. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 25 Maret 2010

Sosialisasi Budaya Damai Masyarakat Multikultural



Dalam upaya mena-namkan nilai kebersa-maan atas keberagaman suku budaya di kalangan pelajar, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) menggelar kegiatan bertajuk Sosiaslisasi Budaya Damai dalam Masyarakat Multikultural di Indonesia. Dengan kegiatan ini diharapkan tumbuh rasa toleransi sejak dini.

Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri Bidang Multikultur, Kemenbudpar Sri Rahayu Budiarti usai memberi pengarahan dalam pertemuan teknis pra kegiatan di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (25/3) kepada sejumlah murid dan guru dari masing-masing sekolah yang akan mengikuti kegiatan tersebut.

Dengan kegiatan ini diharapkan Kemenbudpar mendapat masukan mengenai potret pelajar khususnya para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengenai pandangannya sebagai anak Indonesia baik kendala, peluang maupun harapannya. “Berdasarkan itu, Kemenbudpar dapat menyusun kebijakan multikulturalisme yang bermuara pada pembangunan karakter dan jatidiri bangsa sejak dini,” jelasnya.

Kegiatan yang akan berlangsung pada 3-4 April 2010 di Lembah Hijau Resort, Ciloto, Kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat ini diikuti 30 SMP di Jakarta. Masing-masing sekolah mengirimkan 2 pelajar terbaik atau berprestasi tanpa guru pendamping. “SMP yang ikut berstatus negeri maupun wasta dari sekolah unggulan, favorit maupun biasa, baik SMP Islam, Khatolik mapun umum. Tujuannya agar mereka saling mengenal dan tumbuh rasa toleransi,” terangnya.

Dalam kegiatan ini, masing-masing peserta diwajibkan membuat karangan essay tentang pandangannya mengenai keberagaman bangsa ini dari kaca matanya sebagai pelajar, sebanyak 2 lembar. “Dari lomba essay ini akan dipilih 6 juara dengan hadiah uang untuk juara pertama Rp 750.000 dan seterusnya,” ungkapnya.

Selama kegiatan peserta diharuskan mengikuti sejumlah acara seperti dialog interaktif dan dongeng mengenai multikulturalisme, hiburan berupa games dan outbond di dalam dan luar ruangan yang bertujuan menanamkan rasa kebersamaan. Setelah itu seluruh peserta melakukan operasi semut, membersihkan sampah bekas kegiatan di lokasi. “Selama di lokasi, peserta inap dalam 1 kamar untuk 2 orang dari beda sekolah agar saling kenal dan interaksi,” jelasnya.

Dalam pertemuan teknis yang juga dihadiri Kasubdit Dokumentasi dan Publikasi Direktorat Nilai Sejarah, Ditjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudpar Sri Suharni dan juga perwakilan Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), sejumlah guru memberi masukan agar murid yang mengikuti kegiatan ini didampingi guru pendamping dan saran lainnya.

Hasil kegiatan pertama ini, lanjut Sri Rahayu Budiarti nantinya akan dievaluasi. Bila ternyata baik buat peserta dan memberikan masukan yang signifikan bagi Kemenbudpar dalam menyusun kebijakan mengenai multikuralsime, kegiatan ini akan dilakukan kembali dalam skala yang lebih besar. “Pesertanya nanti lebih banyak, bisa SMP per wilayah Indonesia Timur, Barat atau Tengah untuk mengetahui masing-masing karakter pelajar dan wawasannya mengenai multikulturalisme di masing-masing wilayah. Dan kegiatan berikutnya, murid akan didampingi guru dengan program tersendiri,” janjinya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP