Taman Nasional, Wisata Unggulan Masa Depan
Indone-sia memiliki 50 taman nasional yang tersebar di hampir seluruh Tanah Air. TN tersebut memiliki sumber daya alam luar biasa baik keanekaragaman flora dan fauna maupun keindahan alamnya. Oleh karenanya Kementerian Kehutanan sangat concern untuk menjadikan taman nasional sebagai destinasi wisata unggulan dikemudian hari.
Hal ini terlontar dalam acara Temu Bisnis Taman Nasional yang berlangsung di Asembly, Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Kemarin (Sabtu (17/4). Temu Bisnis tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam pameran Indogreen Forestry 2010 yang berlangsung sejak 15 April lalu dan berakhir hari ini, 18 April di JCC.
Temu Bisnis Taman Nasional bertema “Pengembangan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Menjadi Objek Wisata Masa Depan” ini diikuti sejumlah panelis baik dari pemerintah pusat dan daerah maupun pengelola sejumlah Taman Nasional seperti Way Kambas-Lampung, Bukit Barisan Selatan, Ujung Kulon-Banten, Halimun-Salak & Gede-Pangrango-Jawa Barat, Gunung Merapi-Yogyakarta, Kepulauan Seribu-DKI Jakarta, Karimun Jawa-Jawa Tengah, Tanjung Puting, Sebangau, Siberut, dan Kerinci Seblat. Serta pengelola Taman Wisata Alam, antara lain Gunng Pancar, Carita, Pulau Sangean, Jember, Tangkupan Perahu, Telaga Warna, Sukawayana, dan Cimanggu.
Peserta temu bisnis ini antara lain para pengusaha wisata, resort/hotel, dan biro perjalanan serta pengunjung. Adapun tujuan temu bisnis taman nasinal ini agar terwujud pembangunan, pengembangan, dan peningkatan arus tujuan wisata ke taman nasional dan taman wisata alam yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Minggu (18/4) siang ini, di pameran yang diselenggarakan oleh Kementerian Kehutanan dan PT Wahyu Promocitra ini berlangsung talkshow bertema “Peran Swasta dalam Melestarikan Hutan Indonesia” yang diselenggarakan oleh PT Artha Graha, salah satu peserta pameran.
Terkait dengan tema talk show tersebut dan juga tema pameran ini “Melestarikan Hutan Indonesia untuk dunia”, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyerukan “Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon”.
Seruan tersebut ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya pihak-pihak yang berkompeten pada upaya-upaya penyelamatan hutan seperti pengembangan hutan industri yang berkelanjutan, reboisasi, dan pengembangan potensi hutan tanaman industri. Gerakan ini, lanjut Zulkifli Hasan sangat mendesak untuk dilakukan, terlebih ditengah isu pemanasan global dan peningkatan suhu bumi.
Pameran ini gratis untuk umum. Diikuti 108 peserta dari pemda melalui dinas kehutanan, perusahaan kehutanan, perkebunan, pertambangan, minyak dan gas bumi, pulp & paper, serta perusahaan yang peduli akan pelestarian hutan dan lingkungannya.
Di pameran ini, pengunjung dapat melihat prses pembangunan hutan berkelanjutan termasuk reklamasi pada lahan bekas tambang, sejumlah potensi hutan non kayu seperti rotan, gaharu, biofarmaka, madu, dan kekayaan biodiversity serta serta kegiatan penanaman serentak dalam rangka menyukseskan program penanaman satu miliar pohon.
Berdasarkan pantauan Travelplusindonesia, sejumlah sekolah mengajak para siswanya ke pameran ini untuk mengetahui potensi kehutanan Indonesia. “Berlibur sambil belajar,” kata salah seorang guru pendamping. Masing-masing siswa diberi tugas oleh guru pendaping, mencatat pohon-pohon yang dipamerkan termasuk hasil produksi hutan.
Di salah satu booth peserta pameran terpajang tengkorak kepala buaya muara. Tengkorak tersebut jadi perhatian pengunjung dengan mengambil gambarnya. Beberapa di antaranya berfoto bersama dengan tengkorak tersebut.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar