Uji Coba Sarung Batik di Candi Borobudur Satu Bulan
Selama Februari ini pengunjung Candi Borobudur masih dipinjamkan sarung batik dan sandal secara cuma-cuma. Mulai Maret diberlakukan ketentuan wajib memakai sarung batik dan sandal dengan harga termasuk dalam tiket.
Demikian disampaikan Diruktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Purnomo Siswoprasetjo sebelum penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) antara PT TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko dengan Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (UI) dan dengan UKM Center Fakultas Ekonomi, UI di The Polo Club, Menara Batavia Jakarta, (9/2).
“Dalam tahap uji pemakaian sarung batik selama sebulan ini, khususnya diperuntukkan buat pengunjung Borobudur yang mengenakan celana atau rok pendek. Pengunjung yang mengenakan sepatu hak tinggi atau bersol keras juga diharuskan mengenakan sandal beralas karet yang lunak agar tidak menggerus batu candi,” kata Purnomo.
Dalam masa uji coba ini, lanjut Purnomo, PT TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko belum menarik biaya. “Mulai Maret diberlakukan harga tiket baru yang sudah termasuk dengan biaya sarung batik dan sandal. Dengan catatan pengunjung tidak keberatan dengan pemberlakukan ini,” jelasnya.
Untuk pengunjung domestik tiketnya menjadi Rp 46.000 per orang. Perincian harga tersebut, lanjut Purnomo, dari tiket masuk Rp 15.000 ditambah sarung batik kelas Pasar Beringharjo Rp 25.000 dan sandal Rp 6.000. Sedangkan untuk pengunjung mancanegara dari semula harga tiketnya Rp 135.000 ditambah sarung batik dan sandal menjadi Rp 141.000 per orang. “Harga paket tersebut adalah harga standar dan masih bisa berubah, disesuaikan dengan kualitas bahan dan motif sarung batiknya. Semakin bagus bahan dan motif sarungnya jelas bertambah harganya,” ungkapnya.
Menurut Presiden Komisaris PT TWC Borobudur, Prambanan & Ratu Boko S.D. Darmono, pemberlakuan wajib mengenakan sarung batik dan sandal khusus bagi pengunjung Borobudur merupakan upaya turut melestarikan Candi Bodorbudur agar masyarakat turut menghormati dan menghargai nilai-nilai budaya warisan budaya dunia ini. “Upaya ini sekaligus mengembangkan budaya mengenakan sarung di tempat-tempat suci khusus Borobudur sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar candi ini,” jelasnya.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
0 komentar:
Posting Komentar