yang sebagian besar dari pemenang dan finalis Abnon perwakilan dari seluruh wilayah Jakarta. Kendati begitu dia mengaku senang menjalaninya meskipun harus merogoh kocek pribadi dan mencari sponsor sana-sini, di tengah kesibukannya sebagai artis dan ibu rumah tangga.
Lalu mengapa lagi-lagi dia mengakat budaya Betawi? Apakah pula untuk membayar ‘hutang’ lantaran dia jadi terkenal usai terpilih jadi None Jakarta 1993, dan namanya makin melambung setelah berperan sebagai perempuan Betawi dalam Si DAS? Mungkin ini juga jadi pertanyaan Anda.
Maudy tak menampik itu. Wajar rasanya budaya Betawi melekat didirinya meskipun kedua orangtuanya asli Sunda. Dia lahir dan besar di Jakarta, terlebih belajar banyak mengenai budaya tersebut saat mengikuti pemilihan Abnon dan syuting Si DAS.
“Aku menyukai segala macam pertunjukan seni. Kebetulan aku memahami budaya Betawi makanya aku buat sandiwara musikal berlatar budaya tersebut sekalipun dalam kemasan modern. Kalau pun kelak aku buat pementasan budaya China atau Arab dan lainnya, tetap saja ada unsur Betawinya,” jelasnya kepada Travelplusindonesia dengan wajah sumringah saat memantau latihan persiapan pementasannya di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan tadi malam, Selasa (4/5).
Malam merayap pasti. Dengan langkah pasti pula Maudy memberi arahan kepada beberapa pemain sandiwara musikal Betawi yang bakal dipentaskannya beberapa hari lagi. Akan dibawa kemana drama musikal yang diproduserinya ini? Apakah berlanjut di tahun-tahun berikut atau hanya sekadar pelunasan hutangnya?
Dia mengaku belum tahu dan enggan berhutang janji lagi. Yang pasti, jerih payahnya bersibuk diri membuat dua kali pementasan sandiwara musikal berakar budaya Betawi, makin melebarkan sayap keartisannya dan membuat citra positifnya kian berkilau.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar